HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Penyakit Jantung - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Mar 24, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang membahayakan di seluruh penjuru dunia. Gaya hidup menjadi faktor penyebab serangan jantung pada usia lanjut. WHO mencatat setidaknya 31% penduduk di dunia meninggal diakibatkan penyakit jantung. Dan hampir 75% disebabkan oleh faktor sosioekonomi yang rendah. 

Kematian dari penyakit jantung disebabkan oleh 3 faktor yaitu obesitas, hipertensi, dan diabetes melitus. Peran serta pemerintah sangat diperlukan untuk mengagas penanganan penyakit jantung terlebih kepada masyarakat dengan kebutuhan ekonomi rendah dan yang buta akan informasi kesehatan.

Penyebab penyakit jantung

Penyakit jantung disebabkan oleh gangguan kardiovaskular saat mengantar darah dan oksigen menuju pembuluh darah. Kelainan otot jantung juga dapat mengakibatkan serangan jantung mendadak karena pasokan oksigen di otot jantung menurun. 

Serangan jantung dimulai pada usia antara 45 hingga 60 tahun. Kondisi ini diikuti dengan gaya hidup yang buruk dan menyebabkan gangguan sirkulasi pada tubuh sehingga timbul serangan jantung. Penyebab penyakit jantung tersering antara lain:

  • Hipertensi. Hipertensi merupakan faktor resiko utama penyakit jantung dan stroke. Resiko penyakit jantung muncul bila tekanan darah lebih tinggi dari 135/85 mmHg.
  • Diabetes Mellitus. Meningkatnya gula darah memicu penyakit jantung karena hilangnya insulin untuk memetabolisme gula.l
  • Obesitas. Kelebihan berat badan memicu penumpukan lemak, hipertensi, dan berakhir pada timbulnya penyakit jantung, salah satunya penyakit jantung koroner. Nilai obesitas dihitung dengan menggunakan indeks massa tubuh atau IMT/BMI dengan angka 30 atau lebih. Jaringan lemak yang berlebihan akan menganggu kerja otot jantung sehingga sirkulasi darah ke jantung juga akan terhambat. 
  • Dislipidemia
  • Kondisi lainnya yang menyertai penyebab penyakit jantung antara lain merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, kurang berolahraga, dan konsumsi makanan berlemak.

Gangguan jantung pada orang dengan obesitas berdampak pada disfungsi jantung kiri dan pembesaran jantung. Kolesterol jahat (LDL) yang lebih tinggi dibanding kolesterol baik (HDL) beresiko menyebabkan penyakit jantung.

Gejala Penyakit Jantung

Mengenali gejala sangat penting untuk mencari tau kondisi apa saja yang terjadi pada seseorang yang terkena penyakit jantung. Gejala tersebut antara lain:

Nyeri Dada

Rasa tidak nyaman pada dada, nyeri dadatembus kepunggung hingga ke rahang. Nyeri dada (angina) bisa saja dikaitkan sebagai gejala penyakit jantung walaupun ini belum dapat menentukan diagnosis. Nyeri dada dirasakan menjalar hingga ke lengan kiri dan akan pulih dengan cepat. Ini disebabkan adanya hambatan peredaran darah di otot jantung sehingga pasokan oksigen menjadi berkurang. 

Sesak Napas (dispnea)

Bila rasa nyeri cukup lama dan tidak pulih dengan istirahat, mungkin anda mengalami unstable angina pektoris. Di mana telah terjadi sumbatan pembuluh darah ke jantung sehingga perlu penanganan darurat. Pada nyeri dada, anda akan merasakan sesak saat bernapas hal ini dikarenakan kompensasi tubuh untuk mendapatkan pasokan lebih melalui paru-paru. Rasa sesak seperti terikat di leher atau dada yang tertindih sesuatu.

Kelelahan

Rasa sesak yang bersamaan dengan nyeri tentu menimbulkan rasa lelah. Rasa lelah dikarenakan Jantung perlu bekerja lebih keras untuk mempompa darah ke seluruh jaringan tubuh. Rasa lelah timbul saat anda beraktivitas minimal seperti berjalan, menaiki tangga, membawa barang, dan sebagainya.

Tekanan nadi yang meningkat

Tekanan nadi normal adalah antara 60 hingga 100 kali permenit. Nadi secara normal akan meningkat bila kita melakukan aktivitas seperti olaharaga lari atau bersepeda. Pacu jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh juga meningkat. Tetapi pada penderita penyakit jantung, nadi tetap akan cepat walaupun dalam kondisi istirahat.

Pembengkakan (edema)

Pembengkakan biasa terjadi pada daerah paru-paru dan kaki. Penumpukan cairan di kaki Ini disebabkan karena akumulasi cairan yang menyebabkan kebocoran pada kapiler atau pembuluh darah sekitar kaki. 

Nyeri di berbagai area tubuh

Rasa nyeri atau kelemahan, bengkak pada kaki atau tangan yang disebabkan penyempitan pembuluh darah di daerah tersebut. Nyeri lainnya mungkin juga dirasakan pada leher, rahang, perut bagian atas dan punggung. Saat darah yang dipompa terbatas, ginjal akan menahan garam dan air sehingga cairan tersebut malah dibawa ke paru-paru dan peredaran sekitarnya sehingga mengakibatkan sesak nafas dan pembengkakan paru (edema pulmonal). Kondisi ini paling banyak terjadi pada gagal jantung sisi kanan.

Penyakit jantung perlu diperhatikan secara jelas karena bila gejala tersebut tidak ditangani segera maka akan mengakibatkan kematian. Penderita yang memiliki faktor resiko penyakit jantung seperti obesitas atau hipertensi perlu melakukan perbaikan pola hidup dan terapi obat-obatan awal sehingga penyakit jantung dapat terhindar.

Kapan Anda perlu ke dokter?

Semakin awal penyakit jantung terdeteksi maka semakin baik prognosis kesembuhannya. Segera ke dokter jika Anda memiliki beberapa gejala seperti


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2017). What are Normal Blood Sugar Levels? (https://www.webmd.com/diabetes/qa/what-are-normal-blood-sugar-levels)
WebMD (2017). Anatomy and Circulation of the Heart. (https://www.webmd.com/heart-disease/high-cholesterol-healthy-heart)
The Healthline Editorial Team. Healthline (2016). What is Arrhythmia? (https://www.healthline.com/health/arrhythmia/symptoms)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app