Hipertensi - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 14, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Hipertensi, atau biasa dikenal dengan sebutan tekanan darah tinggi, merupakan masalah yang sering terjadi di sekitar kita. Darah tinggi sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam fakto, mulai dari gaya hidup yang tak sehat seperti merokok, jarang berolahraga, makan makanan yang tidak sehat, minum alkohol, hingga riwayat keluarga yang juga mengidap hipertensi.

Namun tahukah Anda jika tekanan darah yang terus menerus tinggi akan membawa dampak serius dan munculnya berbagai penyakit kronis dalam tubuh? Mari simak artikel berikut ini.

Apa itu hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat cukup tinggi. Bila keadaan ini berlangsung secara terus-menerus, maka dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. Itulah kenapa hipertensi sering disebut sebagai ‘pembunuh diam-diam’.

Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi atau tidak adalah dengan mengukur tekanan darah secara rutin. Tekanan darah dapat dikatakan normal jika berkisar di angka 120/80 mmHG (milimeter merkuri).

Angka 120 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, yaitu ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 mmHG menunjukkan bacaan diastolik, yaitu ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi bilik jantung dengan darah. Sederhananya, tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung beristirahat).

Seseorang dapat dikatakan memiliki tekanan darah tinggi bila mencapai 140/90 mmHG. 

Mengenal hipertensi

Penyebab

Penyebab hipertensi yang utama tidak diketahui secara pasti. Bahkan, sekitar 1 dari 20 kasus hipertensi terjadi akibat penyakit maupun obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Namun, ada beberapa faktor lainnya yang dapat memicu tekanan darah tinggi, yaitu:

  • Obesitas
  • Merokok
  • Faktor genetik
  • Minum terlalu banyak alkohol atau minuman berkafein
  • Makan makanan yang terlalu asin atau mengandung pemanis buatan
  • Berusia di atas 65 tahun
  • Jarang berolahraga
  • Kurang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
  • Pengaruh meminum obat-obatan jenis tertentu, seperti obat gagal ginjal dan pil KB.

Bila Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami hipertensi, ada baiknya lakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Pasalnya, hipertensi bisa muncul tiba-tiba tanpa menunjukkan gejala awal. Karena itulah, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena hipertensi sampai penyakitnya semakin parah.

Gejala

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penderita tekanan darah tinggi biasanya tidak akan menunjukan ciri dan gejala-gejala apapun. Namun, penderita yang sudah terkena darah tinggi akan mengalami gejala hipertensi berikut ini:

  • Sakit kepala parah dan pusing.
  • Mual dan mimisan.
  • Kebingungan.
  • Detak jantung yang tidak teratur.
  • Telinga suka berdengung.
  • Nyeri dada dan kelelahan.
  • Sulit untuk bernafas.
  • Ada darah pada urin. Hal ini kemungkinan tanda adanya komplikasi ke bagian ginjal.
  • Berdebar di bagian dada, leher, ataupun telinga.
  • Penglihatan yang kabur. Hal ini kemungkinan adanya komplikasi ke bagian retina mata.

Pencegahan hipertensi

Kunci terpenting untuk mencegah hipertensi adalah dengan menjalani pola hidup sehat. Hal ini mencakup pengaturan pola makan, olahraga, hingga mengendalikan berat badan.

Berikut ini sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga tekanan darah tetap normal, yaitu:

  • Kurangi makanan asin
  • Hindari minum alkohol dan minuman berkafein
  • Istirahat yang cukup setiap hari
  • Sempatkan berolahraga secara rutin
  • Batasi atau bahkan berhenti merokok
  • Kendalikan berat badan tetap normal, supaya terhindar dari obesitas

Pengobatan hipertensi

Ketika dokter mendiagnosis Anda dengan tekanan darah tinggi, biasanya dokter akan memberikan resep obat penurun tekanan darah. Banyaknya dosis yang diberikan tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing pasien.

Beberapa jenis obat darah tinggi yang sering diresepkan dokter antara lain:

Omega-3 (suplemen minyak ikan)

Di jaman serba instan sekarang ini, banyak masyarakat yang tetap memilih untuk menggunakan obat-obatan alami dibandingkan kimiawi. Pasalnya, banyak orang percaya bahwa obat hipertensi alami dapat memberikan manfaat yang lebih besar, walaupun memakan waktu lebih lama.

Bagi Anda yang lebih suka bahan-bahan alami, Anda bisa mencoba mengonsumsi suplemen omega-3. Kandungan omega-3 ini dapat berasal dari minyak ikan, baik ikan salmon maupun ikan hiu, dan ikan-ikan perairan laut dalam lainnya. Selain untuk mengendalikan tekanan darah, suplemen minyak ikan juga dapat menjaga kesehatan jantung. 

Kalsium channel blocker

Kalsium channel blocker adalah obat yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Cara kerjanya ialah dengan memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding pembuluh darah. Alhasil, jantung akan lebih mudah memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tekanan darah jadi lebih normal.

Diuretik

Obat diuretik umumnya dikenal sebagai ‘pil air’, fungsinya adalah membantu tubuh menyingkirkan air dan garam yang tidak dibutuhkan melalui urin. Semakin banyak kelebihan garam dan cairan yang keluar, maka tekanan darah lambat laun akan menurun. Akibatnya, jantung tidak membutuhkan kerja ekstra untuk memompa darah ke seluruh tubuh. 


33 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app