Antikoagulan: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 16, 2019 Waktu baca: 6 menit

Gejala stroke memang mengkhawatirkan. Yang menyebabkan hasil akhir yang fatal dari gejala stroke adalah pertolongan yang terlambat.Stroke disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah. Sumbatan pada pembuluh darah ini dapat terjadi karena penimbunan lemak dan juga karena darah membeku yang menyumbat darah. 

Pada tahap awal gejala stroke dapat ditolong dengan menggunakan obat-obatan pengencer darah yang dikenal dengan sebutan obat antikoagulan. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan obat ini, mari disimak artikel yang satu ini.

Apa itu obat golongan Antikoagulan dan apa saja kegunaannya?

Antikoagulan adalah obat (pengencer darah) yang dapat mengobati, mencegah, dan mengurangi risiko penggumpalan darah berpindah dan menyumbat pembuluh darah organ vital tubuhseperti jantung, paru-paru, dan otak, yang dapat menyebabkan situasi yang mengancam jiwa. Misalnya, DVT atau deep vein thrombosis (kondisi dimana gumpalan darah menyumbat pembuluh darah di kaki atau ekstremitas bawah) dapat terjadi jika Anda memiliki kondisi medis yang membuat Anda tidak dapat bergerak atau jika Anda duduk untuk jangka waktu yang lama tanpa bangkit dan meregang, seperti bepergian dengan pesawat, mobil, atau kereta api. Jika bekuan terlepas daripembuluh darah dari kaki, gumpalan darah tersebut dapat tersangkut di pembuluh darah paru-paru di mana ia dapat membentuk gumpalan di paru-paru (emboli paru). 

Jika hal ini terjadi maka  kondisi ini dapat mengancam jiwa. Demikian pula, stroke dapat disebabkan oleh gumpalan yang bersarang di pembuluh darah di otak. Pengobatan antikoagulan digunakan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah baru, dan untuk mengobati gumpalan yang ada dengan mencegah mereka tumbuh lebih besar.

Obat antikoagulan ini juga dapat mengurangi risiko penyumbatan akibat bekuan darah ke organ vital lainnya seperti paru-paru dan otak. Zat antikoagulan juga dapat ditemukan secara alami pada makhluk-makhluk penghisap darah seperti lintah atau kutu.

Jenis-jenis obat Antikoagulan

Berdasarkan jenisnya, obat antikoagulan dibedakan menjadi obat antikoagulan oral yang artinya obat ini digunakan dengan cara diminum dan antikoagulan parenteral yang mana penggunaannya dengan injeksi,yaitu injeksi ke dalam pembuluh darah. Berikut adalah jenis obat antikoagulan yang sering digunakan di Indonesia dan kegunaannya.

Heparin
Heparin adalah antikoagulan yang kerjanya cepat , namun mempunyai masa kerja yang singkat. Heparin yang dimaksud di sini berbeda dengan heparin bobot molekul rendah yang mempunyai masa kerja yang lebih panjang.

Heparin digunakan untuk pengobatan awal penyumbatan pada pembuluh darah di kaki atau penyumbatan pembuluh darah di paru-paru, heparin diberikan sebagai dosis awal (loading dose) dalam penanganan masalah ini. Selain itu Heparin juga digunakan pada pasien yang menjalani bedah umum, pemberian heparin dosis rendah secara injeksi subkutan (suntikan di bawah kulit) banyak dianjurkan untuk mencegah trombosis vena dalam (penyumbatan pada pembuluh darah kaki) dan embolisme paru (penyumbatan pada paru-paru) pasca bedah pada pasien risiko tinggi (misalnya pasien dengan obesitas, penyakit keganasan, riwayat trombosis vena dalam atau embolisme paru, pasien di atas 40 tahun, atau yang dengan gangguan pembekuan darah atau yang mengalami bedah besar atau rumit).

Heparin Berat Molekul Rendah
Heparin bobot molekul rendah (sertoparin, dalteparin, enoksaparin, revirapin dan tinzaparin) efektif dan aman seperti heparin biasa dalam pencegahan tromboembolism vena, dan dalam praktek ortopedik, golongan heparin ini mungkin lebih efektif. Selain itu, heparin bobot molekul rendah memiliki masa kerja yang lebih panjang daripada heparin biasa, dosis subkutan sekali sehari nyaman untuk digunakan.

Heparinoid
Heparinoid adalah obat yang memiliki fungsi mirip dengan heparin. Karena banyaknya efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan heparin, maka Heparinoid diciptakan untuk sebagai substitusi pada keadaan yang kontraindikasi terhadap penggunaan heparin. Danaparoid merupakan heparinoid yang digunakan untuk mencegah trombosis vena- dalam pada pasien yang mengalami bedah umum atau bedah ortopedik. Meskipun tidak ada bukti reaksi silang, obat ini juga berperan pada pasien yang mengalami trombositopenia (masalah gangguan darah) akibat heparin.

Fondaparinuks
Fondaparinuks adalah pentasakarida sintetis yang menghambat faktor X teraktivasi (faktor dalam darah yang berperan dalam proses pembekuan darah). Digunakan untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah pada pasien yang menjalani operasi ortopedi mayor di lengan atau operasi abdomen (bagian perut). Juga digunakan untuk pengobatan trombosis vena dalam dan embolisme paru.

Bagaimana pemberian dan dosis Antikoagulan yang dapat digunakan?

Untuk dosis dan pemberiannya, obat antikoagulan tidak boleh diberikan secara sembarangan. Obat ini harus diberikan dengan resep dokter mengingat efek samping yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya. Jika Anda mengalami gejala stroke segera pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar dokter bisa mengetahui kondisi Anda sepenuhnya dan memberikan pengobatan yang optimal untuk Anda.

Berikut adalah dosis yang biasa direkomendasikan dalam penggunaan obat antikoagulan:

Warfarin

Kondisi: pengobatan dan pencegahan deep vein thrombosis (DVT) 

  • Dosis awal: 5 atau 10 mg/hari dengan dosis rumatan (maintenance) 3-9 mg/hari, disesuaikan dengan pemeriksaan INR dari darah

Heparin

Kondisi: Emboli arteri perifer, serangan jantung, DVT, emboli paru

  • Dosis Dewasa: 75-80 U/kg berat badan (BB) atau 5.000-10.000 disuntikkan melalui pembuluh darah vena (IV), diikuti dengan 18 U/kgBB atau 1.000-2.000 U/jam melalui infus.

Kondisi: DVT

  • Dosis Dewasa: 15.000-20.000 U SC dua kali sehari atau 8.000-10.000 U SC tiga kali sehari.

Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT setelah operasi 

  • Dosis: 5.000 U secara suntikan SC diberikan 2 jam sebelum operasi, kemudian diberikan 2-3 kali sehari selama 7 hari atau sampai pasien dapat bergerak aktif.

Fondaparinux

Kondisi: Trombosis vena luar 

  • Dosis: 2,5 mg satu kali sehari selama 30-45 hari.

Kondisi: DVT

  • Dosis: 5-10 mg satu kali sehari disesuaikan dengan berat badan.

Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT pada operasi perut dan tulang. 

  • Dosis: 2,5 mg sekali sehari, dimulai saat 6-8 jam setelah operasi. Suntikan dapat dilanjutkan sampai dengan 5-32 hari.

Efek samping apa yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat Antikoagulan?

Efek samping yang paling umum terjadi dari pengobatan dengan obat antikoagulan adalah pendarahan. Penggunaan obat-obat golongan antikoagulan dapat menyebabkan berbagai tingkat perdarahan, termasuk perdarahan fatal.

Efek samping yang umum terjadi termasuk:

- Berdarah
- Sakit perut
- Perut kembung (gas usus)
- Sakit kepala
- Lemah letih lesu
- Pusing
- Demam
- Reaksi pada tempat suntikan
- Mual
- Anemia
- Memar disebabkan oleh trauma (ecchymosis)
- Diare

Efek samping lainnya termasuk:

- Kerontokan rambut (alopecia)
- Ruam
- Gatal (pruritus)
- Perubahan pada indera pengecap
- Pingsan (sinkop)
- Sesak napas
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Sakit dada

Efek samping yang serius meliputi:

- Sindrom embolus kolesterol
- Perdarahan intraokular (di dalam bola mata)
- Perdarahan pangkal paha
- Nekrosis jaringan (jaringan rusak)
- Hematuria
- Anemia
- Hepatitis
- Pendarahan saluran pernafasan
- Reaksi hipersensitivitas
- Stroke hemoragik
- Sindrom "kaki ungu"
- Risiko fraktur yang meningkat dengan penggunaan jangka panjang

Daftar di atas bukanlah daftar lengkap, jika reaksi lain muncul akibat penggunaan obat ini, segera periksakan diri Anda lebih lanjut ke dokter.

Penggunaan obat ini juga dapat menimbulkan reaksi dengan penggunaan obat-obatan lainnya seperti penggunaan obat pengencer darah lain seperti aspirin. Obat golongan SSRI yang digunakan untuk pengobatan sakit jiwa juga dapat memperburuk efek samping dari obat antikoagulan. Selain itu walaupun belum jelas penelitiannya, penggunaan obat antikoagulan bersamaan dengan bawang putih dan jahe, dapat menyebabkan efek pendarahan meningkat.

Peringatan

  • Beritahukan dokter bila anda sedang dalam masa kehamilan atau menyusui.
  • Jika akan menjalani pembedahan, endoskopi, maupun tindakan pengobatan dan diagnosis lainnya, beritahukan kepada dokter jika sedang mengonsumsi obat antikoagulan. Jika diperlukan, obat antikoagulan akan dihentikan selama beberapa waktu.
  • Jika mengonsumsi warfarin, konsultasikan kepada dokter terkait makanan, minuman, obat, maupun suplemen yang dapat memengaruhi kinerja warfarin.
  • Beritahukan dokter bila Anda memiliki penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan pembekuan darah, diabetes, hipertensi, dan gangguan keseimbangan.
  • Perlu diketahui bahwa beberapa jenis obat ini membutuhkan pemeriksaan darah secara rutin untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.
  • Diskusikan dengan dokter anak Anda untuk penggunaan obat antikoagulan pada anak-anak, guna mendapat jenis dan dosis yang tepat.
  • Beri tahu dokter semua obat-obatan yang sedang Anda gunakan atau konsumsi.

23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mims Indonesia (2017). Warfarin. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/warfarin/)
Mims Indonesia (2017). Rivaroxaban. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/xarelto)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app