ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Benarkah Obat Alergi Antihistamin Bikin Kita Ngantuk?

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Jun 7, 2021 Waktu baca: 3 menit
Benarkah Obat Alergi Antihistamin Bikin Kita Ngantuk?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Obat alergi generasi pertama memiliki efek menenangkan sehingga kerap memberikan efek kantuk setelah diminum.
  • Senyawa antihistamin dalam obat akan mengalir ke otak dan menyebabkan terganggunya kesadaran, sehingga lambat laun menimbulkan rasa kantuk dan susah konsentrasi.
  • Obat alergi generasi kedua tidak memberikan efek sedatif atau penenang, sehingga efek kantuknya lebih ringan.
  • Efek antihistamin berbentuk tablet umumnya mulai bekerja dalam tubuh sekitar 30 menit setelah dikonsumsi.
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum minum obat alergi antihistamin saat hamil, menyusui, atau punya penyakit tertentu seperti epilepsi, gangguan ginjal, penyakit jantung, atau penyakit hati.
  • Klik untuk mendapatkan obat alergi ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Memiliki alergi terhadap sesuatu memang membuat tidak nyaman. Secara mendadak, kulit bisa berubah menjadi gatal dan kemerahan atau mengalami bersin-bersin saat terpapar oleh alergen (zat pemicu alergi). 

Tetapi, Anda bisa sedikit tenang karena efek tersebut bisa dikurangi dengan minum obat antihistamin. Antihistamin adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati beragam jenis alergi. Contohnya alergi pada makanan, gigitan serangga, alergi kulit, alergi mata, dan jenis alergi lainnya. 

Meski ampuh mengurangi reaksi alergi, banyak orang menghindari minum obat-obatan yang mengandung antihistamin karena efeknya bikin ngantuk. Kenapa obat alergi bisa menyebabkan kantuk, ya?

Cara kerja obat antihistamin

Di dalam tubuh manusia terdapat zat kimia bernama histamin. Ketika ada virus atau bakteri yang masuk, tubuh akan memproduksi histamin guna melawan zat-zat asing tersebut. 

Proses pertarungan histamin melawan bakteri atau virus ini secara bersamaan dapat memicu inflamasi atau peradangan. Akan tetapi, bila Anda mempunyai alergi tertentu, zat histamin tersebut tidak mampu membedakan mana zat asing yang berbahaya dan mana yang tidak. Akibatnya, ketika ada zat tidak berbahaya seperti makanan, debu, atau serbuk sari yang masuk, tubuh akan tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi. 

Baca selengkapnya: Kenali 4 Macam Alergi dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Karena itulah, orang yang mengalami alergi tertentu dianjurkan untuk minum obat antihistamin untuk menghentikan reaksi peradangan tersebut. Umumnya, efek antihistamin berbentuk tablet mulai bekerja dalam tubuh sekitar 30 menit setelah dikonsumsi. Efek optimalnya biasanya baru terasa 1–2 jam setelah minum obat.

Bila Anda mempunyai alergi terhadap serbuk sari dari tumbuhan, sebaiknya minumlah obat antihistamin secara rutin pada saat musim tumbuhnya tanaman tersebut. Hal ini lebih efektif mencegah alergi kambuh daripada bila Anda meminum obat tersebut hanya sesekali.

Jenis-jenis obat alergi antihistamin

Obat alergi antihistamin terdiri dari 2 macam tipe, yaitu generasi pertama dan generasi kedua. Berikut perbedaan keduanya:

1. Generasi pertama

Jenis obat antihistamin generasi pertama memiliki efek menenangkan. Setelah diminum, Anda akan merasakan beberapa efek samping umum seperti mengantuk, pusing, konstipasi, mulut kering, susah berpikir, penglihatan berkurang, dan susah mengosongkan kandung kemih

Banyak orang menghindari minum obat yang mengandung antihistamin, terutama sebelum berangkat ke sekolah atau ke kantor, karena takut mengantuk dan mengganggu konsentrasi. Kenapa begitu?

Ternyata, hal ini ada hubungannya dengan pengaruh histamin pada sistem saraf pusat di otak dan sumsum tulang belakang. Tanpa disadari, zat histamin itulah yang membuat Anda lebih terjaga dan mudah konsentrasi.

Sedangkan saat Anda minum obat alergi antihistamin, senyawa antihistamin dalam obat akan mengalir ke otak. Hal ini berdampak pada terganggunya kesadaran, sehingga lambat laun menimbulkan rasa kantuk dan susah konsentrasi.

Jenis-jenis obat antihistamin generasi pertama yang paling umum di antaranya adalah:

2. Generasi kedua

Beda dengan sebelumnya, jenis antihistamin generasi kedua tidak memberikan efek sedatif atau penenang. Hal ini membuat efek kantuk dari obat tidak separah saat Anda minum obat alergi antihistamin generasi pertama.

Walau demikian, Anda tetap perlu berhati-hati saat mengemudi atau menjalankan alat berat. Sebab, bagaimana pun, efek mengantuk setelah minum obat masih bisa terjadi. 

Selain itu, jenis antihistamin ini juga tetap memiliki efek samping meskipun cenderung lebih ringan daripada obat generasi pertama. Contohnya mulut kering, sakit kepala, hidung kering, dan mual. 

Contoh obat antihistamin generasi kedua antara lain:

Baca juga: Aturan Pakai Antihistamin

Lantas, mana obat alergi antihistamin yang terbaik?

Pada dasarnya, semua jenis obat alergi antihistamin mampu mengatasi reaksi alergi dengan baik asal sesuai dengan keluhan yang Anda rasakan. Sebagai contoh, bila Anda merasakan alergi gatal-gatal pada kulit, maka Anda bisa minum obat antihistamin generasi yang pertama. 

Jangan khawatir dengan efek kantuk yang ditimbulkan. Justru, efek mengantuk dari obat antihistamin generasi pertama dapat membantu Anda tidur nyenyak meskipun kondisi kulit sedang gatal. 

Untuk mengetahui obat antihistamin mana yang cocok, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan meresepkan obat alergi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

Selain berbentuk tablet, antihistamin juga tersedia alam bentuk kapsul, cair, obat tetes mata, hingga semprot hidung. Bagi Anda yang sedang hamil, menyusui, atau sedang menderita penyakit tertentu seperti epilepsi, gangguan ginjal, penyakit jantung, atau penyakit hati, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter mengenai dosis dan aturan minum obat alergi antihistamin sesuai kondisi Anda.

Baca juga: Kenali Obat-Obat Paling Ampuh untuk Gatal Kulit


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zyrtec allergy - cetirizine hydrochloride tablet, film coated. (2016). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=b165db38-b302-4220-8627-77cb07bb078c)
Krinsky DL, et al. (2015). Handbook of nonprescription drugs: An interactive approach to self-care (18th ed.), 172-195. Washington, DC: American Pharmacists Association. DOI: (https://doi.org/10.21019/9781582122250)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app