Dermatitis Seboroik - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 8, 2019 Waktu baca: 4 menit

Kulit Bersisik Dan Gatal, Mungkin Gejala Dermatitis Seboroik

Pernahkah Anda mengalami kulit bersisik  dan kemerahan yang  biasanya disertai dengan rasa gatal yang sangat mengganggu? Jika iya, waspada terjadinya dermatitis seboroik. Penyakit ini umumnya bukan termasuk golongan penyakit yang dapat menular, melainkan penyakit ini bisa mempengaruhi rasa percaya diri penderitanya. Penyakit ini sering disebut sebagai psoriasis seboroik atau eksim seborok.

Penyakit ini dapat terjadi pada segala usia. Prevalensi dermatitis seboroik sebanyak 1% - 5% populasi. Pria lebih sering terserang daripada wanita pada semua kelompok umur dan dapat mengenai semua ras. Penyakit ini dapat mengenai bayi sampai dengan orang dewasa. Umumnya pada bayi terjadi pada usia 3 bulan, sedangkan pada dewasa dermatitis seboroik  dapat terjadi pada usia 30-60 tahun. Dari pada penasaran tentang penyakit dermatitis seboroik, artikel ini akan membahas penyakit tersebut lebih detail lagi. Selamat membaca.

Apa sih dermatitis seboroik itu?

Dermatitis seboroik merupakan penyakit peradangan kulit yang terjadi pada bagian kulit yang berminyak. Dermatitis seboroik biasanya muncul di tubuh di mana terdapat banyak kelenjar penghasil minyak (sebaceous) seperti punggung atas, hidung dan kulit kepala. Pada kulit kepala, penyakit ini menyebabkan kulit berwarna merah, berketombe, dan bersisik.

Dermatitis seboroik umumnya ditemukan pada 85% pasien dengan infeksi HIV. Dan dermatitis seboroik juga banyak terjadi pada pasien yang menderita penyakit parkinson karena produksi sebumnya meningkat.

Dermatitis seboroik juga sering disebut dengan psoriasis seboroik dan eksim seboroik. 

Apa sih yang menyebabkan terjadinya dermatitis seboroik?                 

Penyebab yang pasti dari dermatitis seboroik belum dimengerti sepenuhnya, tetapi dermatitis ini umumnya terkait dengan jamur Malassezia (jamur ini dominan dan ditemukan pada daerah seboroik tubuh yang mengandung banyak lipid sebasea misalnya kepala, tubuh, punggung), kelainan immunologi atau system kekebalan tubuh (seperti HIV/AIDS, kanker, penerima transplantasi organ tubuh), aktivitas sebaseus atau kelenjar minyak yang meningkat dan kerentanan individu. Orang-orang dari segala usia dapat mengembangkan dermatitis seboroik termasuk bayi (biasa dikenal sebagai “cradle cap”). 

Namun terdapat berbagai macam faktor yang dapat memicu terjadinya dermatitis seboroik, seperti:

  • Faktor neurogenik atau gangguan saraf (misalnya depresi dan penyakit Parkinson)
  • Faktor obat-obatan tertentu
  • Cuaca yang kering dan dingin
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Faktor hormonal
  • Faktor genetic
  • Kulit wajah yang sering digaruk

Apa saja tanda dan gejala-gejala dari dermatitis seboroik?

Tanda dan gejala-gejala pada dermatitis seboroik adalah bercak-bercak kemerahan, dengan sisik-sisik yang berminyak. Penyakit ini suka muncul di bagian-bagian yang kaya akan kelenjar sebum atau minyak, seperti kulit kepala, garis batas rambut, alis mata, lipatan-lipatan kulit, telinga, dada atas, punggung, ketiak, pusar dan sela paha. Pasien dengan dermatitis seboroik biasanya sering mengeluhkan rasa gatal, terutama pada kulit kepala dan pada liang telinga.  

Pada kulit kepala, lesi dapat bervariasi dari sisik kering (ketombe) sampai sisik berminyak dengan warna kemerahan pada kulit.  Lesi dapat bervariasi dalam tingkat keparahan kemerahan sampai sisik halus. Pria dengan jenggot, kumis, atau jambang, lesi mungkin melibatkan daerah yang ditumbuhi rambut dan lesi hilang jika daerah tersebut dicukur.

Diagnosis dermatitis seboroik

Untuk mendiagnosis dermatitis seboroik, dokter akan mengamati tanda dan gejala serta melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, pemeriksaan lanjutan berupa biopsi atau pemeriksaan kelupasan sel kulit juga dapat dilakukan.

Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita merupakan dermatitis seboroik atau penyakit lain yang serupa, seperti eksim, rosacea, atau psoriasis.

Bagaimana cara mengobati dermatitis seboroik?

Pengobatan dermatitis seboroik bertujuan menghilangkan sisik dan luka, penghambatan kolonisasi jamur, pengendalian infeksi sekunder, dan pengurangan warna kemerahan pada kulit serta gatal. Pasien dewasa harus diberitahu tentang sifat kronis penyakit dan memahami bahwa terapi bekerja dengan cara mengendalikan penyakit dan bukan dengan mengobati. Prognosis dermatitis seboroik pada bayi sangat baik karena kondisinya yang jinak dan self-limited.

Pengobatan untuk bayi terdiri dari langkah-langkah berikut: penghapusan luka dengan 3 sampai 5 % asam salisilat dalam minyak zaitun atau air, kompres minyak zaitun hangat, pemakaian glukokortikosteroid-potensi rendah (misalnya 1 % hidrokortison) dalam bentuk krim atau lotion selama beberapa hari, antijamur topikal seperti imidazoles dalam sampo bayi yang lembut.

Sedangkan untuk pasien dewasa dapat diberikan pengobatan tergantung pada letak dari dermatitis seboroik tersebut, pengobatannya sebagai berikut:

  • Kulit kepala: Sering keramas dengan shampoo yang mengandung 1-2,5% selenium sulfida, imidazoles (misalnya 2% ketokonazole), pyrithione seng, benzoil peroksida, asam salisilat. Sisik dapat hilang oleh pemakaian semalam glukokortikosteroid atau asam salisilat dalam air atau bila perlu dipakai dengan cara dressing (dibungkus). Tincture, agen beralkohol, tonik rambut, dan produk sejenis biasanya memperburuk peradangan dan harus dihindari.
  • Wajah dan leher: Pasien harus menghindari kontak dengan agen berminyak dan mengurangi atau menghilangkan penggunaan sabun. Glukokortikosteroid potensi rendah (1% hidrokortison biasanya cukup) sangat membantu di awal perjalanan penyakit. Pemakaian jangka panjang yang tidak terkontrol akan menyebab kanefek samping seperti dermatitis steroid, fenomena rebound steroid, steroid rosacea, dan perioral dermatitis.

Bagaimana cara mencegah terjadinya dermatitis seboroik?

Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya dermatitis seboroik:

  • Hindari kebiasaan menggaruk kulit yang terkena dermatitis seboroik terlalu sering
  • Gunakan sisir yang lembut
  • Cukurlah dan jaga kebersihan kumis dan jenggot
  • Gunakan shampoo dan sabun yang sesuai dengan kulit Anda
  • Jauhkan penggunaan produk yang mengandung alcohol
  • Bersihkanlah tubuh secara rutin dan bersih
  • Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan katun agar sirkulasi udara mudah di dapat dan mengurangi iritasi.
  • Gunakan pengobatan yang telah diberikan oleh dokter dengan baik dan benar

Jika terdapat gejala-gejala yang telah disebutkan seperti diatas atau Anda sudah menggunakan berbagai macam pengobatan namun belum ada perbaikan pada kulit Anda, segera konsultasikan ke dokter kulit untuk penanganan dan terapi lebih lanjut. Semoga bermanfaat.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Harding, M. Patient (2016). Seborrhoeic Dermatitis (https://patient.info/skin-conditions/seborrhoeic-dermatitis-leaflet)
Cole, GW. MedicineNet (2018). Seborrheic Dermatitits (https://www.medicinenet.com/seborrheic_dermatitis/article.htm)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Seborrheic Dermatitis (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seborrheic-dermatitis/symptoms-causes/syc-20352710)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app