Diuretik: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 6, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mar 29, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Diuretik?

Ada kalanya penumpukan cairan di dalam tubuh menyebabkan berbagai masalah. Contohnya, pernahkan Anda melihat pembengkakan pada kaki seseorang yang sedang menderita penyakit jantung atau penyakit ginjal? Atau pada kondisi yang lebih ekstrim, pernahkan Anda melihat seseorang yang mengalami sesak yang sangat luar biasa akibat komplikasi dari menderita penyakit jantung?

Mereka yang mengalami hal-hal di atas disebabkan oleh kadar cairan berlebih yang sudah tidak bisa ditampung di dalam pembuluh darah, sehingga menyebabkan cairan (plasma darah) yang seharusnya berada di dalam pembuluh darah bocor dan masuk ke jaringan di luar pembuluh darah yang dikenal dengan jaringan ekstratitial, contohnya ke jaringan pada kaki sehingga menyebabkan pembengkakan pada kaki dan masuk ke dalam jaringan paru sehingga menyebabkan paru-paru terisi air dan menyebabkan seseorang tenggelam dalam dirinya sendiri.

Semua kondisi di atas memiliki hubungan yang erat dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi umumnya bisa diobati dengan perubahan pola gaya hidup sehat. Tetapi pada kondisi tertentu volume darah yang terlalu banyak menyebabkan masalah yang tidak bisa diatasi hanya dengan perubahan pola hidup, penggunaan obat golongan diuretik dibutuhkan. Apa itu obat golongan diuretik? Untuk lebih jelasnya, mari disimak artikel berikut.

Apa itu obat diuretik?

Diuretik disebut pil air, adalah obat yang dirancang untuk meningkatkan jumlah air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Ada tiga jenis diuretik yang diresepkan oleh dokter. Obat-obat ini sering diresepkan untuk membantu mengobati tekanan darah tinggi, tetapi obat-obatan ini juga digunakan untuk mengatasi kondisi lain.

Kondisi yang paling umum diobati dengan penggunaan diuretik adalah tekanan darah tinggi. Obat-obatan diuretik bekerja dengan cara mengurangi jumlah cairan di pembuluh darah Anda, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah Anda.

Kondisi lain yang juga bisa diobati dengan penggunaan diuretik adalah gagal jantung kongestif yang membuat jantung Anda tidak memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh Anda. Sehingga menyebabkan penumpukan cairan di tubuh Anda, yang disebut edema (pembengkakan pada kaki atau bagian tubuh lain akibat penumpukan cairan). Diuretik juga dapat membantu mengurangi penumpukan cairan akibat kondisi ini.

Jenis obat golongan diuretik yang sering digunakan

Jenis obat diuretik disebut tiazid, loop, diuretik hemat kalium dan lainnya. Semuanya membuat tubuh Anda mengeluarkan lebih banyak cairan sebagai urin.

Diuretik tiazid

Tiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan oleh dokter. Obat ini paling sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat-obatan ini tidak hanya mengurangi cairan dalam tubuh Anda, tetapi juga menyebabkan pembuluh darah Anda menjadi rileks sehingga tekanan darah menurun. Contoh diuretik tiazid yaitu:

  • chlorothiazide
  • chlorthalidone
  • hydrochlorothiazide
  • metolazone
  • indapamide
  • loop diuretik

Diuretik loop

Diuretik loop sering digunakan untuk mengobati gagal jantung. Contoh obat-obatan ini termasuk:

  • torsemide
  • furosemid
  • bumetanide
  • asam ethacrynic

Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium mengurangi tingkat cairan di tubuh Anda tanpa menyebabkan Anda kehilangan kalium,kalium adalah salah satu mikro-nutrisi yang penting. Jenis diuretik lainnya menyebabkan Anda kehilangan kalium, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pada denyut jantung. Diuretik hemat kalium mungkin diresepkan untuk orang yang berisiko memiliki kadar kalium rendah, seperti mereka yang mengonsumsi obat lain yang mengurangi kadar potasium dalam darah.

Diuretik hemat kalium tidak mengurangi tekanan darah serta jenis diuretik lainnya. Oleh karena itu, dokter Anda mungkin meresepkan diuretik hemat kalium dengan obat lain yang juga menurunkan tekanan darah.

Contoh diuretik hemat kalium meliputi:

  • amilorida
  • spironolactone
  • triamterene
  • Eplerenone

Diuretik Osmotik

Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal. Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.

Efek samping apa yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan dari diuretik?

Ketika digunakan sesuai indikasi dari dokter, diuretik umumnya ditoleransi dengan baik. Namun, mereka masih bisa menyebabkan beberapa efek samping.

Efek samping yang lebih umum dari diuretik meliputi:

  • kadar kalium yang rendah dalam darah
  • terlalu banyak kalium dalam darah (hanya untuk diuretik hemat kalium)
  • kadar natrium rendah
  • sakit kepala
  • pusing
  • haus
  • peningkatan gula darah
  • kram otot
  • peningkatan kolesterol
  • ruam kulit
  • encok
  • diare

Efek samping lain yang lebih serius meliputi :

  • reaksi alergi
  • gagal ginjal
  • detak jantung tak teratur

Penggunaan diuretik akan sangat berguna jika Anda meminumnya sesuai petunjuk dokter. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda memiliki kondisi kesehatan lain atau Anda sedang dalam pengobatan obat tertentu.

Apakah diuretik dapat digunakan untuk menurunkan berat badan?

Mungkin di beberapa situs binaraga Anda dapat menemukan bahwa diuretik diklaim sebagai obat yang dapat menurunkan berat badan. Hal ini sungguh keliru, karena saat Anda mengkonsumsi diuretik, mungkinberat badan di atas timbangan Anda akan turun, tetapi ketahuilah bahwa yang mengalami penurunan hanyalah masa air dalam tubuh Anda, bukan masa lemak. Oleh karena itu, penurunan berat badan akibat konsumsi obat diuretik akan memiliki efek yang sangat singkat.

Peringatan

  • Hindari mengkonsumsi obat ini bila memiliki riwayat gangguan sulit buang air kecil (BAK), dehidrasi, gangguan liver, gangguan ginjal dan gangguan jantung.
  • Hindari mengkonsumsi obat ini bila memiliki alergi terhadap obat diuretik.
  • Obat ini tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi ibu hamil Ibu hamil.
  • Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
  • Beritahukan dokter bila memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat lainnya terutama obat golongan sulfonamida.
  • Apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

27 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wiley, F. Everyday Health (2015). What Is a Diuretic? (https://www.everydayhealth.com/diuretic/guide/)
Ogbru, O. MedicineNet (2015). Mannitol. (https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=6909)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app