Menopause - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 18, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Menopause

Menopuse pada wanita adalah suatu istilah yang tidak asing lagi terdengar. Menopause akan terjadi pada seluruh wanita seiring proses penuaan. Berhentinya siklus menstruasi wanita di masa menopause terjadi secara alami dan merupakan fase kehidupan pada mentruasi terakhir. Menopause akan terjadi terkait berhentinya proses reproduksi sehingga setelah masuk masa menopause, wanita tidak lagi bisa memiliki anak.

Wanita dikatakan mengalami menopause apabila tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan terakhir. Penyebab dari menopause adalah degenerasi ovarium yang menjadi tidak aktif karena kurangnya pembentukan hormon reproduksi seperti estrogen. Karena penurunan hormon estrogen yang drastis maka tidak bisa menghambat produksi LH dan FSH sehingga nilainya menjadi tinggi dan menetap cukup lama.

Rata-rata usia terjadinya menopause pada wanita yaitu sekitar umur 45 hingga 55 tahun  dengan usia rata-rata yakni 50 tahun. Menopause juga menyebabkan berhentinya pengeluaran darah karena siklus menstruasi tidak lagi bekerja. Ovarium tidak lagi bekerja menghasil hormon estrogen yang bermula dari adanya siklus haid yang panjang pada waktu jelang menopause dengan pendarahan yang berkurang. 

Penyebab Menopause

Menopause merupakan kondisi yang sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Namun, apabila menopause terjadi sebelum usia 40 tahun, hal ini dapat diakibatkan oleh:

  • Primary ovarian insufficiency - Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur berhenti berfungsi.
  • Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) Setelah histerektomi, seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami menopause, namun cenderung akan mengalami menopause lebih awal. 
  • Pengobatan kanker- Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak indung telur.

Klimakterium pada Menopause

Klimakterium merupakan masa-masa peralihan menjelang menopause. Klimakterium bisa disebut sebagai perimenopause. Klimakterium akan muncul pada usia mulai 45 hingga 49 tahun. Pada kondisi ini terjadi perubahan siklus menstruasi akibat kurangnya fungsi ovarium seperti haid yang tidak teratur, keluhan saat haid, jantung berdebar, dan nyeri saat kencing.

Gejala lain yang dapat timbul pada masa klimakterium antara lain:

  1. gangguan emosional dan depresi
  2. Sakit kepala
  3. Keringat berlebihan
  4. Penyempitan pembuluh darah

Gejala Menopause        

Setelah menempuh masa klimakterium kurang lebih 1 tahun lamanya, maka tibalah saat-saat menopause dimana hormon estrogen benar-benar tidak aktif sama sekali dan siklus menstruasi berhenti secara total. Menopause sudah dimulai pada usia 50 hingga 55 tahun. Selain berhentinya siklus menstruasi dan ovulasi, terdapat gejala lain yang dapat timbul diantaranya

  1. Kulit kering
  2. Sulit tidur di malam hari
  3. Berkeringat pada malam hari
  4. Demam
  5. Vagina menjadi kering
  6. Sakit kepala
  7. Vertigo
  8. Rasa panas (hot flush) yang terasa mulai dari dada hingga naik ke atas.

Selain gejala pada organ, tedrdapat gangguan psikologis yang dapat muncul terkait menopause antara lain:

  1. Stres
  2. Gelisah
  3. Marah
  4. Depresi
  5. Mudah tersinggung
  6. Penurunan daya ingat

Postmenopause

Masa menopause selama 3 hingga 5 tahun akan berkahir di masa menopause atau senium. Senium terjadi setelah 12 bulan bebas menstruasi. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan peningkatan kadar LH dan FSH yang tinggi dengan kadar hormon estrogen yang rendah. Keluhan dari masa klimakterium mungkin saja dapat terjadi kembali disamping penurunan estrogen yang semakin lama akan berakhir. Masalah psikis saat postmenopause akan kembali stabil di usia 65 tahun.

Terdapat resiko berat yang dapat muncul pada postmeopause seperti penyakit alzheimer, hipertensi, infarksi miokard, dan pengerasan pembuluh darah atau atherosclerosis.

Diagnosis Menopause

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan memeriksa kadar-kadar hormon seperti: 

  • Pemeriksaan FSH (follicle-stimulating hormone) dan hormon estrogen- Pada kondisi menopause, kadar FSH akan meningkat, sedangkan kadar estrogen rendah.
  • Pemeriksaan TSH (thyroid-stimulating hormone) dan hormon tiroid - Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan menopause.

Keluhan di masa Menopause

Banyak sekali gejala yang dapat timbul mulai dari masa klimakterium, menopause, hingga postmenopause. Gejala pada menopause sangat dirasakan oleh wanita apalagi masalah psikis yang meresahkan karakter dan kepribadian wanita. 

Masalah psikis seperti cepat marah, stres, gelisah, dan curiga berlebih menjadi masalah baru yang perlu disingkapi terutama dalam lingkup keluarga. Suami perlu mengerti mengenai kondisi yang terjadi di masa menopause serta memberikan dukungan psikologis melalui media ruang dan waktu bersama keluarga.

Wanita setidaknya perlu menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon yang menimbulkan rasa tidak nyaman di masa-masa menopause. Wanita hendaknya mengenali lebih dalam apa kemungkinan yang dapat terjadi dan mempengaruhi kesehatan baik secara fisik ataupun psikologis selama menopause. 

Untuk menanggulangi masalah ini wanita dapat mempersiapkan diri untuk meningkatkan jasmani dengan berolahraga teratur, mengonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi seperti memperbanyak nutrisi kalsium tinggi dari makanan, susu, dan suplemen tambahan untuk mencegah peluang terkena tulang keropos. Olahraga ringan seperti jalan kaki dan alri pagi sudah cukup membantu menghadapi keluhan

 


26 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Faris, et al. Healthline (2017). Hot Flash Causes and How to Treat Them. (https://www.healthline.com/health/menopause/hot-flash-causes)
Cherney, K. Healthline (2017). Premenopause, Perimenopause, and Menopause. (https://www.healthline.com/health/menopause/difference-perimenopause)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app