9 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Obatnya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
9 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Obatnya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Nyeri ulu hati disebut juga sakit perut bagian atas (tengah-kiri). Umumnya terkait dengan masalah pankreas, duodenum, hingga dinding perut.
  • Tukak lambung adalah penyebab paling umum dari nyeri ulu hati, biasanya disertai dengan perut kembung dan terjadi 2-3 jam setelah makan.
  • Berbagai gangguan lambung seperti sakit maag, refluks asam lambung, hingga heartburn juga termasuk penyebab nyeri ulu hati paling sering. 
  • Masalah pada organ lain seperti radang pankreas, batu empedu, dan penyakit hati dapat menyebabkan sensasi nyeri di ulu hati.
  • Obat nyeri ulu hati yang sering diresepkan dokter meliputi obat nonsteroid anti-inflamasi (NSAID), penghalang reseptor H2, dan antasida doen.
  • Anda dapat mengatasi nyeri ulu hati dengan obat lambung dan saluran pencernaan yang tersedia di HDmall. Klik di sini!

Gangguan pencernaan yang sering dikeluhkan oleh kebanyakan orang, salah satunya adalah nyeri ulu hati. Keluhan ini sering dikaitkan dengan sakit maag atau gangguan pada lambung. Selain menimbulkan rasa sakit, kondisi ini biasanya disertai dengan mual dan rasa terbakar di perut bagian atas.

Dalam bahasa medis ulu hati disebut dengan epigastrium, yaitu salah satu bagian dari sembilan pembagian lokasi perut. Ulu hati terletak di antara ujung tulang dada bagian bawah dan di bawah lengkung tulang iga. Setiap rasa sakit atau ketidaknyamanan pada daerah ini lebih lanjut disebut dengan nyeri ulu hati atau epigastric pain.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Skrining Jantung (Koroner) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket skrining jantung (koroner) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Rasa sakit di ulu hati atau disebut juga sakit perut bagian atas (tengah-kiri), tentu terkait dengan masalah pada organ-organ yang berada di dalamnya, meliputi pankreas, duodenum, bagian dari hati (kepala atau pangkal hati), dan bagian dari dinding perut yang terdiri dari otot, peritoneum dan fascia. Nyeri ulu hati bisa menjalar sampai ke punggung, atau menyebar ke daerah lain.

Penyebab Nyeri Ulu Hati

1. Tukak Lambung 

Tukak lambung adalah penyebab paling umum dari nyeri ulu hati. Ulkus diartikan sebagai perlukaan pada lapisan lambung, paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Gejala ulkus peptikum yang khas adalah nyeri ulu hati yang menetap setelah makan. Gejala lain yang menyertai seperti kembung, hematemesis (muntah darah kehitaman) dan perut terasa penuh

Selain pada lambung, tukak juga bisa terjadi pada usus dua belas jari (ulkus duodenum). Namun bedanya, nyeri ulu hati terjadi setelah makan yang muncul dalam jeda waktu 2-3 jam setelah makan.

Baca Juga: 5 Obat Tukak Lambung di Apotik yang Terbukti Ampuh

2. Sakit Maag (Gastritis)

Gastritis adalah radang pada lambung yang menyebabkan berbagai gejala. Salah satu gejala yang dominan adalah nyeri ulu hati. 

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Skrining Jantung (Koroner) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket skrining jantung (koroner) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Peradangan terjadi pada lapisan lambung yang kontak dengan asam lambung, peradangan bisa mencapai lapisan yang lebih dalam sesuai berat ringannya penyakit. Selain sakit di ulu hati, sakit maag juga menyebabkan mual dan penurunan berat badan.

3. Penyakit Refluks Asam Lambung

Penyakit gastroesophageal reflux atau GERD adalah suatu kondisi ketika seseorang merasakan sensasi terbakar di belakang tulang dada. Sensasi ini dapat dirasakan di daerah ulu hati.

Refluks asam lambung terjadi karena regurgitasi atau naiknya asam lambung dan makanan dari lambung ke kerongkongan (esofagus). Keluhan sering disertai dengan mual dan perasaan ada makanan yang nyangkut di belakang dada.

4. Heartburn

Hampir sama dengan GERD, heartburn menyebabkan sensasi rasa terbakar dan nyeri di ulu hati akibat tingginya sekresi asam lambung. Asam ini disekresikan oleh lambung dan bisa mengalir kembali ke kerongkongan (mirip dengan GERD). Kondisi ini disebut juga dengan cardialgia atau pyrosis.

5. Karsinoma Lambung

Keganasan atau kanker lambung juga bisa menyebabkan nyeri di daerah ulu hati kronis yang disertai dengan berbagai macam gejala seperti penurunan berat badan, serta sakit perut di lokasi lain.

6. Gastroenteritis

Di masyarakat, gastroenteritis dikenal sebagai diare. Gastroenteritis adalah penyakit inflamasi pada lambung dan usus yang disebabkan oleh infeksi, baik bakteri ataupun virus. Gejala utamanya berupa nyeri perut, demam, mual, dan mencret.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Skrining Jantung (Koroner) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket skrining jantung (koroner) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

7. Radang Pankreas

Pankreatitis adalah salah satu penyebab utama nyeri ulu hati. Radang pankreas dapat berupa radang akut atau kronis.

Pankretitis akut ditandai dengan sakit ulu hati parah menjalar ke arah belakang. Sedangkan pankreatitis kronis ditandai dengan nyeri ringan di epigastrium.

8. Batu Empedu

Batu empedu atau peradangan kandung empedu biasanya menyebabkan nyeri di daerah perut kanan yang juga menyebar ke daerah epigastrium. Rasa sakit biasanya terasa seperti menggerogoti.

9. Penyakit Hati

Hepatitis adalah peradangan hati yang ditandai dengan rasa sakit yang juga dapat dirasakan di daerah ulu hati. Peradangan hati ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

Selain sakit perut, gejala lain yang menyertai yaitu perubahan warna kuning pada kulit dan sklera mata, badan lemas dan demam.

Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati

Dalam rangka menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan berbagai pertanyaan mengenai riwayat medis Anda dan melakukan pemeriksaan fisik, jika diperlukan dokter juga akan meminta pemeriksaan penunjang tes darah, rongsen, USG, atau endoskopi.

Pengobatan yang akan diberikan tergantung pada penyebabnya. Kadang-kadang, nyeri terjadi seketika dan juga menetap dalam beberapa jam.

Nyeri ulu hati yang seperti ini tidak memerlukan pengobatan. Akan tetapi, pada rasa sakit yang menetap dan terkait dengan gejala lain, maka tentu itu memerlukan pengobatan.

Berikut ini adalah beberapa obat nyeri ulu hati yang sering digunakan oleh dokter:

  • Obat non steroid anti-inflamasi (NSAID): Tujuannya untuk menghilangkan rasa sakit, peradangan dan juga demam. Sebagai contoh adalah parasetamol dan ibuprofen, namun pada kasus radang atau tukak lambung obat ini tidak dianjurkan.
  • Penghalang Reseptor H2: Obat nyeri ulu hati ini biasanya diresepkan untuk pengobatan tukak lambung mulas akibat produksi asam lambung yang berlebihan. Karena obat  ini memiliki efek mengurangi produksi asam lambung, berhubung asam lambung yang tinggi bersifat merusak lapisan lambung, maka ini akan sangat bermanfaat pada pengobatan radang lambung dan ulkus peptikum. Contoh obatnya: Ranitidin, Cimetidine, dll.
  • Antasida Doen: Ini merupakan obat nyeri ulu hati yang sering digunakan, di dalamnya terkandung zat yang menetralkan asam lambung secara langsung.

Baca Selengkapnya: 13 Obat Maag di Apotik yang Paling Umum dan Ampuh

Biasanya nyeri ulu hati adalah penyakit yang ringan dan tidak mengancam nyawa. Biasanya, gejalanya dapat hilang sendiri dengan mengubah pola makan yang teratur dan jenis makanan yang sehat. Namun, jika sakit di ulu hati terjadi begitu parah dengan gejala lain yang menyertai, maka segera periksakan diri ke dokter.

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Epigastric Pain: 12 Possible Causes. Healthline. (https://www.healthline.com/health/epigastric-pain)
Epigastric pain: Causes, treatment, and diagnosis. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/320317.php)
Epigastric Pain - What You Need to Know. Drugs.com. (https://www.drugs.com/cg/epigastric-pain.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app