Gangguan Pada Fungsi Hati - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 11, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mar 20, 2019 Waktu baca: 4 menit

Hati dalam bahasa medis disebut juga dengan liver atau hepar. Hati merupakan organ terbesar di tubuh. Organ ini adalah salah satu organ vital yang teletak di bagian kanan atas rongga perut, tepat di bawah diafragma, dan terlindungi oleh tulang rusuk. 

Hati memiliki fungsi yang sangat penting untuk tubuh seperti mencerna makanan, memetabolisme sebagian besar nutrisi yang diserap oleh usus, menyimpan nutrisi, menghasilkan protein, dan detoksifikasi darah dengan membuang zat-zat beracun seperti  obat-obatan, alkohol, dan bahan kimia berbahaya lainnya yang berpotensi buruk di dalam aliran darah dan mengeluarkan zat- zat beracun ini oleh sistem pencernaan atau saluran kemih.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Penyakit hati dapat diwariskan (genetik) atau disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat merusak hati, seperti virus dan penggunaan alkohol. Obesitas juga dikaitkan dengan kerusakan hati. Selain itu, beberapa obat juga memiliki efek samping gangguan hati jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. 

Seiring berjalnnya waktu, kerusakan pada hati dapat menghasilkan jaringan parut (sirosis), yang dapat menyebabkan gagal hati, dan kondisi yang dapat mengancam jiwa.

Berikut penjelasan mengenai penyakit yang dapat mempengaruhi fungsi hati

  • ·Hepatitis  Hepatitis sebenarnya adalah istilah yang dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati. Penyebabnya bisa berupagt;infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih, dan penyakit autoimun.

    Pada hepatitis virus, terdapat lima jenis virus sebagai penyebabnya yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan E ditularkan melalui makanan/ minuman yang terinfeksi sedangkan hepatitis B, C, dan D ditularkan melalui transfusi darah, jarum suntik, dan donor organ. Hepatitis C juga bisa menular melalui hubungan seksual dengan penderita meskipun kemungkinannya sangat kecil.

    Gejala awal hepatitis sering tidak khas, misalnya demam, lemas, nafsu makan berkurang, mual, atau muntah. Namun pada beberapa penderita bisa muncul gejala yang lebih khas seperti nyeri di bagian perut sebelah kanan atas, jaundice/ ikterus (warna kuning yang muncul pada tubuh dan mata manusia), atau air kencing yang berwarna seperti teh.  Hepatitis B dan C bisa berkembang menjadi hepatitis kronis yang tidak menyebabkan gejala. Hepatitis B kronis bisa berkembang lagi menjadi kegagalan fungsi hati (sirosis) maupun kanker hati.
  • Perlemakan hati non-alkohol (Non Alcoholic Fatty Liver Disease/ NAFLD) Perlemakan hati non-alkohol (NAFLD) adalah penyakit dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih di sel-sel hati pada orang yang tidak mengkonsumsi alkohol. Kondisi ini terdiri dari empat derajat dari yang paling ringan disebut steatosis hingga yang paling berat yaitu sirosis. Pada kondisi steatosis, penderita bisa tidak menunjukkan gejala sama sekali dan penyakit ditemukan secara tidak sengaja. Sementara pada kondisi yang paling berat, penderita bisa mengalami kerusakan hati permanen dan tidak bisa berfungsi secara normal lagi.

    Seseorang bisa beresiko untuk menderita NAFLD jika mengalami obesitas/ overweight, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, berusia di atas 50 tahun, dan merokok.

    Sirosis Sirosis merupakan penyakit yang berkembang dalam waktu lama dimana jaringan hati yang sehat mengalami kerusakan sehingga hati tidak bisa berfungsi secara normal. Sirosis merupakan tahap akhir dari berbagai penyakit hati yang disebabkan konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama, hepatitis virus, atau NAFLD. Jaringan tissue yang terluka tersebut akan menahan suplai darah kepada hati dan menghambat penyerapan nutrisi, protein, hormon dan zat lain yang diproduksi oleh hati. Pada tahap awal sirosis, penderita bisa saja tidak merasakan gejala apapun.
  • Hemochromatosis Hemochromatosis adalah kondisi dimana tubuh menyimpan terlalu banyak zat besi. Zat besi yang berlebih bisa terkumpul dalam organ-organ penting seperti jantung, hati, pankreas, sendi-sendi, dan kelenjar pituitari. Kondisi ini disebabkan secara genetik. Penderita bisa menyerap zat besi dari makanan empat kali lebih banyak dari orang normal. Gejala hemochromatosis bisa beragam tergantung organ yang diserang.
  • Kanker hati  Kanker hati adalah kanker yang bermula dari organ hati atau liver. Ada dua klasifikasi kanker hati berdasarkan lokasi pertumbuhan atau penyebarannya (metastasis), yaitu kanker hati primer dan sekunder.  Kanker hati primer adalah kanker yang berawal di organ hati dan termasuk jenis kanker yang berpotensi fatal. Kanker hati sekunder bermula dari bagian tubuh lain kemudian menyebar dan tumbuh di organ hati.   

Tanda dan gejala –gejala gangguan fungsi hati 

  • Kelelahan
  • Mual atau muntah
  •  Kehilangan selera makan
  •  Kulit dan mata yang tampak kekuningan (Jaundice)
  •  Kulit yang gatal
  • Nyeri perut terutama di sebelah kanan atas
  • Perut yang membesar dan keras
  • Pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki
  • Warna urin yang gelap seperti teh
  • Warna tinja  yang pucat, atau tinja berdarah
  • Muntah darah

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi hati

  • Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama
  • Bergantian jarum suntik dengan orang lain
  • Tato atau tindik badan
  • Transfusi darah
  • Paparan darah dan cairan tubuh orang lain
  • Seks yang tidak terlindungi
  • Paparan bahan kimia atau racun tertentu
  • Diabetes
  • Kegemukan

Pencegahan untuk mencegah gangguan fungsi hati 

  • Minum alkohol dalam jumlah yang cukup dan jangan berlebihan Minuman alkohol dapat berisiko tinggi bila dikonsumsi lebih dari delapan gelas dalam seminggu untuk wanita dan lebih dari 15 gelas alkohol dalam seminggu untuk pria.
  • Hindari perilaku berisiko Jangan berbagi jarum suntik dengan orang lain. Gunakan kondom saat berhubungan seks. Jika anda ingin membuat tato atau tindik badan, pilihlah toko yang memperhatikan tentang kebersihan dan keamanan alat yang dipakai.
  • Dapatkan vaksinasi Jika anda bekerja di lingkungan yang beresiko tertular hepatitis, bicarakan dengan dokter agar bisa mendapatkan vaksin hepatitis B.
  • Gunakan obat dengan bijak Minumlah obat hanya bila diperlukan dan hanya dalam dosis yang direkomendasikan. Jangan mencampur obat dan alkohol. Bicaralah dengan dokter sebelum mencampur suplemen herbal dengan obat yang lain.
  • Hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang lain Virus hepatitis dapat disebarkan oleh jarum suntik yang tidak disengaja mengenai tubuh atau pembersihan darah atau cairan tubuh yang tidak benar. Jika anda secara tidak sengaja tertusuk oleh jarum suntik orang lain, segeralah berkonsultasi ke dokter.
  • Berhati-hatilah dengan semprotan aerosol Pastikan ruangan berventilasi, dan gunakan masker saat menyemprotkan insektisida, fungisida, cat, dan bahan kimia beracun lainnya. Selalu ikuti instruksi dari pabriknya.
  • Lindungi Kulitmu Saat menggunakan insektisida dan bahan kimia beracun lainnya, gunakan sarung tangan, lengan panjang, topi dan masker.
  • Pertahankan berat badan yang sehat.

35 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Impaired Liver Function and Related Nursing Care. JSTOR. (https://www.jstor.org/stable/3420811?seq=1)
Liver Dysfunction - an overview. ScienceDirect. (https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/liver-dysfunction)
The effects of impaired liver function on the elimination of antineoplastic agents. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1554959)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app