12 Penyebab Kulit Kering dan Solusi Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
12 Penyebab Kulit Kering dan Solusi Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Kulit kering (xerosis atau xeroderma) umumnya ditandai dengan permukaan kulit yang kasar, terasa kencang saat mandi, hingga kerap mengelupas.
  • Kulit bisa kering karena tidak cocok dengan kandungan zat kimia sabun yang terlalu keras, bahan pakaian yang bikin gatal, atau salah pakai pelembab.
  • Mandi terlalu lama tidak akan membuat kulit lembap. Justru, akan semakin banyak air yang menguap dari tubuh dan berisiko membuat kulit kering.
  • Setelah mandi, keringkan kulit dengan cara menepuk-nepuk pelan, supaya kelembapan kulit tidak cepat menguap yang bisa bikin kulit kering.
  • Anda juga dapat menggunakan obat kulit untuk mengatasi masalah kulit kering akibat kondisi tertentu. Beli obat kulit di sini.

Kulit kering mungkin tak terlalu terlalu kelihatan, apalagi kalau itu tidak menimbulkan sisik. Namun begitu diraba, maka biasanya baru ketahuan kalau kulit Anda ternyata kering. Bagi sebagian orang, kondisi ini kerap bikin minder apalagi kalau sampai dikomentari orang lain. Sebelum mulai mengatasinya, baiknya kenali dulu penyebab kulit kering Anda berikut ini.

Apa saja gejala kulit kering?

Istilah medis untuk kulit kering adalah xerosis atau xeroderma. Kulit yang kondisinya kering biasanya memiliki permukaan yang lebih kasar. Anda juga akan merasakan sensai kencang atau kaku saat mandi, setelah mandi, atau saat berenang.

Gejala kulit kering lainnya meliputi:

  • Kulit kemerahan dan gatal
  • Terlihat retakan atau garis-garis halus pada kulit
  • Kulit bersisik bahkan mengelupas

Jika kondisinya sudah parah, maka bisa terjadi retakan yang dalam dan mungkin saja sampai berdarah. Hal yang lebih memprihatinkan lagi bila tidak segera diatasi, kulit kering bisa memicu dermatitis atau radang kulit, bengkak, serta infeksi.

Meski kulit kering, bersisik, dan gatal bisa muncul di bagian tubuh mana saja, namun lengan, tangan, betis, dan perut sering kali jadi area utamanya.

Mengapa kulit bisa kering?

Kulit yang sehat dan normal biasanya dilapisi dengan lipid atau substansi lemak alami sehingga teksturnya tetap lembab, lembut, dan kenyal. Namun, ada beberapa faktor bisa menghilangkan lapisan minyak alami tersebut sehingga kulit jadi tak terlindungi.

Faktor penyebab kulit kering ada bermacam-macam, kebanyakan berasal dari faktor eksternal. Kulit bisa kering karena tidak cocok dengan kandungan zat kimia sabun yang terlalu keras, bahan pakaian yang bikin gatal, salah pakai pelembab, atau karena kelamaan mandi menggunakan air panas. Di samping itu, efek samping obat yang dikonsumsi juga bisa menyebabkan kulit kering.

Faktor internal seperti gangguan kesehatan, menopause, atau predisposisi genetik (tubuh rentan kena penyakit genetik) juga bisa membuat kulit kering. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan lebih lanjut tentang beberapa penyebab kulit kering berikut ini.

Penyebab kulit kering yang paling umum

1. Udara kering

Saat cuaca dingin tiba, udara sekitar cenderung kering sehingga suka mencuri kelembaban dari kulit manusia. Biasanya hal ini bukan masalah besar bagi negara tropis seperti Indonesia.

Namun yang menjadi masalah adalah penggunaan AC yang juga bisa menjadi salah satu penyebab kulit kering. Suhu AC yang terlalu dingin dapat menyebabkan udara ruangan menjadi kurang lembap.. Akibatnya, kulit lambat laun makin kering dan terasa tidak nyaman.

Untuk membalikkan efek buruk tersebut, gunakan pelembab dan aturlah agar suhu AC tidak tertalu dingin. Saat cuaca di luar panas, Anda juga bisa memperlengkapi diri dengan topi, scarf, maupun sarung tangan saat pergi ke luar.

2. Mandi terlalu lama

Banyak orang mengira bahwa semakin lama mandi, maka kulit akan semakin lembab. Anggapan ini ternyata tidak tepat, lho!

Justru mandi yang terlalu lama akan membuat semakin banyak air yang menguap dari tubuh. Sebab setelah mandi, air di permukaan tubuh ternyata akan menguap lebih cepat dan berisiko membuat kulit kering.

Oleh karena itu, sebaiknya batasi waktu mandi Anda sekitar 5-10 menit saja. Hal ini akan membantu menjaga kelembapan kulit Anda dan terhindar dari masalah kulit kering.

3. Sabun

Sabun bisa dengan cepat menghilangkan minyak alami pelindung kulit. Yang tak banyak orang tahu adalah kita tak perlu mengoleskan sabun ke seluruh tubuh saat mandi.

Cukup aplikasikan sabun pada bagian tubuh yang memang kotor seperti wajah, tangan, kaki, selangkangan, dan ketiak. Sisa bagian tubuh lainnya cukup dibilas dengan air saja.

Sama halnya dengan kebiasaan mencuci tangan. Meski dokter sering menganjurkan kita untuk rajin cuci tangan, namun kebiasaan baik satu ini juga sering kali menyebabkan kulit kering. Hal ini bisa diperparah apabila Anda salah milih sabun atau menggunakannya secara berlebihan.

Sebaiknya pilihlah sabun yang ringan dan bebas pewangi. Hindari sabun yang mengandung bahan terlalu keras seperti deodoran atau antibakteri.

4. Menggosok kulit

Menggosok kulit saat mandi memang dapat membantu membersihkan kulit dari berbagai kotoran. Namun tanpa Anda sadari, aktivitas rutin ini bisa menyebabkan kulit kering.

Apalagi jika Anda suka menggosok kulit dengan alat bantu seperti spon, flanel, ataupun batu. Gesekan antara alat gosok dan kulit inilah yang berpotensi menyebabkan kekeringan pada kulit.

5. Mandi air panas

Mandi air panas memang nikmat karena bisa melancarkan sirkulasi darah dan bikin badan jadi enteng. Akan tetapi, air panas (termasuk mandi uap panas) juga bisa membabat habis minyak alami yang melindungi kulit. Lantas, apa yang harus dilakukan?

Pertama, lebih baik pilih cara mandi menggunakan shower atau pancuran daripada berendam. Sebisa mungkin batasi penggunaan air panas dan kurangi durasi waktu mandinya.

Anda bisa memilih air hangat atau suam-suam kuku. Matikan airnya saat Anda memakai sabun agar tubuh tidak terus-menerus terekspos air.

Setelah itu, tepuk-tepuk tubuh dengan handuk (bukan menggosokkannya) untuk mengeringkannya. Barulah Anda dapat mengoleskan pelembab pada kulit.

6. Gesekan Handuk

Tidak banyak yang menyangka bahwa gesekan berlebihan antara tubuh dan handuk dapat membuat permukaan kulit menjadi kering. Jadi, setelah mandi, keringkanlah kulit Anda dengan cara menepuk-nepuknya dengan handuk secara lembut - bukan dengan menggosoknya.

7. Salah pakai pelembab

Kalau kulit tergolong kering, maka mungkin Anda sudah mencoba belasan bahkan puluhan produk pelembab. Memang, pelembab memegang peranan penting dalam perawatan kulit kering,.

Akan tetapi, para ahli mengungkapkan bahwa kebanyakan orang salah saat mengaplikasikannya. Salah satunya adalah kesalahan mengoleskan pelembap saat kulit dalam kondisi kering.

Ternyata, pelembap seharusnya dioleskan saat kulit dalam kondisi basah. Hal ini akan memungkinkan pelembap untuk mengunci alias menahan kelembapan di kulit.

Namun, kondisi 'basah' yang dimaksud bukan benar-benar basah. Sesudah mandi, tepuk-tepuk kulit memakai handuk hingga kering, lalu langsung oleskan pelembabnya. Biarkan pelembab meresap selama beberapa menit, lalu barulah Anda boleh memakai pakaian.

Selain memperhatikan cara penggunaan, memilih jenis pelembab yang tepat juga penting. Jika Anda memiliki kulit kering, sebaiknya pilih produk yang ringan dan bebas pewangi atau alkohol.

Tekstur pelembabnya sebaiknya juga kental dan berminyak agar mampu menahan kelembaban. Cara mudah mengujinya adalah dengan menaruh sedikit losion ke telapak tangan, lalu balik telapak tangan ke bawah.

Kalau pelembabnya menetes, maka teksturnya kurang pekat. Pilih pelembap yang tidak mudah menetes.

8. Bahan pakaian

Masih berkaitan dengan gesekan kulit, bahan pakaian tertentu juga akan berpengaruh besar terhadap kulit. Pakaian ketat dan berbahan kasar akan menimbulkan gesekan yang lebih pada kulit sehingga berpotensi menyebabkan kulit kering bahkan iritasi.

Dan ingat, kalau kulit iritasi, gunakan detergen yang tidak mengandung pewarna dan pewangi untuk mencuci pakaian Anda.

9. Efek obat

Beberapa jenis obat yang berpotensi menjadi penyebab kulit kering antara lain obat untuk mengatasi psoriosis, diabetes, hipotiroidisme, serta malnutrisi. Di samping itu, obat untuk hipertensi (diuretik) dan jerawat atau masalah kulit lainnya (retinoid) juga termasuk.

Begitu Anda merasakan efek samping dari pengobatan yang diminum, maka segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan mengganti obatnya atau mengurangi dosisnya untuk Anda.

10. Bertambahnya usia

Pertambahan usia juga turut memengaruhi kelembapan kulit. Semakin bertambah usia seseorang, produksi pelembap alami pada kulitnya juga semakin menurun. Kulit juga makin tipis dan kering.

Sebenarnya, perubahan ini adalah hal yang wajar, mengingat semakin berkurangnya produksi hormon-hormon dalam tubuh saat usia semakin tua. Termasuk hormon-hormon yang berperan dalam menjaga kesehatan kulit.

11. Faktor genetis dan riwayat keluarga

Setiap orang memiliki ciri khas tertentu, termasuk dalam hal kesehatan dan tekstur kulit. Dalam satu keluarga, karena faktor keturunan, ada yang lebih rentan mengalami kulit kering.

Jadi kalau kulit Anda cenderung mudah kering, coba perhatikan kerabat-kerabat kandung Anda. Jangan-jangan ada faktor genetik yang berperan.

12. Gangguan kesehatan

Gangguan kulit di bawah ini juga bisa jadi penyebab kulit kering, yaitu:

  • Penyakit kulit seperti eksim dan psoriasis.
  • Diabetes – kebiasaan yang salah dalam mengontrol kadar gula darah bisa memicu dehidrasi sehingga kulit jadi kering. Selain itu, diabetes juga membuat proses penyembuhan lebih lama sehingga risiko infeksi meningkat.
  • Hipotiroidisme – rendahnya kadar hormon tiroid bisa mengurangi produksi minyak alami kulit. Akibatnya, kulit jadi lebih kasar dan kering. Hipotiroidisme ini seringkali juga menimbulkan gejala lain seperti berat badan naik dan mudah lelah.
  • Malnutrisi – kurangnya asupan gizi yang cukup bisa membuat kulit kering. Salah satu penyebabnya bisa saja karena gangguan makan.

Masih ada penyakit lain, baik yang ringan ataupun parah, yang bisa menyebabkan kulit kering. Cara mengatasinya tentu saja kembali kepada apa yang jadi penyebabnya.

Minum obat mungkin sudah cukup membantu mengatasi kulit kering. Namun, sebaiknya tetap seimbangkan dengan langkah-langkah pencegahan agar kulit tidak kembali kering.

Jika masalah kulit kering tak kunjung pulih, jangan segan berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu, misalnya antihistamin untuk sensasi gatalnya, atau krim (termasuk steroid) untuk mengatasi kulit kering.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Papadakis MA, et al., eds. Dermatologic disorders. In: Current Medical Diagnosis & Treatment 2016. 55th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2016. http://www.accessmedicine.com.
Berger TG, et al. Pruritus in the older patient: A clinical review. JAMA. 2013;310:2443.
Fazio SB, et al. Pruritus: Overview of management. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app