Fudostin Capsul 300mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 3 menit

Fudostin adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan saluran pernapasan akut dan kronis, termasuk batuk pada penderita eksaserbasi akut bronkitis kronis. Obat Fudostin mengandung Erdosteine, obat yang termasuk agen mukolitik.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Fudostin yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Pabrik

Futamed

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Fudostin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Box 2 x 10’s capsul 300 mg

kandungan

Tiap kemasan obat Fudostin mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Erdosteine adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan saluran pernapasan akut dan kronis, termasuk batuk pada penderita eksaserbasi akut bronkitis kronis. Obat ini adalah sebuah prodrug yang dimetabolisme menjadi N-thiodiglycolyl-homocysteine dimana kelompok thiol bebas terbentuk yang mengarah pada pembukaan ikatan disulfida dari mukoprotein bronkus, sehingga mengurangi viskositas lendir dan dahak purulen. Obat ini juga merupakan antagonis pembentukan radikal bebas lokal (misalnya yang dihasilkan oleh asap rokok) dan menghambat aktivitas enzim elastase dan adhesi bakteri terhadap sel epitel.Erdosteine adalah obat yang termasuk agen mukolitik (mucolytic), yaitu suatu jenis obat yang digunakan untuk mengencerkan mukus (dahak) yang kental sehingga mudah dikeluarkan. Obat-obat mukolitik bekerja dengan cara melepas ikatan gugus sulfidril pada mucoprotein dan mukopolisakarida sehingga menurunkan viskositas mucus. Akibatnya, dahak tidak lagi bersifat kental dan dengan begitu mudah dikeluarkan dari tenggorokan. Obat-obat agen mukolitik bisa mengurangi eksaserbasi pada beberapa pasien yang menderita penyakit paru obstruktif kronis dan batuk produktif kronis.

Indikasi

Kegunaan Fudostin (Erdosteine) adalah sebagai obat untuk mengatasi gangguan pada saluran pernafasan dimana terjadi banyak lendir atau dahak, terutama batuk pada penderita eksaserbasi akut bronkitis kronis.

Kontraindikasi

  • Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitiv/alergi obat Erdosteine.
  • Pasien yang menderita ulkus pada lambung (Tukak peptik aktif ) sebaiknya tidak menggunakan obat ini karena bisa memperparah kondisi tukak.
  • Fudostin (Erdosteine) tidak boleh diberikan pada penderita sirosis hati dan kekurangan enzim cystationine-synthethase, fenilketonuria (hanya pada granul), pasien gagal ginjal (dengan klirens kreatinin (CrCl) < 25 ml / menit).

Efek Samping Fudostin

Fudostin (Erdosteine) bisa dikatakan ditoleransi dengan sangat baik oleh sebagian besar pasien, namun efek sampingnya tetap harus diwaspadai. Umumnya obat-obat golongan mukolitik dapat merusak sawar mukosa lambung, oleh karena itu penggunaannya pada penderita ulkus peptik akut harus hati-hati. Berikut adalah beberapa efek samping Fudostin (Erdosteine) yang bisa terjadi :

  • Efek samping yang relatif ringan yaitu gangguan pada saluran pencernaan misalnya mual, muntah, diare, dan nyeri pada ulu hati.
  • Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya jarang misalnya angioedema dan reaksi hipersensitivitas kutaneous (misalnya urtikaria, kulit gatal, kemerahan, eritema, edema, atau eksim).
  • Efek samping lainnya misalnya, sakit kepala, dyspnoea, dan gangguan indra perasa.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan obat Fudostin (Erdosteine) adalah sebagai berikut :

  • Keamanan pemakaian obat ini untuk ibu menyusui belum diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, pemakaian obat ini untuk ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
  • Penggunaan obat sebaiknya dilakukan setelah makan atau bersama makanan, terutama bagi pasien yang memiliki gangguan pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang memiliki gangguan hati atau ginjal ringan sampai sedang, harus menggunakan obat ini secara hati-hati.
  • Pada produk suspensi yang mengandung sukrosa harus digunakan secara hati-hati untuk penderita diabetes mellitus, atau sedang menjalani diet rendah kalori. Sebaiknya dipilih agen mukolitik lain.
  • Pengobatan harus dihentikan jika tidak memberikan hasil yang diinginkan setelah 4 minggu.

Penggunaan obat Fudostin untuk ibu hamil

Indeks keamanan kehamilan Erdosteine belum ditetapkan, sebaiknya tidak menggunakan obat agen mukolitik ini untuk ibu hamil terutama pada trimester pertama.

Interaksi obat

Belum ada data yang tersedia apakah obat ini berinteraksi dengan obat-obat lain saat digunakan secara bersamaan, meskipun begitu sebaiknya tidak menggunakan obat-obat lain di luar yang diresepkan oleh dokter Anda selama menggunakan obat ini.Sebuah penelitian menemukan bahwa pemberian kombinasi Erdosteine dan Amoxicillin pada pasien eksaserbasi akut bronkitis kronis menghasilkan konsentrasi antibiotik yang lebih tinggi dalam dahak, yang menyebabkan perbaikan gejala klinis lebih dini dan lebih nyata dibandingkan dengan plasebo.

Dosis Fudostin

Obat Fudostin (Erdosteine) diberikan dengan dosis berikut :Dosis untuk Eksaserbasi akut bronkitis kronis

  • Dosis dewasa dan anak dengan berat badan lebih dari 30 kg : 2-3 x sehari 300 mg (1 capsul).

Note :

  • Durasi maksimal : 10 hari.
  • Dosis maksimal harian : 900 mg/hari

Terkait

  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Erdosteine
  • Baca keterangan lebih lanjut tentang : obat-obat agen mukolitik

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Fudostin (Erdosteine) harus sesuai dengan yang dianjurkan.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fudostin Dosage & Drug Information. MIMS.com. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fudostin)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app