Kortikosteroid: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 12, 2019 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Kortikosteroid sistemik mengacu pada kortikosteroid yang diberikan secara oral atau dengan suntikan dan didistribusikan ke seluruh tubuh. 
  • Kortikosteroid sintetis meniru fungsi kortikosteroid yang terjadi secara alami.  Digunakan untuk menggantikan kortikosteroid pada orang yang kelenjar adrenalnya yang tidak dapat menghasilkan jumlah kortikosteroid yang cukup.
  • Kortikosteroid sebagian besar berfungsi sebagai antiradang untuk menangani arthritis atau rematik, kolitis, asma, bronkitis, ruam kulit, hingga alergi.
  • Dosis kortikosteroid berupa betametason untuk menangani alergi adalah 0,5-5 mg per hari. Dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit pasien.
  • Walaupun cenderung aman, hindari penggunaan kortikosteroid secara berlebihan atau jangka panjang karena dapat memicu sindrom Cushing.
  • Klik untuk mendapatkan Kortikosteroid atau alat kontrasepsi & hormon lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Kortikosteroid adalah hormon steroid yang diproduksi oleh tubuh atau bisa juga merupakan hormon buatan manusia. Kortikosteroid sistemik mengacu pada kortikosteroid yang diberikan secara oral atau dengan suntikan dan didistribusikan ke seluruh tubuh. 

Kortikosteroid jenis ini tidak termasuk kortikosteroid yang digunakan di mata, telinga, hidung, pada kulit atau yang dihirup. Meskipun dalam jumlah kecil, kortikosteroid ini dapat diserap ke dalam tubuh.

Mekanisme kerja Kortikosteroid

Kortikosteroid yang dibentuk secara alami, hidrokortison (Cortef) dan kortison, diproduksi oleh bagian terluar dari kelenjar adrenal yang dikenal sebagai korteks (sehingga disebut kortikosteroid). Kortikosteroid diklasifikasikan sebagai:

  • Glucocorticoids (anti-inflamasi) yang menekan peradangan dan kekebalan dan membantu dalam pemecahan lemak, karbohidrat, dan protein, atau sebagai
  • Mineralokortikoid (penahan garam) yang mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh.

Kortikosteroid sintetis meniru fungsi kortikosteroid yang terjadi secara alami dan dapat digunakan untuk menggantikan kortikosteroid pada orang dengan kelenjar adrenal yang tidak dapat menghasilkan jumlah kortikosteroid yang cukup. Namun, mereka lebih sering digunakan dalam dosis yang tinggi untuk mengobati penyakit kekebalan tubuh yang bekerja terlalu berlebihan, dan peradangan atau gangguan keseimbangan garam dan air. 

Contoh kortikosteroid sintetis meliputi:

  • Dethamethasone, (Celestone)
  • Prednisone (Prednisone Intensol)
  • Prednisolone (Orapred, Prelone)
  • Triamcinolone (Aristospan Intra-Articular, Aristospan Intralesional, Kenalog)
  • Methylprednisolone (Medrol, Depo-Medrol, Solu-Medrol)
  • Dexamethasone (Dexamethasone Intensol, DexPak 10 Hari, DexPak 13 Hari, DexPak 6 Hari).

Beberapa glukokortikoid juga di samping digunakan sebagai anti radang, memiliki sifat penahan garam tetapi kebanyakan digunakan untuk efek anti-inflamasi. Fludrocortisone (Florinef), mineralokortikoid sintetis memiliki efek penahan garam yang kuat dengan efek anti-radang yang signifikan, dan digunakan sebagian besar untuk menjaga keseimbangan garam dan air di dalam tubuh.

Manfaat Kortikosteroid 

Kortikosteroid yang termasuk golongan glukokortikoid mempengaruhi sistem tubuh dengan beberapa cara. Tetapi sebagian besar berfungsi sebagai anti radang yang kuat dan dalam kondisi yang berhubungan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh seperti:

Kortikosteroid golongan glukokortikoid digunakan untuk mengobati:

  • Lupus sistemik
  • Psoriasis berat
  • Leukemia
  • Limfoma
  • Purpura thrombocytopenic idiopatik
  • Anemia hemolitik autoimun

Kortikosteroid ini juga digunakan untuk menekan sistem kekebalan dan mencegah penolakan pada orang yang menjalani transplantasi organ serta kondisi lainnya.

Fludrocortisone (Florinef), kortikosteroid golongan mineralokortikoid oral yang poten dan sistemik digunakan untuk mengobati penyakit Addison yang menyebabkan hilangnya garam seperti pada hiperplasia adrenal kongenital. Fludrocortisone juga digunakan secara umum untuk mengobati kondisi tekanan darah rendah (hipotensi) meskipun hal ini belum direkomendasikan oleh badan pengolahan obat dan makanan di Amerika.

Dosis Kortikosteroid

Betametason

Untuk peradangan atau alergi

  • Oral pada orang dewasa: 0,5-5 mg per hari dibagi menjadi beberapa kali pemberian, tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan respons pasien terhadap obat.
  • Suntik pada orang dewasa:  4-20 mg per hari.

Untuk rheumatoid arthritis

  • Oral untuk orang dewasa: 0,5-2 mg per hari.

Untuk psoriasis

  • Topikal untuk orang dewasa: Betametason 0,05% dioleskan secukupnya, 2 x sehari selama 4 minggu

Untuk peradangan kulit

  • Topikal untuk orang dewasa: Oleskan betametason 1-3 x per hari selama 2-4 minggu atau hingga kondisi membaik

Prednison

Untuk alergi

  • Tablet untuk orang dewasa: 30 mg pada hari ke-1 pengobatan, lalu dilanjutkan pemberian dosis 5 mg pada hari seterusnya sampai tablet ke-21.

Untuk asma

  • Tablet dewasa: 40-60 mg per hari, dibagi menjadi 1-2 kali pemberian selama 3 hari atau lebih

Prednisolone

Untuk rheumatoid arthritis

  • Tablet untuk orang dewasa: dosis awal 5-7,5 mg per hari disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Salep untuk orang dewasa: ambil secukupnya dengan ujung jari, lalu oleskan secara merata ke daerah yang ingin diobati.

Untuk alergi, peradangan, dan penyakit autoimun

  • Tablet untuk dewasa: 5-60 mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian. Dosis pemeliharaan adalah 2,5-15 mg per hari.

Dexamethasone

Untuk peradangan

  • Oral untuk orang dewasa: 0,75-9 mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian.

Untuk peradangan sendi

  • Cairan suntik untuk orang dewasa: 0,8-4 mg tergantung dari ukuran daerah sendi yang meradang. Kemudian, untuk suntik jaringan lunak sebanyak 2-6 mg dan bisa diulang tiap 3 hari - 3 minggu.

Efek samping Kortikosteroid

Walaupun kortikosteroid aman digunakan, kortikosteroid dapat menyebabkan suatu sindrom yang dikenal dengan sindrom Cushing jika digunakan dalam jangka panjang. Sindrom Cushing adalah kumpulan gejala yang meliputi:

  • Penambahan berat badan
  • Kegemukan
  • Timbunan lemak, terutama di bagian tengah tubuh, wajah (menyebabkan wajah bundar, bulan), dan antara bahu dan punggung atas (menyebabkan punuk kerbau)
  • Stretch mark ungu pada payudara, lengan, perut, dan paha
  • Kulit menipis sehingga dapat memar dengan mudah
  • Cedera kulit yang lambat untuk sembuh
  • Jerawat
  • Kelelahan
  • Kelemahan otot
  • Intoleransi glukosa yang bisa mengarah pada diabetes melitus
  • Peningkatan rasa haus
  • Meningkatkan buang air kecil
  • Pengeroposan tulang
  • Tekanan darah tinggi
  • Sakit kepala
  • Disfungsi kognitif
  • Kegelisahan
  • Sifat lekas marah
  • Depresi peningkatan insiden infeksi

Pada wanita, gejala yang muncul dapat meliputi tumbuhnya rambut wajah dan tubuh serta menstruasi tidak teratur atau tidak haid sama sekali.

Pria juga mungkin memiliki:

Anak-anak dengan kondisi ini umumnya mengalami obesitas dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.

Perhatian

Bagi kebanyakan orang, termasuk wanita hamil atau menyusui, penggunaan inhaler kortikosteroid dan suntikan relatif aman. Namun, obat tersebut hanya akan digunakan jika seorang dokter berpikir manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Karena tablet steroid lebih mungkin menyebabkan efek samping, ada beberapa keadaan ketika seharusnya tidak digunakan atau hanya digunakan dengan hati-hati. Keadaan tersebut yaitu:

  • Sedang mengalami infeksi luas yang sedang berlangsung.
  • Memiliki masalah kesehatan atau perilaku mental - seperti depresi atau ketergantungan alkohol
  • Memiliki kondisi fisik tertentu - seperti masalah hati, gagal jantung, tekanan darah tinggi atau diabetes.
  • Mengonsumsi obat lain yang mungkin berinteraksi dengan kortikosteroid.

Steroid digunakan untuk mengobati banyak kondisi di mana sistem pertahanan tubuh tidak berfungsi dengan baik (bekerja berlebihan) dan menyebabkan kerusakan jaringan. Steroid mungkin merupakan terapi utama untuk penyakit tertentu. Untuk kondisi lain, steroid mungkin hanya digunakan ketika pengobatan lain belum berhasil.

Keputusan untuk meresepkan steroid dan dosisnya selalu dibuat secara khusus tiap-tiap orang. Dokter tentunya akan mempertimbangkan usia Anda, aktivitas fisik, dan obat-obatan lain yang sedang Anda gunakan. Dokter juga akan memastikan Anda memahami potensi manfaat dan risiko steroid sebelum Anda mulai mengonsumsinya.

Artikel terkait:


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app