Mycoral 200mg Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Sep 1, 2019 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Mycoral 200 mg Tablet adalah obat anti jamur yang mengandung ketoconazole untuk terapi kandidiasis vagina dan untuk dermatofitosis akibat infeksi jamur
  • Mycoral 200 mg Tablet bisa dibeli dengan resep dokter dan tersedia dalam kemasan tablet 200 mg. Dikonsumsi bersama makanan untuk memaksimalkan penyerapan
  • Beberapa efek samping Mycoral 200 mg Tablet yang mungkin terjadi antara lain mual, muntah, dan nyeri perut
  • Penggunaan Mycoral 200 mg Tablet tidak disarankan untuk digunakan oleh ibu hamil dengan sindrom Cushing maupun ibu menyusui
  • Klik untuk mendapatkan Mycoral 200 mg Tablet atau obat P3K lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Mycoral 200 mg Tablet adalah obat anti jamur untuk terapi kandidiasis vagina dan untuk dermatofitosis (jamur yang paling banyak menginfeksi tubuh). Obat Mycoral 200 mg Tablet mengandung ketoconazole, yang termasuk obat golongan imidazole sintetik. Obat ini diproduksi oleh PT Kalbe Farma.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Mycoral 200 mg Tablet yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Ketoconazole adalah obat anti jamur yang digunakan terutama untuk terapi lokal kandidiasis vagina dan untuk infeksi dermatofitosis. Obat ini termasuk golongan imidazole sintetik.

Seperti semua agen antijamur azole, ketoconazole bekerja terutama dengan menghambat enzim sitokrom P450 14α-demethylase (P45014DM). Enzim ini berperan dalam jalur pembentukan sterol yang digunakan untuk pembentukan dinding sel jamur. Ketoconazole juga merupakan penghambat pembentuk kortisol dan aldosterone pada kelenjar adrenal tetapi potensinya sangat rendah.

Mengenai Mycoral 200 mg Tablet

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Mycoral 200 mg Tablet dipasarkan dengan kemasan 1 dos 5 x 10 tablet 200 mg

Kandungan

Tiap tablet mengandung ketoconazole 200 mg

Manfaat Mycoral 200 mg Tablet

Berikut ini adalah beberapa manfaat Mycoral 200 mg Tablet (ketoconazole), yaitu:

  • Obat anti jamur pada kulit dan selaput mukosa, seperti athlete’s foot, kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki), kandidiasis (infeksi jamur atau sariawan), dan sebagai obat panu (pitiriasis versicolor, tinea versicolor).
  • Sebagai antijamur sistemik untuk infeksi jamur Candida, Histoplasma, Coccidioides, dan Blastomyces (meskipun tidak aktif terhadap Aspergillus). Namun, di beberapa negara tidak lagi dipilih sebagai obat anti jamur sistemik lini pertama, karena memiliki efek toksisitas lebih besar, penyerapan yang buruk, dan spektrum yang lebih terbatas. Anda juga bisa menggunakan obat ketoconazole untuk keputihan.
  • Memiliki aktivitas sebagai antiandrogen dan efek antiglukokortikoid, yang telah digunakan sebagai pengobatan lini kedua untuk kanker prostat dan untuk menekan sintesis glukokortikoid dalam pengobatan cushing sindrom.
  • Membantu mengatasi dermatitis seboroik dan ketombe.

Dosis Mycoral 200 mg Tablet

Mycoral 200 mg Tablet (ketoconazole) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Anak usia > 2 tahun: 3-6,6 mg/kgBB/hari. Obat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.
  • Dewasa: 200 mg/hari. Durasi pengobatan untuk 2-3minggu atau hingga infeksi sembuh. Jika setelah 3 minggu setelah gejala tidak hilang kombinasi antijamur lain diperlukan. Dosis maksimal harian 400mg/hari.
  • Kandidiasis vaginal resisten yang kronis: 400 mg/hari. Pengobatan dilakukan minimal 5 hari. Evaluasi pengobatan hingga infeksi menghilang. pengobatan harus dilakukan kedua pasangan seksual.

Obat Mycoral 200 mg Tablet diberikan bersama makanan untuk memaksimalkan penyerapan.

Efek samping Mycoral 200 mg Tablet

Beberapa efek samping Mycoral 200 mg Tablet (ketoconazole) yang mungkin terjadi antara lain:

  • Efek samping umum berupa mual, muntah, dan nyeri perut.
  • Efek samping yang lebih jarang misalnya sakit kepala, ruam, urtikaria (biduran), pruritus (gatal), trombositopenia, paresthesia (kesemutan), fotofobia (silau), alopesia (kebotakan), ginekomastia, pemanjangan gelombang jantung (QT), peningkatan serum hati dan oligospermia.

Pada Juli 2013, FDA di Amerika Serikat (setara dengan BPOM Indonesia) mengeluarkan peringatan bahwa ketoconazole pil dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan masalah kelenjar adrenal. FDA menyarankan untuk tidak menggunakan obat ini sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi jamur apapun. Gunakan obat ini hanya jika terapi antijamur alternatif tidak tersedia atau tidak memberikan hasil yang baik.

Interaksi Obat

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Mycoral 200 mg Tablet adalah:

  • Vardenafil, tadalafil, sildenafil, kortikosteroid, mometason inhalasi, budesonid oral dan inhalasi, metilprednisolon, ritonavir, indinavir, saquinavir, teofilin, alprazolam, midazolam, karbamazepin, fenitoin, silostazol, aripiprazol, loratadine, tolteradin, dihidropiridin, solifenasin, takrolimus, sirolimus, sinakalset, siklosporin, felodipin, mizolastin, mirtazepin, alfentanil, buprenorfin, erlotinib, imatinib, eletriptan, ivabradin, galantamin, dan eplerenon: meningkatkan efek farmakologis dan toksisitasnya. 
  • Fenitoin, antimuskarinik, nevirapin, antagonis histamin H2, penghambat pompa proton dan sukralfat, isoniazid, dan rifampisin: mengurangi konsentrasi plasma ketoconazole sehingga menurunkan efek farmakologisnya.
  • Amprenavir dan ritonavir: meningkatkan konsentrasi plasma ketoconazole sehingga potensi efek sampingnya meningkat.
  • Simvastatin: meningkatkan risiko miopati
  • Antikoagulan kumarin: meningkatkan efek obat
  • Dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine dan domperidon: meningkatkan risiko aritmia ventrikular.
  • Estrogen: berpotensi terjadi kegagalan kontrasepsi

Jangan diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut : dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine. Cidaral (ketoconazole) dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat tersebut dan dapat memperpanjang interval QT, kadang-kadang menyebabkan disritmia ventrikel yang membahayakan seperti torsades de pointes.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Mycoral 200 mg Tablet (ketoconazole) adalah sebagai berikut :

  • Jangan menggunakan ketoconazole untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif  (alergi) pada ketoconazole atau obat golongan imidazole lainnya.
  • Tidak diberikan untuk pasien yang memiliki gangguan hati berat dan pasien yang sedang diterapi dengan terfenadin atau astemizol.
  • Tidak disarankan untuk ibu hamil dengan sindrom Cushing.
  • Tidak diperuntukkan bagi ibu menyusui karena ketoconazole telah diketahui ikut diekskresikan dalam ASI. Ibu menyusui sebaiknya memilih obat anti jamur yang lebih aman.
  • Tidak boleh digunakan untuk meningitis karena jamur.
  • Hindari mengemudikan kendaraan atau menyalakan mesin karena obat dapat menyebabkan pusing dan mengantuk.
  • Ketoconazole pada pemberian oral seperti Mycoral 200 mg Tablet, diabsorpsi jauh lebih baik dibandingkan dengan golongan imidazole lainnya. Namun ketoconazole memiliki efek hepatotoksisitas yang parah. Risiko terbentuknya hepatitis lebih besar jika diberikan lebih dari 14 hari. Untuk pemberian secara oral, diperlukan pengamatan klinik untuk memeriksa kondisi hati.
  • Obat anti jamur yang mengandung ketoconazole seperti Mycoral 200 mg Tablet sebaiknya hanya digunakan bila anti jamur lain tidak memberikan hasil yang baik. Hal ini karena ketoconazole dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami tanda-tanda kerusakan hati, seperti mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, kehilangan nafsu makan, urin berwarna gelap, kotoran berwarna tanah liat, atau sakit kuning (menguningnya kulit atau mata).
  • Pemakaian Mycoral 200 mg Tablet (ketoconazole) harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi.
  • Segera hubungi dokter jika mengalami sakit dada dan pusing parah, dan detak jantung yang cepat atau berdebar selama menggunakan Mycoral 200 mg Tablet.

Penggunaan Obat Mycoral 200 mg Tablet untuk ibu hamil

FDA di Amerika Serikat, setara dengan BPOM Indonesia, mengkategorikan ketoconazole kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Namun fakta bahwa obat ini telah menunjukkan efek buruk pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin menggunakan Mycoral 200 mg Tablet untuk wanita hamil. Disarankan hanya digunakan jika tidak ada pilihan lain yang lebih aman.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Mycoral 200 mg Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.

Artikel terkait:


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Freitas, Zaida & Ricci-Junior, Eduardo & Bemvindo, Carolina & Santos, Elisabete & Storpirtis, Sílvia & Chiann, Chang & Volpato, Nadia. (2015). Development and Characterization of Ketoconazole Cream To Treat Superficial Mycoses: In Vitro Permeation and In Vivo Retention Studies. LATIN AMERICAN JOURNAL OF PHARMACY. 34. 1304-10.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/281292446_Development_and_Characterization_of_Ketoconazole_Cream_To_Treat_Superficial_Mycoses_In_Vitro_Permeation_and_In_Vivo_Retention_Studies)
Sharquie, Khalifa & Noaimi, Adil & Al-Salam, Wasnaa. (2018). The Safety of Oral Ketoconazole in the Treatment of Skin Diseases (Single Blinded, Therapeutic, Comparative Study). Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications. 08. 264-271. 10.4236/jcdsa.2018.84028.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/329802979_The_Safety_of_Oral_Ketoconazole_in_the_Treatment_of_Skin_Diseases_Single_Blinded_Therapeutic_Comparative_Study)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app