Jenis-Jenis Sakit Kepala dan Gejalanya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mei 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Jenis-Jenis Sakit Kepala dan Gejalanya

Setiap orang pasti pernah mengalami sakit kepala termasuk. Sakit kepala yang Anda atau orang lain alami banyak sekali penyebabnya dan sangat bervariasi. Karena itulah, penting untuk mengetahui jenis-jenis sakit kepala agar gejalanya bisa diobati dengan tepat dan tidak salah langkah.

Pada tahun 2007, International Headache Society menyepakati sistem klasifikasi dari jenis-jenis sakit kepala. Diharapkan dengan sistem klasifikasi yang baru ini akan mempermudah para dokter menegakkan diagnosis spesifik untuk jenis sakit kepala dan menyediakan pengobatan yang lebih baik dan efektif.

Jenis-jenis Sakit Kepala

Ada 3 kategori utama untuk jenis-jenis sakit kepala:

1. Sakit Kepala Primer

Ada 3 tipe sakit kepala primer, yaitu:

Sakit Kepala Tension

Sakit kepala tension ditandai dengan kepala terasa tegang dan berat. Jenis sakit kepala ini merupakan jenis sakit kepala primer yang paling umum. 90% orang dewasa mengalami sakit kepala jenis ini. Sakit kepala tension lebih sering diderita oleh wanita dibanding pria.

Gejala sakit kepala tension:

  • Rasa sakit dimulai di belakang kepala dan leher atas dan digambarkan seperti mendesak atau tertekan.
  • Sering digambarkan sebagai tekanan yang melingkari kepala dengan tekanan paling kuat di atas alis.
  • Nyeri biasanya ringan (tidak melumpuhkan) dan bilateral (mempengaruhi kedua sisi kepala).
  • Rasa sakit terjadi secara sporadis (jarang dan tanpa pola) namun dapat terjadi sering dan bahkan setiap hari pada beberapa orang.
  • Rasa sakit memungkinkan kebanyakan orang untuk beraktivitas secara normal, meskipun dengan sakit kepala sedang ia derita.

Sakit Kepala Migrain

Migrain dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Setelah pubertas, perempuan akan lebih sering mengalami migrain daripada laki-laki. Diperkirakan bahwa 6% laki-laki dan 18% wanita akan mengalami sakit kepala migrain dalam hidup mereka.

Gejala sakit kepala migrain adalah:

  • Sakit kepala berdenyut hebat atau sensasi berdenyut di satu daerah kepala (sakit kepala sebelah).
  • Rasa sakit biasanya disertai mual, muntah, dan kepekaan yang ekstrim terhadap cahaya dan suara.
  • Menyebabkan rasa sakit yang signifikan selama berjam-jam sampai seharian
  • Penderita migrain akan lebih nyaman berada di tempat gelap, tempat yang tenang untuk berbaring. 
  • Beberapa migrain disertai gejala peringatan sensorik (aura) pada penglihatannya, seperti kilatan cahaya, bintik-bintik buta, atau kesemutan pada lengan atau kaki.

Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster adalah sakit kepala primer yang mempengaruhi 0, 1 % dari populasi (1 dari 1000 orang). Biasanya pria berusia 20-an, perempuan dan anak-anak juga dapat menderita jenis sakit kepala ini. Sakit kepala cluster merupakan sakit kepala yang datang dalam kelompok (cluster) yang biasanya dipisahkan oleh periode bebas nyeri. 

Gejala sakit kepala cluster adalah:

  • Selama periode di mana sakit kepala cluster terjadi, nyeri kepala biasanya terjadi sekali atau dua kali sehari, tetapi beberapa pasien mungkin mengalami sakit kepala lebih dari dua kali sehari.
  • Setiap nyeri kepala berlangsung dari 30-90 menit.
  • Serangan nyeri kepala cenderung terjadi pada waktu yang sama setiap hari dan sering terbangun pada malam hari ketika pasien tidur nyenyak.
  • Rasa sakit kepala biasanya menyiksa dan terletak di sekitar atau di belakang salah satu mata.
  • Beberapa pasien menggambarkan rasa sakit sebagai perasaan seperti ada benda panas di mata. Mata yang terkena bisa menjadi merah, meradang, dan berair.
  • Hidung pada sisi yang terkena dapat menjadi tersumbat atau terasa sesak dan meler.

Sakit kepala primer ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Beberapa orang yang mengalami sakit kepala jenis ini mudah sembuh, sementara yang lain sulit sembuh. Sakit kepala jenis ini tidak mengancam nyawa, namun bisa berhubungan dengan gejala yang dapat menyerupai stroke atau perdarahan otak (intraserebral).

2. Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder merupakan jenis sakit kepala yang disebabkan oleh masalah struktural di kepala atau leher. Penyebab dari sakit kepala ini mulai dari pendarahan di otak, tumor, atau meningitis dan ensefalitis.

Sakit kepala sekunder disebabkan oleh penyakit lain yang mendasari atau cedera yang perlu didiagnosa dan diobati. Mengontrol atau mengobati gejala sakit kepala sangat diperlukan sambil menunggu tes diagnostik untuk mengetahui penyakit yang mendasarinya. Beberapa penyebab sakit kepala sekunder dapat berpotensi mengancam nyawa dan mematikan. Diagnosis dini dan pengobatan sakit kepala sekunder sangatlah penting.

International Headache Society menyatakan ada 8 kategori sakit kepala sekunder:

  • Trauma kepala dan leher
  • Gangguan pembuluh darah pada kepala dan leher, seperti stroke, TIA, AVM.
  • Gangguan pada otak selain pembuluh darah seperti tumor dan kanker.
  • Akibat obat-obatan
  • Infeksi seperti meningitis, ensefalitis, HIV/AIDS, pneumonia, flu,dan lain-lain
  • Perubahan lingkungan fisik
  • Masalah dengan mata, telinga, tenggorokan hidung, gigi dan leher
  • Masalah psikiatri

3. Neuralgia

Neuralgia berarti nyeri saraf (neur = saraf + algia = nyeri). Neuralgia kranial menggambarkan jenis sakit kepala yang terjadi karena saraf di leher, kepala dan bagian atas menjadi meradang dan menjadi sumber rasa sakit di kepala. Nyeri wajah dan berbagai penyebab lain untuk sakit kepala termasuk dalam kategori ini.

Baca juga: Pilihlah Obat Sakit Kepala Sesuai Jenis dan Gejalanya


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sullivan E, et al. (2010). Management of menstrual migraine: A review of current abortive and prophylactic therapies. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2989388/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app