Seperti Apa Kondisi Hipersensitivitas?

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Seperti Apa Kondisi Hipersensitivitas?

Bila sistem imun yang ada pada tubuh menyebabkan berbagai macam reaksi yang tidak diinginkan atau bisa juga disebut dengan istilah hepersensitivitas, Anda harus waspada. Pasalnya hal tersebut bisa menimbulkan dampak buruk seperti merusak tubuh bahkan dapat berakibat fatal. 

Terlebih, jika hal tersebut tidak ditangani dengan tepat atau terjadi secara terus menerus.

Sejatinya, fungsi utama dari sistem imun atau kekebalan tubuh adalah melindungi tubuh dari infeksi bakteri, penyakit, hingga hal-hal yang dapat berpotensi membahayakan tubuh. 

Meski demikian, ada pula kondisi di mana sistem imun tubuh keliru atau bereaksi berlebihan hingga menyebabkan berbagai efek negatif yang tidak diinginkan. Kondisi inilah yang disebut dengan istilah hipersensitivitas. 

Reaksi yang tidak kita inginkan tersebut dapat merusak tubuh, membuat rasa tidak nyaman, bahkan pada beberapa kasus menimbulkan akibat yang fatal. Beberapa kondisi yang termasuk ke dalam hipersensitivitas adalah alergi ringan serta penyakit autoimun.

Ketika hipersensitivitas terjadi, hal pertama yang dialami oleh tubuh ialah terpapar dengan unsur penyebab reaksi alergi atau antigen. Setelah adanya kontak langsung antara tubuh dan reaksi alergi, sistem imun kita akan bereaksi terhadap antigen tersebut, namun hal ini terjadi secara berlebihan.

Jenis-jenis reaksi Hipersensitivitas

Secara umum reaksi hipersensitivitas dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yakni:

  • Reaksi hipersensitivitas tipe 1

Reaksi dari hipersensitivitas tipe 1 melibatkan sejenis antibodi yang disebut dengan istilah imunoglobulin E atau dapat disingkat IgE. Senyawa inilah yang akan melepaskan zat histamin yang secara umum memicu timbulnya reaksi alergi ringan hingga berat, termasuk anafilaksis. 

Disebut juga dengan hipersensitivitas cepat karena kecepatan dari hipersensitivitas tipe satu bisa terjadi hanya dalam kurun 1 jam setelah tubuh terpapar langsung dengan antigen. Berikut ini beberapa gangguan yang tergolong ke dalam hipersensitivitas tipe 1:

  • Biduran atau dalam bahasa medis disebut urtikaria merupakan gangguan pada kulit berupa ruam yang berwarna kemerahan dan menyebabkan rasa gatal.
  • Rhinitis atau secara umum bisa diartikan sebagai reaksi alergi pada saluran pernapasan yang dapat menimbulkan bersin, hidung tersumbat atau berair, hingga muncul rasa gatal.
  • Asma, kondisi di mana terjadi penyempitan pada saluran pernapasan, produksi lendir, serta terjadi peradangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan gangguan sesak napas.
  • Anafilaksis, salah satu reaksi alergi yang bisa berdampak pada seluruh tubuh hingga dapat menyebabkan seseorang kehilangan nyawa. Beberapa reaksi yang ditimbulkan anafilaksis termasuk kesulitan bernapas, tekanan darah yang turun drastis, bagian tenggorokan dan wajah membengkak, hingga menimbulkan hal yang fatal. Jika hal ini terjadi, penderita anafilaksi membutuhkan pertolongan medis dengan segera.
  • Reaksi hipersensitivitas tipe 2

Tipe ke-2 dari reaksi hipersensitivitas umumnya bisa kita sebut dengan hipersensitivitas sitotoksik. Kondisi ini menyebabkan sel tubuh yang normal keliru dimusnahkan oleh sistem imun sendiri. 

Beberapa contoh yang termasuk hipersensitivitas tipe dua termasuk anemia hemolitik autoimun serta penyakit hashimoto. Sedangkan antibodi yang terlibat dalam reaksi ini mencakup antibodi imunoglobulin G (IgG) atau pun antibodi imunoglobulin M (IgM).

  • Reaksi hipersensitivitas tipe 3

Penyakit kompleks imun merupakan nama lain dari reaksi hipersensitivitas tipe 3. 

Kondisi ini terjadi ketika antibodi dan antigen atau sejumlah unsur yang membentuk produksi antibodi, bergabung dan menjadi satu komponen hingga akhirnya beredar melalui darah atau jaringan yang ada di dalam tubuh. 

Reaksi hipersensitivitas tipe 3 kemudian memicu adanya respons peradangan tubuh hingga dapat terdeposit pada pembuluh darah yang berada di berbagai organ tubuh. Bila tertanam di ginjal maka akan menimbulkan peradangan ginjal.

 Kompleks imun ini biasanya muncul 4 hingga 10 hari begitu tubuh terpapar antigen. Beberapa penyakit yang dipicu adanya reaksi hipersensitivitas tipe tiga adalah lupus dan rheumatoid arthritis

  • Reaksi hipersensitivitas tipe 4

Karena reaksi dari tipe 4 ini relatif lebih lama bila dibandingkan dengan 3 tipe lainnya, sehingga reaksi hipersensitivitas jenis ini bisa juga disebut dengan reaksi hipersensitivitas lambat. 

Dalam tipe ini yang berperan besar dalam menyebabkan reaksi alergi serta berbagai gejala yang ada adalah sel darah putih yang dapat disebut dengan istilah sel T.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hyperesthesia: Causes, Symptoms, and Treatment. Healthline. (https://www.healthline.com/health/hyperesthesia)
Hypersensitivity - Manchester University NHS Foundation Trust. Manchester University NHS Foundation Trust. (https://mft.nhs.uk/the-trust/other-departments/laboratory-medicine/immunology/clinical-conditions-covered-by-the-immunology-department/hypersensitivity/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app