Mom, Yuk, Kenali Penyakit Apa Saja yang Bisa Menular Melalui ASI

Dipublish tanggal: Agu 31, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 26, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mom, Yuk, Kenali Penyakit Apa Saja yang Bisa Menular Melalui ASI

Air susu ibu (ASI) merupakan asupan nutrisi penting yang dapat diberikan ibu kepada bayinya. Namun kebanyakan ibu biasanya khawatir memberikan ASI saat dirinya sakit. Apakah saat sakit bisa memberikan ASI kepada bayi?

Perlu Anda ketahui, aman umumnya untuk menyusui bayi ketika Anda mengalami sakit, seperti pilek atau flu, karena kuman tersebut tidak masuk ke dalam ASI. 

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Bahkan mastitis (infeksi pada payudara) juga tidak menimbulkan risiko bagi bayi Anda. 

Namun, tidak semua penyakit aman saat menyusui. Terdapat beberapa penyakit yang dapat menular melalui ASI jika Anda mengalaminya. Berikut beberapa penyakit perlu Anda waspadai dan bisa menular melalui ASI.

Tuberkulosis (TBC)

American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa ibu yang baru didiagnosis TBC aktif harus dipisahkan dari bayi mereka dan tidak menyusui sampai mereka dirawat selama dua minggu.

Hal tersebut bukan karena ASI dapat menularkan TBC ke bayi. Namun lebih karena TBC dapat menyebar dengan mudah oleh cairan dari saluran pernapasan/ droplet (misalnya, ketika Anda batuk). 

Meskipun memisahkan seorang ibu dan bayinya merupakan suatu hal yang sulit untuk dilakukan, namun jauh lebih buruk lagi jika seorang bayi untuk tertular TBC.

Adapun, kabar baiknya adalah bahwa ASI ibu yang menderita TBC tidak dapat menularkan penyakit TBC, sehingga ibu dapat terus memompa dan menyuruh orang lain untuk memberi susu kepada bayinya. Dan sebelum memompa ASI, sebaiknya cuci tangan Anda terlebih dahulu.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Setelah seorang ibu dirawat selama sekitar dua minggu dan telah menunjukkan perbaikan yang pasti dengan kultur dahak yang negatif, maka ibu dapat dengan aman kembali menyusui bayinya.

Infeksi menular Seksual

Infeksi menular seksual ada yang dapat mempengaruhi ASI, dan ada beberapa yang tidak. Berikut adalah beberapa pedoman umum yang perlu Anda ketahui:

  • Jika Anda memiliki HIV, jangan menyusui. Anda dapat menularkan virus ke bayi Anda. Ibu yang mengalami HIV disarankan untuk menggunakan susu formula sebagai pengganti ASI.
  • Jika Anda menderita klamidia, gonore, atau HPV, Anda masih dapat menyusui bayi Anda.
  • Jika Anda mengalami trikomoniasis, Anda dianjurkan untuk melakukan pengobatan terlebih dahulu dengan mengkonsumsi obat metronidazole antibiotik sebelum Anda menyusui. Anda mungkin perlu menunggu 12 hingga 24 jam setelah minum obat untuk menyusui.
  • Jika Anda menderita sifilis atau herpes, Anda dapat menyusui selama bayi atau peralatan pompa Anda tidak menyentuh bagian yang sakit/ luka. Penyebaran sifilis atau herpes mungkin sampai ke bagian payudara Anda, termasuk puting dan areola. Jika Anda memiliki luka pada payudara, pompa ASI sampai luka tersebut sembuh. Memompa ASI akan membantu menjaga suplai ASI dan mencegah payudara menjadi terlalu penuh dan nyeri. Anda dapat menyimpan ASI Anda untuk diberikan kepada bayi dalam botol ASI. Namun bila bagian dari pompa payudara Anda juga menyentuh bagian yang luka saat memompa, Anda sebaiknya membuang susu tersebut.

Jika Anda sedang dalam pengobatan karena IMS, tanyakan kepada dokter tentang kemungkinan efek obat pada bayi Anda saat menyusui. Sebagian besar pengobatan untuk IMS umumnya aman untuk dikonsumsi saat menyusui.

Hepatitis B dan C

Pada ibu yang mengalami hepatitis B dan C tidak perlu menunda menyusui sampai bayi diimunisasi lengkap. 

Risiko penularan hepatitis khususnya hepatitis B dari ibu ke bayi melalui menyusui dapat diabaikan jika bayi yang lahir dari ibu yang positif hepatitis B menerima vaksin HBIG / HBV saat lahir.

Namun, Hepatitis B dan C dapat disebarkan oleh darah yang terinfeksi. Oleh karena itu, jika puting atau areola ibu yang positif Hepatitis B dan C luka atau berdarah, maka ibu harus berhenti menyusui bayinya sementara. 

Untuk menjaga persediaan ASInya saat tidak menyusui, ibu dapat mengeluarkan dan membuang ASInya sampai putingnya sembuh. Setelah putingnya tidak lagi luka atau berdarah, ibu yang positif hepatitis B dan C dapat kembali menyusui.

Walaupun ASI memiliki manfaat yang besar untuk ibu dan bayi, ibu yang menyusui tetap perlu memperhatikan beberapa kondisi yang telah dijelaskan di atas sebelum memberikan ASI kepada bayinya. 

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar pemberian ASI tetap aman.

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tintinalli JE, et al., eds. Tuberculosis. In: Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th ed. New York, N.Y.: McGraw Hill Education; 2016. https://accessmedicine.mhmedical.com.
Tuberculosis (TB): Who should be tested. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/tb/topic/testing/whobetested.htm.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app