HIV/AIDS - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit

"HIV/AIDS" kenapa penulisannya demikian, karena memang ini merupakan dua kondisi medis yang saling berkaitan. HIV/AIDS adalah penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia, di mana sistem kekebalan tubuh yang menjadi benteng perelindungan tubuh terhadap penyakit, menjadi rusak karenanya.

Acquired Immune Deficiency Syndrome disingkat AIDS adalah kondisi tahap akhir dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jika seseorang memiliki HIV positif dan tidak diobati, maka kondisi akan memburuk dan akan menjadi penyakit AIDS di mana sistem kekebalan tubuh begitu terganggu sehingga berhenti bekerja (defisiensi). Sistem kekebalan tubuh tidak mampu lagi melindungi seseorang dari penyakit atau infeksi.

Penyakit HIV/AIDS ini menjadi momok yang mengerikan karena virus penyebabnya dapat ditularkan dari orang dengan HIV positif melalui pertukaran cairan tubuh, yakni melalui hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik terkontaminasi atau menular dari ibu ke anak selama kehamilan. Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS, obat ART telah terbukti sangat efektif menghambat perkembangan penyakit ini.

Penyebab HIV AIDS dan Cara Penularan

Mencegah lebih baik daripada mengobati, itulah kata-kata yang pas dalam kondisi ini. Virus HIV mudah menyebar melalui hal-hal di bawah ini:

  • Berhubungan seksual dengan penderita HIV positif tanpa pelindung (kondom)
  • Berisiko tinggi pada orang yang memiliki partner seksual yang banyak (berganti-ganti pasangan)
  • Transfusi darah yang terkontaminasi
  • Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi atau bersama-sama
  • Penggunaan pernak-pernik yang tidak aman, misalnya tindik dengan alat yang tidak steril, atau menggambar tato dengan alat terkontaminasi.
  • Ibu ke anak saat dalam kandungan, kelahiran, menyusui

Virus HIV tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia dan mati dengan cepat ketika cairan tubuh telah mengering. Inilah sebabnya mengapa HIV tidak dapat disebarkan oleh serangga, tidak dapat menyebar seperti virus flu (memegang permukaan fasilitas umum, batuk, bersin, dll)

Gejala HIV/AIDS

Gejala HIV dapat bervariasi dari orang ke orang. Pada tahap awal, beberapa orang mengalami gejala penyakit yang mirip dengan flu seperti demam, sakit kepala atau sakit tenggorokan selama beberapa minggu lalu gejala menghilang. Seseorang yang terinfeksi HIV bisa bertahan selama bertahun-tahun bahkan tanpa mengembangkan gejala apapun.

Apabila hal ini dibiarkan selama bertahun-tahun, maka kondisi bisa memburuk hingga akhir sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh dan bisa berlahir ke tahap penyakit berikutnya yaitu AIDS. Pada penyakit AIDS seseorang akan sangat rentan terkena penyakit infeksi, yang kita kenal dengan istilah infeksi oportunistik (terjadi ketika daya tahan tubuh lemah, padahal jika daya tahan tubuh normal infeksi ini tidak berbahaya).

Infeksi oportunistik pada orang dengan AIDS dapat mempengaruhi hampir semua organ tubuh dan inilah yang membuat penyakit AIDS menjadi membahayakan. Beberapa gejala dan ciri-ciri HIV yang telah berubah menjadi AIDS meliputi:

Namun walaupun HIV/AIDS sangat berbahaya dan sangat menular, kita tidak boleh mengucilkan penderita HIV/AIDS dan masih bisa beraktivitas sebagaimana orang normal, karena HIV/AIDS tidak akan tertular melalui :

  1. Orang bersalaman  
  2. Berciuman
  3. Orang berpelukan
  4. Makan bersama / piring dan gelas 
  5. Tinggal serumah
  6. Gigitan Nyamuk

Stadium HIV/AIDS

Stadium satu: Infeksi akut atau seroconvertion

Terdapat dua hingga enam minggu masa jeda (window periode) setelah terpapar dengan human immunodeficincy virus yang mana orang tersebut menjadi terinfeksi. Selama stadium ini, tubuh berusaha untuk melawan virus, hingga menyebabkan gejala awal yang seringkali mirip dengan gejala flu. 

Stadium ini biasanya berlangsung satu hingga dua minggu dan diikuti oleh stadium tanpa gejala.

Stadium dua: Stadium Asimptomatis/Tanpa Gejala

Jika gejala awal terlalui, hal ini berarti sudah melewati stadium kedua. Infeksi saat ini mengambil kendali tubuh saat sistem kekebalan tubuh kalah dalam perlawanan sepenuhnya. 

Hal ini biasanya terjadi dalam periode yang lama, kadang berlangsung selama sepuluh tahun atau lebih lama, dan selama itu pasien tidak merasakan gejala sama sekali. 

Namun di dalam tubuh, virus secara bertahap menyerang sel-T CD4, yang seharusnya secara normal berada di antara 450 hingga 1400 sel per mikroliter. Ini adalah stadium dimana banyak individu yang terinfeksi tanpa diketahui menularkan virus tersebut ke orang lain.

Stadium Tiga: AIDS

Stadium ketiga secara luas dikenal sebagai AIDS, yang merupakan stadium akhir infeksi ini. Faktor yang menentukan stadium ini adalah saat jumlah sel CD4 turun hingga dibawah 400 per mikroliter.

Bila ada tanda-tanda seperti gejala HIV/AIDS segera hubungi tenaga ahli dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tidak semua dokter memiliki keahlian atau terlatih dalam menangani HIV atau AIDS, tetapi dokter umum dapat mendiagnosa penyakit dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya.

Diagnosis

Semua jenis pemeriksaan atau tes HIV untuk menegakkan diagnosis didasarkan pada dasar-dasar imunologi. Berikut ini beberapa informasi singkat tentang tes lanjutan untuk diagnosis HIV/AIDS:

  • Tes untuk mendeteksi antigen HIV
  • Tes untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV
  • Uji ELISA
  • Uji diferensiasi antibodi
  • Uji Western blot
  • Tes antigen p24
  • PCR untuk tes HIV RNA plasma

Langkah Pengobatan

Ada dua tujuan utama dari pengobatan HIV, yaitu mencegah virus merusak sistem kekebalan tubuh dan menunda atau menghentikan perkembangan infeksi. Hal ini dapat dicapai melalui:

  • Obat Antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi HIV bekerja dengan cara menghentikan atau mengganggu reproduksi virus dalam tubuh. ARV tidak menyembuhkan infeksi HIV melainkan untuk mencegah replikasi virus lebih lanjut sehingga dengan demikian dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
  • Obat ini harus diminum secara teratur pada waktu yang tepat setiap hari. Jika tidak, akan membuat virus bermutasi dan menyebabkan resistensi terhadap pengobatan.
  • Di samping pengobatan dengan antiretroviral, orang dengan HIV sangat membutuhkan konseling dan dukungan psikososial. Kualitas hidup juga yang tinggi juga perlu dipertahankan dengan kebersihan dasar, nutrisi yang cukup dan air bersih.

Komplikasi

Orang dengan AIDS sangat rentan terhadap infeksi. Beberapa jenis infeksi dan penyakit berikut ini sering menyerang orang dengan HIV/AIDS:

Cara Mencegah HIV/AIDS

Dengan membatasi paparan faktor risiko, kita dapat mengurangi risiko terkana infeksi HIV. Langkah-langkah pencegahan yang dapat kita lakukan meliputi:

  • Penggunaan kondom dengan benar dan konsisten saat berhubungan seksual yang penuh dengan resiko.
  • Setia dengan pasangan, hindari berganti-ganti partner.
  • Bagi tenaga medis, gunakan alat pelindung diri saat menolong pasien contohnya menggunakan sarung tangan.
  • Minum obat ARV segera setelah 'berhubungan' ketika diketahui bahwa pasangan positif HIV, atau seorang tenaga medis yang terluka oleh alat-alat medis yang dicurigai terkontaminasi. Obat antiretroviral digunakan dalam waktu 72 jam setelah paparan HIV untuk mencegah infeksi.
  • Penularan Ibu ke Bayi selama kehamilan, persalinan atau menyusui dapat sepenuhnya dicegah jika ibu dan anak diberikan obat antiretroviral
  • Sunat atau khitan pada laki-laki dapat mengurangi risiko infeksi HIV pada pria sekitar 60%.
  • Penggunaan alat-alat steril yang menimbulkan perlukaan pada tubuh, misalnya jarum suntik, pisau bedah, dan sebagainya.

10. Fakta-fakta tentang HIV/AIDS

  1. HIV/AIDS adalah masalah kesehatan yang meresahkan seluruh dunia. Ada 32juta orang terjangkit HIV/AIDS per 2016 di seluruh dunia
  2. HIV tidak sama dengan AIDS
  3. HIV/AIDS belum bisa disembuhkan dan tidak ada vaksin yang dapat mencegah penularan HIV.
  4. Semua suku,ras,sex,etnis,orientasi sexual memiliki kemungkinan yang sama besar dalam terjangkit HIV/AIDS
  5. Penularan HIV/AIDS paling banyak tertular melalui jarum suntik, termasuk tato dan pemasangan anting. Dan yang ke2 adalah melalui hubungan seksual.
  6. HIV merupakan penyumbang terbesar dalam infeksi TBC di seluruh dunia.
  7. HIV/AIDS tidak akan tertular dengan cara memakai peralatan makan yang sama, gigitan nyamuk atau berenang di kolam renang yang sama dengan penderita HIV/AIDS.
  8. Walaupun tidak bisa disembuhkan, namun HIV/AIDS bisa ditangani dengan konsumsi obat ARV yang dikonsumsi seumur hidup.
  9. Saat ini kemungkinan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi bisa diminimalisasi hingga 1%
  10. Saat seseorang tertusuk jarum suntik yang mengandung virus HIV, infeksi HIV bisa dicegah dengan pemberian ARV profilaksis sama seperti terapi ARV pada pasien HIV selama 6 bulan dan diskrining tiap 1 bulan sekali, walaupun tidak menjamin 100% bebas dari infeksi.

17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2017). What Does HIV Viral Load Tell You? (https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-viral-load-what-you-need-to-know)
WebMD (2017). How CD4 Counts Help Treat HIV and AIDS. (https://www.webmd.com/hiv-aids/cd4-count-what-does-it-mean)
WebMD (2016). HIV Screening: Tests That Diagnose HIV. (https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-aids-screening)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app