HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Glibenclamide: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 9, 2019 Waktu baca: 4 menit

Glibenclamide atau glyburide adalah obat anti diabetes mellitus tipe 2 yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea. Glibenclamide menurunkan kadar gula darah dengan cara berikatan dengan kanal kalsium pada permukaan sel pancreas sehingga mengurangi konduksi kalsium untuk keluar sel sehingga kadar ion kalsium intraseluler sel beta pankreas meningkat dan menstimulasi produksi insulin. Dengan peningkatan rasio insulin, maka glukosa yang diubah menjadi energi bertambah sehingga kadar gula darah menurun.

Obat Glibenclamide biasanya dipasarkan dengan kadar 2.5 mg / tablet dan 5 mg / tablet. Obat ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat anti diabetes oral lain atau insulin. Kombinasi dengan anti diabetes oral lain misalnya metformin, beberapa tersedia sebagai dosis tetap dalam satu tablet, sehingga pemakaiannya lebih nyaman, daripada harus mengkonsumsi dua atau lebih tablet.

Mengenai Glibenclamide

Golongan

Obat Keras

Kemasan

  • 2.5 mg tablet
  • 5 mg tablet

Manfaat Glibenclamide

Kegunaan glibenclamide adalah untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 jika kadar gula darah tidak cukup dikendalikan dengan diet, latihan fisik dan penurunan berat badan saja (modifikasi gaya hidup).

Efek Samping glibenclamide

Berikut adalah beberapa efek samping glibenclamide yang umum terjadi :

  • Efek samping glibenclamide pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, sembelit dan nyeri pada ulu hati.
  • obat ini juga mempunyai efek samping seperti sakit kepala, demam, kenaikkan berat badan, dan reaksi alergi pada kulit terutama pada orang-orang yang peka.
  • Reaksi alergi seperti gatal, eritema, urtikaria, dan erupsi maculopapular. Jika reaksi ini muncul maka segera hentikan obat.
  • Porfiria, sensitive terhadap cahaya, leukopeniatrombositopenia pernah dilaporkan sebagai efek samping dari golongan sulfonylurea.
  • Hiponatremia atau gangguan keseimbangan elektrolit atau meningkatnya sekresi hormone antidiuretic.
  • Hati-hati dengan resiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah), terutama jika digunakan untuk jangka waktu lama dan dengan dosis yang lebih tinggi.

Dosis glibenclamide

glibenclamide diberikan dengan dosis :

  • Dosis lazim dewasa : awal 5 mg / hari.
  • Jika obat ini harus digunakan untuk lansia / atau penderita yang sangat lemah : Dosis awal dikurangi menjadi 2.5 mg / hari.
  • Dosis maksimum adalah 15 mg / hari.
  • Gunakan obat ini setelah makan atau bersama makanan (saat sarapan atau makanan besar pertama).
  • Dosis dan durasi pemakaian akan sangat tergantung dari evaluasi dokter.

Interaksi Obat

glibenclamide berinteraksi dengan obat-obat berikut :

  • Alkohol, siklofosfamid,  antikoagulan kumarin, inhibitor MAO, fenilbutazon, penghambat beta adrenergik, sulfonamid dapat meningkatkan efek hipoglikemia.
  • Obat-obat kortikosteroiddiuretik tiazid, dan adreanalin dapat menurunkan efek hipoglikemia.

Kontraindikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang mempunyai riwayat hipersensitif (alergi) terhadap glibenclamide atau obat-obat yang termasuk golongan sulfonilurea dan sulfonamide lainnya.
  • Obat ini juga dikontraindikasikan untuk orang-orang dengan defisiensi G6PD (enzim yang melindungi sel darah merah), karena obat ini bisa menyebabkan hemolisis akut.
  • Orang-orang yang memiliki gangguan pada ginjal, hati, kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
  • Obat ini juga tidak disarankan jika anda akan menjalani operasi, memiliki infeksi berat, atau usia di atas 70 tahun.
  • Penderita diabetes mellitus tipe 1, prekoma dan koma diabetes atau pasien yang dalam urinenya terdapat senyawa keton (ketoasidosis) dilarang menggunakan obat ini.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan obat glibenclamide adalah sebagai berikut :

  • Obat ini sebaiknya digunakan setelah makan atau bersama makanan, biasanya pada makan pagi.
  • Obat ini tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan fungsi hati, ginjal terutama gagal ginjal, dan pasien lanjut usia (di atas 70 tahun).
  • Jangan menggunakan glibenclamide tanpa resep dokter atau menggunakannya melebihi dosis yang dianjurkan karena obat ini beresiko menyebabkan penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemia) yang bisa berakibat fatal.
  • Karena resiko terjadinya hipoglikemia yang ditandai dengan tubuh yang lemah dan pusing, sebaiknya anda tidak menyalakan mesin atau mengemudi selama menggunakan anti diabetes oral seperti glibenclamide.
  • Jika anda sedang hamil atau anda ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
  • Pengobatan disaat stres sebaiknya menggunakan terapi suntikan insulin.
  • Pengaturan pola makan dan aktivitas olahraga mungkin akan membantu proses pengendalian gula darah anda.
  • Jika anda mengalami efek samping yang berat misalnya terjadi reaksi alergi atau anda lemas karena penurunan gula darah yang drastis segera hubungi pihak medis.

Toleransi terhadap kehamilan

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan glibenclamide kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :

penelitian pada reproduksi hewan tidak  menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.

Hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia. Mengingat efek buruk yang mungkin terjadi, kebanyakan para ahli menyarankan untuk lebih memilih insulin daripada anti diabetes oral jika digunakan untuk mengontrol kadar gula darah wanita hamil.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app