Diazepam: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 6, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mar 28, 2019 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Diazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang biasanya menghasilkan efek sedasi (obat penenang);
  • Diazepam biasanya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, mulai dari kecemasan, sindrom akibat berhenti dari kecanduan alkohol, sindrom sakau akibat kecanduan benzodiazepine, kejang otot, kejang, kesulitan tidur, hingga sindrom kaki gelisah. Diazepam juga dapat digunakan untuk menyebabkan kehilangan ingatan selama prosedur medis tertentu;
  • Diazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas asam gamma aminobutyric (GABA). Zat ini merupakan zat kimia khusus dalam sistem sarah yang dapat mengirim sinyal ke seluruh sistem saraf. Kekurangan GABA dapat menyebabkan gangguan skecemasan, kejang otot, dan kejang seperti pada penyakit epilepsi;
  • Diazepam memiliki banyak efek samping. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat apa pun, termasuk obat golongan benzodiazepin lainnya. Konsumsi diazepam harus selalu di bawah pengawasan dokter secara ketat. Perhatikan dosis, catatan kontraindikasi dan interaksi, risiko efek samping, serta perhatian khusus penggunaan diazepam;
  • Diazepam tidak boleh digunakan oleh wanita hamil dan menyusui;
  • Klik untuk membeli obat saraf dan otak dari rumah Anda melalui HDMall. Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD. Bicara dengan apoteker kami melalui fitur chat seputar obat dan paket pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Diazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang biasanya menghasilkan efek sedasi (obat penenang). Diazepam biasanya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, mulai dari kecemasan, sindrom akibat berhenti dari kecanduan alkohol, sindrom sakau akibat kecanduan benzodiazepine, kejang otot, kejang, kesulitan tidur, hingga sindrom kaki gelisah. Diazepam juga dapat digunakan untuk menyebabkan kehilangan ingatan selama prosedur medis tertentu. 

Diazepam dapat digunakan dengan cara diminum, dimasukkan ke dalam anus, disuntikkan ke otot, atau disuntikkan ke pembuluh darah. Ketika diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, efek diazepam dimulai dalam satu hingga lima menit dan bertahan hingga satu jam. Ketika dikonsumsi dengan cara diminum, mungkin membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk bekerja.

Diazepam pertama kali dibuat oleh Leo Sternbach dan dijual oleh Hoffmann-La Roche dengan nama Valium. Valium telah menjadi salah satu obat yang paling laris di dunia sejak diluncurkan pada 1963. 

Di Amerika Serikat, diazepam adalah obat dengan penjualan terlaris dalam kurun 1968 hingga 1982. Produsen diazepam menjual lebih dari dua miliar tablet pada 1978 saja. Pada 1985, paten obat diazepam yang hanya boleh dijual di bawah nama Valium berakhir, dan sekarang ada lebih dari 500 merek yang tersedia di pasaran. 

Mengenai Diazepam

Golongan:

Obat keras, harus dengan resep dokter. 

Kemasan:

  • Tablet;
  • Sirup;
  • Suntik;
  • Supositorial rektal (lewat dubur).

Kandungan:

Benzodiazepine.

Manfaat Diazepam

Diazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas asam gamma aminobutyric (GABA). Zat ini merupakan zat kimia khusus dalam sistem sarah yang dapat mengirim sinyal ke seluruh sistem saraf. Kekurangan GABA dapat menyebabkan gangguan skecemasan, kejang otot, dan kejang seperti pada penyakit epilepsi. 

Indikasi 

Diazepam digunakan untuk:

  • Mengatasi kejang-kejang;
  • Mengobati status epileptikus (epilepsi);
  • Mengobati ketergantungan benzodiazepine atau obat penenang lainnya;
  • Mengurangi gejala putus alkohol akut, seperti agitasi akut, tremor, dan halusinasi;
  • Mengobati kecemasan dan kepanikan;
  • Membantu mengobati insomnia (sulit tidur);
  • Sebagai penghilang kejang otot rangka yang disebabkan spasme refleks patologi lokal (trauma);
  • Obat pramedikasi untuk memberikan efek sedasi, anxiolysis, atau amnesia sebelum operasi atau prosedur medis tertentu, seperti endoskopi;
  • Membantu mengobati kejang akibat overdosis obat atau keracunan zat kimia berbahaya.

Kontraindikasi

Diazepam tidak boleh digunakan oleh orang-orang dengan kondisi:

  • Depresi pernapasan;
  • Gangguan hati berat; 
  • Miastenia gravis;
  • Insufisiensi pulmoner akut;
  • Fobia dan obsesi;
  • Psikosis kronik;
  • Glaukoma sudut sempit akut;
  • Serangan asma akut;
  • Trimester pertama kehamilan;
  • Bayi prematur; 
  • Digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi.

Efek samping Diazepam

Efek samping yang paling sering muncul dari penggunaan diazepam adalah mengantuk, kelelahan, kelemahan otot, dan gerakan yang terputus-putus (ataksia). Namun, informasikan dokter Anda jika Anda juga mengalami efek samping sebagai berikut:

Efek samping serius penggunaan diazepam atau valium juga bisa terjadi. Jika Anda memiliki salah satu atau sejumlah efek samping berikut, segera hubungi dokter Anda atau tenaga medis:

  • Kelemahan ekstrim atau mengantuk;
  • Kesulitan bernapas atau menelan;
  • Pingsan;
  • Pembengkakan wajah, bibir, atau lidah;
  • Depresi yang memburuk;
  • Serangan panik;
  • Kemarahan;
  • Halusinasi (melihat hal-hal yang tidak ada);
  • Delusi (percaya hal-hal yang tidak benar);
  • Ketidakmampuan untuk buang air kecil.

Dosis dan petunjuk penggunaan Diazepam

Dosis

Diazepam tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan bentuk cair (injeksi maupun rectal). Anda dapat mengkonsumsi diazepam sebelum atau sesudah makan. 

Dalam bentuk tablet, diazepam tersedia dalam dosis 2 miligram (mg)5 mg, dan 10 mg. Dosis akan tergantung pada kondisi dan respons Anda pada obat.

  • Dosis diazepam untuk mengobati gangguan cemas menyeluruh pada orang dewasa dapat berkisar dari 2 hingga 10 mg, dikonsumsi dua hingga empat kali sehari;
  • Dosis diazepam untuk mengobati gejala penarikan alkohol pada orang dewasa berkisar pada 10 mg, dikonsumsi tiga hingga empat kali sehari selama 24 jam dan diikuti oleh 5 mg yang diambil tiga hingga empat kali sehari sesuai kebutuhan;
  • Dosis diazepam untuk mengobati kejang otot atau myasthenia gravis pada orang dewasa berkisar dari 2 mg hingga 10 mg, digunakan tiga sampai empat kali sehari;
  • Dosis untuk mengobati kejang pada orang dewasa bisa berkisar dari 2 mg hingga 10 mg, digunakan dua sampai empat kali sehari;
  • Orang yang lebih tua atau orang-orang dengan penyakit kronis mungkin memerlukan 2 mg hingga 2,5 mg satu atau dua kali sehari;
  • Dosis untuk mengobati kejang pada anak-anak:
    • Untuk usia 2 sampai 5 tahun, dosis yang dianjurkan adalah 0,5 mg/kg berat badan;
    • Untuk usia 6 sampai 11 tahun, dosis yang dianjurkan adalah 0,3 mg/kg berat badan;
    • Untuk usia lebih dari 12 tahun, dosis yang dianjurkan adalah 0,2 mg/kg berat badan dan dapat diulangi setelah 4 atau 12 jam.

Jangan lupa bahwa informasi di atas bukanlah pengganti petunjuk dokter. Selalu konsultasikan kondisi kesehatan Anda dengan tenaga medis profesional, apalagi menyangkut penggunaan obat yang harus disertakan dengan resep dokter.

Interaksi

Obat diazepam dapat berinteraksi dengan obat-obatan berikut:

  • Bila dikonsumsi bersamaan dengan obat anestesi, antidepresan, antipsikotik, obat antivirus, antihipertensi, antihistamine, dan narkotika analgesik dapat meningkatkan efek depresan pada sistem saraf pusat;
  • Bila dikonsumsi dengan obat isoniazid, erythromycin, cimetidine, dan omeprazole dapat menurunkan pengeluaran obat diazepam dari dalam tubuh; 
  • Dapat menekan pengeluaran obat digoxin dari dalam tubuh;
  • Bila dikonsumsi dengan obat disulfiram dapat meningkatkan kadar obat dalam darah;
  • Bila dikonsumsi dengan obat levodopa dapat meningkatkan risiko perburukan penyakit parkinson;
  • Mengurangi efektivitas terapi obat teofilin.

Perhatian

Diazepam memiliki banyak efek samping. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat apa pun, termasuk obat golongan benzodiazepin lainnya. Nama merek umum untuk benzodiazepin lainnya adalah Xanax, Librium, Klonopin, Dalmane, dan Ativan. Terkait konsumsi diazepam, perhatikan kondisi berikut:

  1. Anda tidak boleh menggunakan diazepam jika mengidap myasthenia gravis, penyakit saraf yang menyebabkan kelumpuhan secara bertahap;
  2. Anda tidak boleh mengonsumsi diazepam jika menderita glaukoma sudut sempit akut. Katakan kepada dokter Anda tentang gejala mata lainnya;
  3. Anda mungkin tidak boleh mengonsumsi diazepam jika memiliki penyakit paru-paru yang parah, penyakit hati, atau apnea tidur;
  4. Kondisi lain yang perlu diketahui dokter Anda adalah masalah jantung, kejang, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, dan depresi;
  5. Jika Anda berusia 65 tahun atau lebih, bicarakan dengan dokter Anda tentang obat lain yang dapat berfungsi sebagai pengganti diazepam;
  6. Diazepam tidak aman digunakan jika Anda sedang hamil atau menyusui. Mengonsumsi diazepam selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir dan gejala penarikan pada bayi baru lahir. Karena Diazepam masuk ke ASI, Anda tidak boleh menyusui saat mengkonsumsi diazepam;
  7. Anak-anak yang lebih muda dari 6 bulan tidak boleh mengonsumsi diazepam.

14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app