Dehidrasi - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 5, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jul 7, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa penyebab dehidrasi?

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diminum. Penyebab paling umum hilangnya air dari tubuh adalah keringat berlebih. Jumlah air yang disarankan untuk diminum setiap harinya adalah delapan hingga 10 gelas per hari. Orang-orang yang sering bepergian, atlet, atau orang-orang yang terpapar suhu tinggi harus meningkatkan asupan air mereka untuk menghindari dehidrasi.

Ketika terlalu banyak air yang hilang dari tubuh, organ, dan sel, mereka akan gagal berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya. Jika dehidrasi tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan syok. 

Dehidrasi dapat terbagi menjadi dehidrasi ringan atau berat. Dehidrasi ringan biasanya dapat dirawat di rumah, sedangkan dehidrasi parah harus dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan darurat.

Faktor risiko dehidrasi

Tidak hanya profesi atlet yang terkena paparan sinar matahari berisiko mengalami dehidrasi. Faktanya, binaragawan dan perenang juga sering mengalami kondisi ini. Hal ini dikarenakan profesi ini melarang para atlet untuk minum selama sesi pelatihan atau sebelum kompetisi, yang menyebabkan terjadinya dehidrasi.

Beberapa faktor risiko tinggi lainnya, termasuk:

  • pekerja yang terpapar panas berlebihan (misalnya, tukang las, pekerja konstruksi, dan mekanik)
  • Lansia
  • seseorang dengan penyakit kronis
  • atlet (terutama pelari, pesepeda, dan pemain sepak bola)
  • bayi dan anak kecil
  • orang yang tinggal di dataran tinggi

Bagaimana dehidrasi terjadi?

Tubuh Anda secara teratur kehilangan air melalui keringat dan buang air kecil. Jika asupan cairan tersebut tidak diganti, Anda akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi disebabkan oleh segala situasi atau kondisi yang menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak air daripada biasanya.

Berkeringat

Berkeringat adalah bagian dari proses pendinginan alami tubuh. Ketika tubuh kepanasan, kelenjar keringat akan melepaskan kelembaban dari tubuh dalam upaya untuk mendinginkannya. Berkeringat juga melembabkan kulit dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh Anda. Keringat berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi karena banyak hilangnya cairan tubuh. Istilah medis untuk keringat berlebih adalah hiperhidrosis.

Penyakit

Penyakit yang menyebabkan muntah atau diare terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Kondisi ini menyebabkan terlalu banyak air yang dikeluarkan dari tubuh dan hilangnya elektrolit. Elektrolit adalah mineral yang digunakan oleh tubuh untuk mengontrol otot, kimia darah, dan proses organ. Elektrolit ini ditemukan dalam darah, urin, dan cairan lain dalam tubuh. Muntah atau diare dapat merusak fungsi-fungsi ini dan menyebabkan komplikasi parah seperti stroke dan koma.

Demam

Saat demam, tubuh kehilangan cairan melalui permukaan kulit dalam upaya menurunkan suhu tubuh. Seringkali, demam dapat menyebabkan Anda berkeringat begitu banyak sehingga jika Anda tidak minum untuk mengisi kembali, Anda bisa mengalami dehidrasi.

Buang air kecil

Buang air kecil adalah cara normal tubuh untuk melepaskan racun dari tubuh. Jika Anda tidak mengganti cairan yang hilang melalui buang air kecil yang berlebihan, Anda berisiko terkena dehidrasi.

Gejala dehidrasi

Gejala dehidrasi tergantung pada level kondisi dehidrasi tersebut. Gejala dehidrasi mungkin dapat muncul sebelum dehidrasi total terjadi.

Gejala dehidrasi ringan hingga sedang meliputi:

Selain gejala dehidrasi ringan, dehidrasi berat dapat menimbulkan gejala berikut:

  • haus berlebihan
  • kurangnya produksi keringat
  • tekanan darah rendah
  • detak jantung yang cepat
  • pernapasan cepat
  • demam
  • mata cekung
  • kulit layu
  • urin gelap

Gejala dehidrasi yang parah membutuhkan penanganan darurat medis secepat mungkin sebelum menimbulkan komplikasi serius. Sedangkan pada anak-anak dan manula memerlukan perawatan segera, walaupun mereka hanya mengalami gejala dehidrasi ringan. Segera cari perawatan darurat, jika mengalami:

  • diare berat
  • pendarahan
  • diare selama tiga hari atau lebih
  • ketidakmampuan untuk menjaga cairan, muntah
  • disorientasi

Diagnosis dehidrasi

Sebelum memulai tes apa pun, dokter akan memeriksa semua gejala yang dialami untuk menyingkirkan kondisi lain. Setelah mengambil riwayat kesehatan, dokter akan memeriksa tanda-tanda vital termasuk detak jantung dan tekanan darah. Tekanan darah rendah dan detak jantung yang cepat menunjukkan adanya dehidrasi.

Tes darah dapat digunakan untuk memeriksa tingkat elektrolit yang dapat membantu mengindikasikan kehilangan cairan. Tes darah juga dapat digunakan untuk memeriksa tingkat kreatinin tubuh dan dapat menentukan seberapa baik ginjal Anda berfungsi.

Pemeriksaan urinalisis adalah pemeriksaan yang menggunakan sampel urin untuk memeriksa keberadaan bakteri dan hilangnya elektrolit. Dokter juga dapat memeriksa dehidrasi dengan memeriksa warna urin Anda.

Pengobatan dehidrasi

Perawatan untuk dehidrasi meliputi rehidrasi, penggantian elektrolit, dan mengobati diare atau muntah, jika diperlukan.

Rehidrasi

Metode rehidrasi merupakan penggantian cairan dengan minum cairan atau melalui IV (intravenous). Jika seseorang tidak dapat menelan asupan apapun, cairan berupa campuran air dan elektrolit akan diberikan secara intravena. Untuk melakukan ini, dokter akan memasukkan selang IV kecil atau infus di pembuluh darah di lengan

Solusi rehidrasi buatan rumah

Anda dapat membuat solusi rehidrasi sendiri di rumah, menggunakan:

  • 1/2 sendok teh garam
  • 6 sendok teh gula
  • 1 liter air

Pastikan Anda menggunakan pengukuran yang akurat. Menggunakan terlalu banyak garam atau gula bisa menimbulkan bahaya lain.

Komplikasi dehidrasi

Dehidrasi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti:

Pencegahan dehidrasi

Tingkatkan asupan cairan terutama jika Anda mengalami muntah atau diare terus-menerus. Jika Anda berolahraga, minumlah 1 hingga 3 gelas air sebelum memulai olahraga. Usahakan untuk meminum jumlah cairan yang disarankan per harinya.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app