Kostipasi - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 21, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 6 menit

Menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal, sembelit adalah salah satu masalah pencernaan yang paling sering di Amerika Serikat, keadaan ini mempengaruhi sekitar 42 juta orang Amerika. Konstipasi atau sembelit didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang memiliki gerakan usus yang lambat yang bergerak kurang dari tiga kali seminggu yang bisanya disebabkan karena kotoran yang keras.

Apa yang menyebabkan sembelit?

Fungsi utama usus besar Anda adalah menyerap air dari sisa makanan saat melewati sistem pencernaan Anda. Usus besar kemudian akan menghasilkan tinja (limbah). Otot-otot usus besar yang berfungsi untuk mendorong kotoran melalui dubur untuk dikeluarkan. Jika tinja atau kotoran tetap berada di usus besar terlalu lama, maka kotoran tersebut bisa menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan.

Pola makan yang buruk sering menyebabkan sembelit. Serat makanan dan asupan air yang cukup diperlukan untuk membantu menjaga feses atau kotoran tetap lunak. Makanan yang kaya serat umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Serat hadir dalam bentuk yang larut dan tidak larut. Serat yang larut dapat larut di dalam air dan menghasilkan bahan yang lunak seperti gel saat melewati sistem pencernaan. 

Serat yang tidak larut akan mempertahankan sebagian besar strukturnya saat melewati sistem pencernaan. Kedua bentuk serat tersebut menyatu dengan kotoran, meningkatkan berat dan ukurannya, sementara juga dapat melunakkan kotoran. Keadaan ini membuat kotoran lebih mudah untuk melewati dubur.

Stres, perubahan kebiasaan, dan kondisi yang memperlambat kontraksi otot usus besar atau menunda keinginan Anda untuk pergi buang air besar juga dapat menyebabkan sembelit.

Penyebab dari sembelit yaitu:

  • diet rendah serat (terutama diet tinggi daging, susu, atau keju)
  • Dehidrasi
  • kurang berolahraga
  • menunda dorongan untuk buang air besar
  • Dalam perjalanan atau perubahan lain dalam rutinitas sehari-hari
  • obat-obatan tertentu, seperti antasida kalsium tinggi dan obat pereda nyeri
  • kehamilan

Masalah medis yang menyebabkan sembelit

Berikut ini adalah beberapa masalah medis yang dapat menyebabkan sembelit:

Apa saja gejala sembelit?

Definisi setiap orang tentang buang air besar “normal” mungkin berbeda. Beberapa orang buang air besar tiga kali sehari, sementara yang lain buang air tiga kali seminggu. Namun, Anda mungkin akan mengalami sembelit jika mengalami gejala-gejala berikut:

Siapa yang berisiko mengalami sembelit?

Mengkonsumsi makanan yang buruk dan tidak berolahraga adalah faktor risiko utama untuk terjadinya sembelit. Anda juga mungkin berisiko lebih besar mengalami sembelit jika:

  • Usia 65 atau lebih tua: Orang dewasa yang lebih tua cenderung kurang aktif secara fisik, memiliki beberapa penyakit, dan mengkonsumsi makanan yang kurang sehat
  • Terbaring di tempat tidur: seseorang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti cedera tulang belakang, sering mengalami kesulitan dengan buang air besar.
  • Seorang wanita atau anak-anak: Wanita lebih sering mengalami sembelit dibandingkan dengan pria, dan anak-anak juga lebih sering terkena sembelit daripada orang dewasa.
  • Hamil: Perubahan hormon dan tekanan pada usus dari janin Anda juga dapat menyebabkan sembelit.

Bagaimana mendiagnosis sembelit?

Kebanyakan orang yang mengalami sembelit memilih untuk menangani keadaan tersebut sendiri dengan mengubah pola makan, meningkatkan olahraga, atau menggunakan obat pencahar yang dijual bebas. Namun, obat pencahar tidak boleh digunakan selama lebih dari dua minggu tanpa berkonsultasi dengan dokter. Tubuh Anda bisa menjadi tergantung pada obat tersebut untuk menjalankan fungsi dari usus besar.

Anda harus berkonsultasi ke dokter Anda jika:

  • Anda telah mengalami sembelit selama lebih dari tiga minggu
  • Anda melihat darah di kotoran Anda
  • Anda mengalami sakit perut
  • Anda mengalami rasa sakit saat buang air besar
  • Anda kehilangan berat badan
  • Anda tiba-tiba mengalami perubahan gerakan usus

Dokter Anda akan bertanya tentang gejala, riwayat medis, dan obat apapun atau kondisi yang menyebabkan sembelit Anda. Pemeriksaan fisik dapat meliputi pemeriksaan dubur dan tes darah untuk memeriksa jumlah darah, elektrolit, dan fungsi tiroid Anda.

Dalam kasus yang parah, tes tambahan mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab gejala Anda. Tes dapat meliputi beberapa hal berikut ini.

  1. Pemeriksaan tentang bagaimana makanan bergerak melalui usus besar Anda, yang disebut pemeriksaan marker atau pemeriksaan transit kolorektal. Untuk tes ini, Anda akan menelan pil yang berisi marker kecil yang akan muncul pada X-ray.
    Banyaknya sinar-X perut akan diambil selama beberapa hari ke depan sehingga dokter dapat memvisualisasikan bagaimana makanan bergerak melalui usus besar Anda dan seberapa baik otot-otot usus Anda bekerja. Anda juga mungkin diminta untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat selama pemeriksaan.
  2. Pemeriksaan fungsi otot sfingter anus, yang disebut anorectal manometry. Untuk tes ini, dokter akan memasukkan tabung tipis dengan ujung balon ke dalam anus Anda.
    Ketika tabung berada di dalam, dokter akan mengembang balon tersebut  dan perlahan-lahan menariknya keluar. Tes ini memungkinkan alat tersebut mengukur kekuatan otot sfingter anus Anda dan melihat apakah otot Anda berkontraksi dengan baik.
  3. Pemeriksaan usus besar dengan barium enema X-ray. Untuk tes ini, Anda akan minum cairan khusus pada malam hari sebelum pemeriksaan untuk membersihkan usus.
    Tes yang sebenarnya dengan cara memasukkan pewarna yang disebut barium ke dalam rektum Anda, menggunakan tabung berpelumas. Barium akan mewarnai area rektum dan usus besar, yang memungkinkan dokter untuk melihat daerah usus Anda lebih baik dengan sinar-X.
  4. Pemeriksaan kolon dengan kolonoskopi. Dalam tes ini, dokter Anda akan memeriksa usus besar Anda menggunakan tabung yang dilengkapi dengan kamera dan cahaya (colonoscope). Obat penenang dan nyeri sering diberikan, sehingga Anda mungkin tidak akan mengingat pemeriksaan dan tidak akan merasakan sakit.
    Untuk mempersiapkan tes ini, Anda akan menjalani diet cair saja selama satu hingga tiga hari, dan Anda mungkin harus minum obat pencahar atau enema pada malam sebelum pemeriksaan untuk membersihkan usus.

Cara mengobati dan mencegah sembelit

Mengubah pola makan Anda dan meningkatkan tingkat aktivitas fisik Anda merupakan cara termudah dan cepat untuk menyembuhkan dan menghindari sembelit. Cobalah beberapa teknik sebagai berikut:

  • Setiap hari, minum 1,5 hingga 2 liter cairan tanpa kafein, seperti air mineral untuk menghidrasi tubuh.
  • Batasi konsumsi alkohol dan minuman berkafein, yang menyebabkan dehidrasi.
  • Tambahkan makanan kaya serat ke dalam makanan Anda, seperti buah-buahan dan sayuran mentah, biji-bijian, kacang-kacangan, atau sereal. Asupan serat
  • harian Anda harus berkisar antara 20 dan 35 gram.
  • Kurangi makanan yang rendah serat, seperti daging, susu, keju, dan makanan olahan.
  • Coba berolahraga moderat sekitar 150 menit setiap minggu, dengan tujuan 30 menit per hari, rata-rata lima kali per minggu.
  • Jika Anda merasa ingin buang air besar, jangan di tunda. Semakin lama Anda menunda buang air besar, semakin sulit tinja Anda keluar.
  • Pilih suplemen yang kaya serat ke dalam diet Anda. Ingatlah untuk meminum banyak cairan karena cairan membantu serat bekerja lebih efisien.
  • Gunakan obat pencahar. Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat pencahar atau enema untuk jangka waktu singkat untuk membantu melunakkan kotoran Anda. Jangan pernah menggunakan obat pencahar selama lebih dari dua minggu tanpa berbicara dengan dokter Anda. Tubuh Anda dapat menjadi tergantung pada obat tersebut dan mengganggu fungsi usus Anda.
  • Tambah untuk menambahkan probiotik ke dalam makanan Anda, seperti yang ditemukan dalam yogurt dan kefir. Penelitian yang membuktikan penambahan probiotik ke pola makan dapat bermanfaat bagi seseorang yang mengalami konstipasi kronis.

Jika Anda masih mengalami masalah dengan sembelit, dokter Anda mungkin akan memberikan obat untuk membantu. 

Menurut American College of Gastroenterology, obat linaclotide (Linzess) dan lubiprostone (Amitiza) adalah dua obat yang sangat bermanfaat bagi seseorang yang mengalami konstipasi terkait Inflammatory Bowel Syndrome. Obat-obatan ini bekerja dengan meningkatkan sekresi di usus Anda, dan membuat kotoran lebih mudah untuk keluar.

Dokter Anda mungkin juga akan membantu agar Anda menghentikan penggunaan obat tertentu yang dapat menyebabkan konstipasi. Masalah usus besar atau dubur yang lebih parah mungkin memerlukan prosedur manual untuk membersihkan usus besar dari kotoran, terapi untuk melatih kembali otot-otot yang lemah atau operasi untuk menghilangkan masalah dari usus besar Anda.

Hal jangka panjang yang harus diperhatikan

Sebagian besar kasus sembelit mudah dipadukan dengan pola makan dan olahraga. Jika Anda mengalami sembelit yang kronis, atau sembelit yang bersamaan dengan perubahan usus lain, penting untuk Anda konsultasi ke dokter Anda.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Pathak, N. WebMD (2017). What is Constipation? (https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-constipation)
Gupta, RC. KidsHealth. (2014). Constipation. (https://www.rchsd.org/health-articles/constipation-2/)
Mayo Clinic. (2018). Disease Conditions. Constipation. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation/symptoms-causes/syc-20354253)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app