Ventolin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Sep 11, 2019 Waktu baca: 5 menit

Ventolin adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Ventolin termasuk obat golongan agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek pada otot-otot bronkus (short acting beta-adrenergic receptor agonist). Obat ini merupakan obat yang berfungsi membuka saluran pernafasan bronkus (bronkodilator) dengan melemaskan otot-otot di sepanjang saluran pernafasan.

Manfaat Ventoilin

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

ventolin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • box 3 x 10 tablet 2 mg
  • botol 100 ml sirup
  • ventolin nebulizer : dos 20 ampul 2.5 mg
  • rotacapsul

Kandungan

tiap kemasan ventolin mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Salbutamol sulfat 2 mg / tablet
  • Salbutamol sulfat 2 mg / 5 ml sirup
  • Salbutamol sulfat 1+150 mg / 5 ml sirup
  • Salbutamol 2.5 mg/ 2.5 ml NaCl
  • Salbutamol 200mcg / kapsul
  • Salbutamol 400mcg / kapsul

Manfaat Ventoilin

Kegunaan ventolin (salbutamol) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Ventolin (salbutamol) umumnya digunakan untuk mengobati bronkospasme (misalnya penyakit asma karena alergi tertentu, asma bronkial, bronkitis asmatis, emfisema pulmonum), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
  • Obat ini bisa digunakan untuk mengobati hiperkalemia akut karena kemampuannya merangsang aliran kalium ke dalam sel sehingga konsentrasi kalium dalam darah berkurang.
  • Untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien yang memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, ventolin (salbutamol) lebih dipilih karena bekerja lebih lama dan lebih aman, dibanding beta-2 adrenergic lainnya.

Efek samping Ventoilin

Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik. Berikut adalah beberapa efek samping ventolin (salbutamol) yang mungkin terjadi :

  • Efek samping yang umum adalah nadi meningkat, nyeri dada, denyut jantung cepat, tremor terutama pada tangan, kram otot, sakit kepala dan gugup.
  • Efek samping lain yang sering terjadi diantaranya : pelebaran pembuluh darah jaringan, aritmia (gangguan irama jantung) , ganguan tidur dan gangguan tingkah laku.
  • Efek samping yang lebih berat tetapi kejadiannya jarang misalnya bronkospasme paradoksikal, urtikaria (biduran) , angioedema (pembengkakan pembuluh darah akibat reaksi berat) , dan hipotensi (tekanan darah menurun).
  • Seperti agonis adrenoseptor beta-2 lainnya, salbutamol juga bisa menyebabkan hipokalemia (kalium darah menurun) terutama jika diberikan pada dosis tinggi.
  • Penggunaan dosis tinggi telah dilaporkan memperburuk diabetes melitus dan ketoasidosis.

Dosis ventolin

Ventolin diberikan dengan dosis sebagai berikut :

Dosis Ventolin pada Orang Dewasa

  • Terapi asma  atau PPOK serangan akut 2-4 mg 3-4 kali sehari, dapat ditingkatkan hingga 8 mg 3-4 kali sehari
  • Profilaksis asma karena olahraga : dengan alat inhalasi atau dry powder inhaler : 2 hirupan tiap 10-25 menit sebelum olahraga.
  • Pada asma berat dengan menggunakan alat inhalasi dengan dosis awal : 4 hirupan, kemudian dilanjutkan 2 hirupan tiap 2 menit tergantung respon terapi. maksimal 10 hirupan.

Dosis Ventolin pada Anak-Anak dan kondisi lain

  • Anak 6-12 tahun : 3 x sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai dosis maksimal harian : 24 mg /hari (dalam dosis bagi).
  • Anak 2-6 tahun : 3 x sehari 1 mg.
  • Pasien usia lanjut atau pasien yang sensitif terhadap stimulan beta adrenergik : dosis awal : 3-4 x sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 x sehari 8 mg.
  • Ventolin nebulizer : sediaan dimasukkan ke dalam alat (nebulizer) untuk dihisap oleh pasien

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat-obat dengan kandungan zat aktif salbutamol dengan obat-obat lain :

  • Pemberian bersamaan dengan bronkodilator simpatomimetik kerja pendek lain tidak boleh dilakukan karena bisa memberikan efek yang sangat buruk pada sistem kardiovaskular.
  • Obat-obat beta-2 antagonis menghambat kerja salbutamol.
  • Obat-obat golongan beta-blocker non-selektif seperti propranolol, tidak bisa diberikan bersamaan dengan salbutamol, karena obat beta bloker meningkatkan efek penyempitan saluran bronkus pada pasien asma.
  • Monoamine oksidase inhibitor atau antidepresan trisiklik dapat memperkuat efek salbutamol pada sistem kardiovaskular. Diantaranya bisa memicu hipertensi berat.
  • Bila diberikan bersama atomoksetin, resiko efek samping pada sistem kardiovaskular meningkat.
  • salbutamol dapat menurunkan konsentrasi digoksin dalam plasma.
  • Pemberian bersamaan dengan metildopa dapat menyebabkan hipotensi akut (penurunan tekanan darah terlalu cepat dalam waktu singkat).

Kontraindikasi

  • Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) pada salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor beta-2 lainnya.
  • pasien dengan risiko penyakit jantung iskemik, kehamilan kurang dari 22 minggu, kehamilan dengan risiko seperti infeksi , perdarahan, plasenta previapreeklamsia berat, eklamsia berat dan ibu dengan abortus iminens (keguguran dipertahankan).

Perhatian

hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan ventolin (salbutamol) adalah sebagai berikut :

  • Hentikan pemakaian dengan segera jika anda mengalami reaksi alergi, seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya, karena bisa berakibat yang lebih fatal.
  • Obat ini bisa menyebabkan bronkospasme paradoks yang bisa mengancam nyawa. Jika bronkospasme terjadi segera hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter.
  • Pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipokalemia, terutama pada pasien dengan gagal ginjal dan orang-orang yang sedang menggunakan obat diuretik tertentu atau obat turunan xanthine.
  • Seperti semua amina simpatomimetik, obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan gangguan kardiovaskular terutama insufisiensi koroner, aritmia jantung, dan hipertensi.
  • Pasien dengan hipertiroidisme juga harus hati-hati menggunakan obat ini.
  • Seperti obat-obat agonis adrenoseptor beta-2 obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada penderita diabetes melitus karena beresiko terjadinya ketoasidosis. Pemantauan kadar glukosa darah perlu dilakukan.
  • Belum diketahui apakah salbutamol diekskresikan dalam air susu ibu. Pada studi hewan obat ini telah diketahui memiliki potensi tumorigenicity sehingga sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat pilihan yang lebih aman atau diberikan dengan jarak yang cukup antara menyusui dan penggunaan obat.
  • Keamanan dan efektivitas pada pasien usia 4 tahun atau kurang belum diketahui.

Penggunaan oleh ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan salbutamol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa digunakan sebagai acuan keamanan obat oleh manusia. Namun efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin menggunakan obat ini pada wanita hamil.

Penggunaan salbutamol oleh ibu hamil hanya untuk tujuan tertentu misalnya mencegah kelahiran prematur bilamana manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko yang mungkin terjadi.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Inhaled salbutamol for wheezy infants: a randomised controlled trial. Archives of Disease in Childhood. (https://adc.bmj.com/content/82/5/370)
Salbutamol inhaler dosage and other salbutamol info. Patient. (https://patient.info/medicine/salbutamol-inhaler-ventolin)
Salbutamol and around. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4707606/)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app