Kaolin: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Mei 16, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 2 menit

Mengenai Kaolin

Golongan: jual bebas

Kemasan: botol, kapsul, tablet, jar/plastik (bubuk)

Manfaat Kaolin

Kaolin merupakan sejenis tanah liat yang ada di alam dan sengaja dibuat dalam laboratorium untuk bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti diare, disentri, dan kolera.

Selain itu, Kaolin dapat mempercepat penyembuhan luka berdarah dan luka operasi, melembutkan kulit, dan mengeluarkan racun. Kaolin juga bisa menyembuhkan gatal dan ruam kemerahan pada kulit.

Dengan kombinasi produk lain, Kaolin dapat menyembuhkan luka dan bengkak dalam mulut akibat pengobatan secara radiasi. Selain itu, juga bisa mengatasi maag dan peradangan pada usus.

Kaolin juga bisa membantu mendeteksi suatu penyakit di dalam tes laboratorium dan sebagai bahan tambahan pangan.

Efek samping Kaolin

Kaolin aman bila Anda mengonsumsinya dari mulut. Namun, Kaolin bisa menyebabkan konstipasi atau sembelit pada anak-anak dan lansia. Kaolin juga bisa menyebabkan masalah pada paru-paru. Maka, jangan pernah menghirup Kaolin.

Dosis Kaolin

Dewasa

Untuk menyembuhkan luka pada mulut atau mucositis akibat pengobatan secara radiasi, Anda bisa berkumur selama 3 menit dengan 15 ml suspensi sucralfate dengan diphenhydramine dan ditambahkan Kaolin-pectin sebanyak 4 kali sehari.

Untuk mengobati diare pada anak-anak atau dewasa yang berusia lebih dari 12 tahun, kamu bisa mengonsumsi 26,2 gram Kaolin setiap 6 jam sekali sampai feses tidak encer lagi. Jangan mengonsumsi Kaolin lebih dari 262 gram selama 24 jam dan jangan mengonsumsinya lebih dari 2 hari berturut-turut.

Anak-anak

Untuk mengobati diare pada anak-anak di bawah 12 tahun, bisa mengonsultasikannya dengan apoteker atau dokter.

Untuk mengobati ruam kemerahan akibat pampers, bisa menggunakan produk yang mengandung 4-20% Kaolin dan mengaplikasikanya ke bagian yang kemerahan .

Interaksi Kaolin

Kaolin dapat berinteraksi atau bereaksi dengan berbagai obat lain, sebaiknya Anda mengonsultasikannya dengan dokter sebelum mengonsumsinya bersamaan dengan obat lain.

  • Kaolin berinteraksi dengan Clindamycin atau Cleocin. Kaolin dapat menurunkan kemampuan penyerapan obat Cleomycin atau Cleocin yang berperan sebagai antibiotik. Namun, Kaolin tidak menurunkan jumlah Cleomycin atau Cleocin yang masuk ke tubuh, hanya menurunkan kemampuan penyerapannya saja.
  • Kaolin juga berinteraksi dengan obat yang berperan dalam pengobatan jantung seperti Digoxin atau Lanoxin . Kaolin dapat menurunkan kemampuan penyerapan dan keefektifan obat Digoxin atau Lanoxin.
  • Kaolin juga berinteraksi dengan obat jantung lainnya yaitu Quinidin atau Quinidex. Kaolin dapat menurunkan kemampuan penyerapan obat Quinidine (Quinidex)dan juga menurunkan keefektifannya.
  • Kaolin juga bisa berinteraksi dengan obat Trimethoprim (Proloprim) yang berfungsi sebagai antibiotik. Kaolin bisa menurunkan kemampuan penyerapan terhadap obat Trimethoprim (Proloprim) dan juga menurunkan keefektifannya.
  • Sebaiknya Anda mencegah terjadinya interaksi antara Kaolin dengan Digoxin atau Lanoxin,  Quinidine (Quinidex), dan Trimethoprim (Proloprim) dengan cara memberi jarak konsumsi Kaolin dengan obat-obatan tersebut paling tidak 2 jam.
  • Beberapa obat lain yang juga bisa berinteraksi dengan Kaolin antara lain : Abilify (Aripiprazole), Atarax (Hydroxyzine), Augmentin (Amoxicillin / Clavulanate), Brilinta (Ticagrelor), CoQ10 (Ubiquinone), Coumadin (Warfarin), Kaopectate, Ginkgo Biloba, dan Euthyrox (Levothyroxine).

Perhatian

Ibu hamil boleh dan aman bila mengonsumsi Kaolin dalam jumlah tertentu. Namun, untuk ibu yang sedang menyusui, sebaiknya tidak mengonsumsi Kaolin terlebih dahulu, karena belum ada penelitian yang membuktikan kalau ibu menyusui boleh dan aman mengonsumsi Kaolin.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Antidiarrheal, Antioxidant and Antimicrobial Activities of the Musa sapientum Seed. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3558179/)
antidiarrheals. TMedWeb, Tulane University. (http://tmedweb.tulane.edu/pharmwiki/doku.php/antidiarrheals)
Antidiarrheal Drug Therapy. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28397130)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app