Roseola - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Roseola infantum, lebih sering disebut hanya sebagai roseola merupakan salah satu penyakit virus yang ringan dan sangat umum. Penyakit ini dapat menyebabkan peningkatan suhu dan bercak - bercak atau ruam bewarna merah. Penyakit ini umumnya menyerang bayi dan anak - anak yang berusia antara enam bulan hingga tiga tahun.

Roseola biasanya tidak menimbulkan masalah serius bagi anak, meskipun kadang-kadang bisa membuat anak merasa tidak enak badan. Suhu tinggi, ruam dan bentol merah pada kulit dapat berlangsung mulai dari beberapa jam hingga tiga sampai lima hari. Penyakit ini mirip dengan penyakit campak, dan oleh karena itu penyakit ini juga sering dikenal dengan sebutan campak bayi.

Gejala Roseola Infantum

Tanda-tanda dan gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung pada usia penderita. Gejala tersebut meliputi:

  • Bayi dan balita umumnya mengalami gejala yang muncul tiba - tiba yang berupa demam dengan suhu hingga 400C bahkan mungkin lebih tinggi, yang berlangsung selama tiga sampai lima hari.
  • Anak juga dapat mengalami iritabilitas,gt;bengkakan kelenjar di bagian depan atau belakang leher, hidung meler, kelopak mata bengkak, dan diare ringan.
  • Tidak ditemukan adanya tanda-tanda rangsangan meningeal dan ensefalopati.
  • Gejala gangguan gastrointestinal, tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit, atau bukti dehidrasi jarang ditemukan.
  • Kejang demam, tanpa gejala sisa, mungkin bisa terjadi.
  • Seiring dengan turunnya suhu tubuh, dalam waktu 12-24 jam, muncul dengan cepat bentol dan bercak merah, pertama pada tubuh dan leher, kemudian pada wajah, lengan dan kaki. Baca juga: Bintik Merah pada Kulit Bayi? Ini Penyebab dan Solusinya
  • Pada dua pertiga pasien roseola, karakteristik enanthem (Nagayama spot) yang terdiri dari papula eritematosa pada mukosa langit - langit lunak dan bagian dasar uvula mungkin muncul pada hari keempat.
  • Anak yang lebih tua lebih mungkin untuk memiliki penyakit yang ditandai dengan demam tinggi selama beberapa hari, hidung meler dan / atau diare. Mereka umumnya jarang mengembangkan ruam yang timbul setelah demam mereda.
  • Anak-anak dengan roseola akan pulih sepenuhnya, biasanya dalam waktu satu minggu.

Penyebab Roseola Infantum

Agen penyebab roseola infantum pertama kali ditemukan pada tahun 1986. Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus yang disebut sebagai human herpesvirus 6 (HHV-6) dan yang kurang sering disebabkan oleh virus human herpesvirus 7 (HHV-7). HHV-6 diketahui memiliki 2 varian: HHV-6A dan HHV-6B. Perbedaan utama mereka adalah pada tropisme selular. HHV-6B adalah penyebab roseola pada bayi. Roseola memang disebabkan oleh salah satu virus dalam kelompok herpes, namun virus herpes ini tidak dapat menyebabkan infeksi herpes lainnya, seperti Cold sores atau luka berupa lepuhan kecil di sekitar mulut atau hidung.

Baca juga: Penyebab dan Jenis-jenis Penyakit Herpes

Roseola menyebar dari orang ke orang, biasanya melalui transfer dari sekresi oral atau air liur. Ruam yang muncul tidak menularkan penyakit. Masa inkubasi antara paparan virus dan timbulnya gejala adalah sekitar 9 sampai 10 hari. Manusia merupakan satu-satunya tuan rumah alami untuk HHV-6 dan HHV-7. Tidak seperti beberapa infeksi virus lainnya, roseola dapat terjadi sepanjang tahun tanpa adanya variasi musiman.

Roseola berada pada kondisi paling menular pada saat anak mulai kurang sehat yaitu dari awal demam dan termasuk waktu sebelum ruam muncul. Sebagian besar anak-anak telah melakukan kontak dengan virus ini pada saat usia mereka belum mencapai tiga tahun.

Kekambuhan dari roseola infantum tidaklah umum, namun satu kasus anak usia 13 bulan memiliki episode kedua dari roseola pernah dilaporkan. Pada fase akut episode kedua anak tesebut didapatkan, HHV-7 diekskresikan di dalam air liur anak tersebut. Kekambuhan ini mungkin terjadi akibat adanya infeksi oleh HHV dari varian yang berbeda.

Pengobatan Roseola Infantum

Penatalaksaan roseola mencakup beberapa hal berikut:

  • Pengobatan demam dengan suhu lebih dari 38,5 ºC menggunakan parasetamol sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter berdasarkan usia dan berat badan anak.
  • Memberikan anak banyak minum
  • Mengkompres kepala dan badan anak dengan air hangat
  • Memberikan anak istirahat yang cukup

Roseola biasanya tidak menyebabkan masalah. Beberapa komplikasi dapat mencakup:

  • ruam kadang-kadang sulit dibedakan dengan campak atau rubella.
  • Kadang-kadang, roseola dapat menyebabkan infeksi telinga.
  • kemungkinan adanya kejang demam (kejang yang dipicu oleh demam tinggi), harus selalu diwaspadai, karena suhu anak bisa naik dengan sangat cepat. Oleh karena itu anda juga harus mempersiapkan obat anti kejang sejenis diazepam rektal yang dapat dimasukkan melalui lubang dubur anak.

Hal yang tidak kalah penting adalah segera menemui dokter untuk mendapatkan informasi, saran dan pengobatan yang lebih lengkap. Anda juga harus menemui dokter apabila anda sedang hamil dan anak anda atau orang lain yang berada dalam kontak dekat dengan anda memiliki penyakit ruam. Hal ini untuk memastikan bahwa Anda tidak berisiko mengalami infeksi rubella atau infeksi parvovirus B19, karena penyakit tersebut terkadang sulit untuk dibedakan tanpa pemeriksaan lebih lanjut.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Roseola (Rash After Fever): Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/what-is-roseola)
Roseola: Symptoms, Treatment, and More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/roseola)
Roseola: Symptoms, causes, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/320357.php)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app