Flu Singapura - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Jun 14, 2019 Waktu baca: 5 menit

Mungkin masih banyak yang belum mengetahui apa itu "flu singapura", terbukti ketika seorang anak saya diagnosis dengan menyebutkan "Pak, Bu, Ananda ini sedang terkena flu singapura" Ortu : "wah, penyakit apa itu dok? padahal kami belum pernah pergi ke singapore".. hmmm..  itu salah satu contoh dan masih banyak kasus serupa.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, mari kita pelajari apa itu flu singapura, gejala beserta ciri-cirinya, penyebab dan cara pemularannya serta pengobatan atau perawatan di rumah untuk penderita flu singapura. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk pembaca sekalian.

Istilah kedokteran flu singapura adalah hand foot and mout disease atau disingkat HFMD, jika dibahasa indonesiakan menjadi penyakit KTM (Kaki Tangan Mulut) karena salah satu ciri penyakit ini adalah adanya lepuhan pada kaki, tangan, dan mulut.

Lantas kenapa disebut Flu singapura? karena penyakit ini pernah mewabah di singapore hingga banyak sekolah dan fasilitas umum lainnya menjadi ditutup gara-gara penyakit ini sehingga penyakit ini menjadi populer dengan sebutan flu singapore.

Flu singapura adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan luka seperti sariawan yang banyak pada bibir dan mulut bagian dalam, luka lepuhan juga muncul pada tangan, kaki, dan terkadang pada bokong atau daerah popok.

Penyebab dan Cara Penularan Flu singapura

Penyebab Flu singapura adalah virus RNA famili Picornaviridae, Genus Enterovirus terdiri dari virus Coxsackie A, virus Coxsackie B, Echovirus dan Enterovirus.

Virus Penyebab Flu singapura tersering namun ringan adalah Coxsackie A16, sedangkan penyebab yang menimbulkan kasus berat atau berpotensi menimbulkan komplikasi hingga kematian adalah Enterovirus 71.

Karena penyebabnya virus maka flu singapura ini mudah menular. Penularannya seperti penyakit flu yaitu melalui droplet saat bersin, air liur, tinja, dan cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi oleh cairan tersebut. Penyakit ini umumnya menyerang balita usia 2 minggu sampai 5 tahun, namun ada kasus yang terjadi pada anak hingga usia 10 tahun. Sedangkan Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus ini, namun bisa saja terjadi.

Seperti infeksi virus pada umumnya, contohnya cacar air, anak yang sudah pernah terkena flu singapura akan memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Dengan catatan, virus strain-nya sama, tapi jika virus strainnya berbeda, anak tetap dapat terkena lagi.

Gejala dan Ciri-ciri Flu Singapura

Gejala Flu singapura biasanya akan muncul 3 sampai 6 hari setelah anak terpapar atau terkena virus. Ini disebut masa inkubasi.  Gejala dan Ciri-ciri flu singapura antara lain:

  • Awal mulanya anak akan mengalami demam dengan suhu tubuh 101°F (38°C) sampai 103°F (39°C) disertai rewel atau lesu terkadang disertai pilek.
  • Pada anak yang lebih gede biasanya mengeluh sakit tenggorokan, namun pada bayi yang masih belum bisa mengungkapkan kata-kata mereka mungkin akan menolak ASI atau tidak mau minum apalagi makan lantaran rasa sakit saat menelan.
  • Kemudian satu atau dua hari berikutnya, muncul bintik-bintik merah yang kemudian menjadi luka atau lecet di mulut (bibir dan pipi bagian dalam, langit-langit dan tenggorokan) mirip sariawan kecil-kecil dan banyak. Disamping itu muncul juga ruam berupa bintik-bintik merah datar atau timbul berisi cairan (vesikel) atau lepuhan, dan terkadang pecah menjadi lecet (ulkus). Ruam atau lepuhan ini biasanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki; dapat juga muncul pada lutut, siku, bokong atau daerah genital.
  • Beberapa anak yang terinfeksi dengan virus flu singapura ini mungkin tidak memiliki semua gejala dan tanda-tanda yang telah disebutkan tadi. Sebagian mungkin hanya mengalami ulkus mulut atau lepuhan pada kulit.
  • Seperti halnya penyakit virus lainnya, penyakit flu singapura akan membaik sendiri tanpa pengobatan dalam kurun waktu 7-10 hari. Hanya saja perlu dijaga dengan istirahat yang cukup dan asupan cairan dan nutrisi yang memadai.

Diagnosis Flu Singapura

Flu Singapura umumnya tidak memerlukan pemeriksaan khusus dan dapat didiagnosis dari gejala-gejalanya. Saat menegakan diagnosis, dokter akan memperhatikan beberapa faktor termasuk: 

  • Pola dari gejala yang terjadi. Urutan terjadinya gejala-gejala bisa menentukan apakah seseorang menderita flu Singapura atau bukan. Gejala flu Singapura biasanya dimulai dengan demam, kemudian diikuti munculnya sariawan dalam mulut, lalu muncul ruam pada tangan dan kaki.
  • Usia pasien. Flu Singapura umumnya terjadi pada anak berusia di bawah 10 tahun.
  • Penampakan luka dan ruam. Luka pada mulut tampak seperti sariawan berwarna kuning keabuan dengan tepi kemerahan dan terasa sakit, dan ruam pada kaki serta tangan tampak kemerahan dan dapat berisi cairan atau melepuh

Perawatan dan Pengobatan Flu Singapura

Penyakit flu singapura biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Anda dapat menggunakan perawatan di rumah untuk membantu meringankan gejala flu singapura pada anak, yaitu dengan cara:

  • Beri anak cairan atau minuman dingin untuk membantu meredakan sakit tenggorokan. Minum harus banyak agar tidak terjadi dehidrasi.
  • Jangan memberikan makanan atau minuman yang terasa asam atau pedas, kerupuk, keripik atau gorengan sejenis. Karena makanan ini bersifat mengiritasi, maka bisa membuat sariawan lebih menyakitkan.
  • Untuk meredakan nyeri dan demam, berikan acetaminophen (parasetamol) atau ibuprofen. Baca Aturan Pakai! Baca juga: Cara memilih obat penurun panas
  • Jangan memberikan aspirin pada anak, untuk keluhan demam dan nyeri gunakan obat di atas.
  • Jangan memberikan antibiotik karena penyakit ini disebabkan oleh virus bukan bakteri. Menggunakan antibiotik tanpa indikasi malah akan merugikan anak lantaran efek samping dan kemungkinan bisa mengalami infeksi oleh bakteri yang kebal terhadap antibiotik di kemudian hari.

Jika anak atau bayi juga mengalami muntah, diare atau tidak dapat makan dan minum sehingga menjadi lemah, maka penderita tersebut harus dirawat. Perawatan di rumah sakit akan memungkinkan zat-zat nutrisi dan cairan bisa memasuki tubuh melalui infus.

Baca artikel terbaru kami mengenai: Obat Flu Singapura pada Bayi, Anak, dan Dewasa

Cara Mencegah Flu Singapura

Tidak ada vaksin yang dapat disuntikkan untuk melindungi terhadap virus singapura yang menyebabkan penyakit tangan, kaki, dan mulut ini.

Prinsip pencegahan yaitu dengan menghindari jangan sampai terpapar virus singapura.

Seseorang dapat menurunkan risiko atau mencegah flu singapura dengan cara:

  • Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah mengganti popok dan menggunakan toilet, memang benda-benda di fasilitas umum, dan sebagainya.
  • Rajin membersihkan benda-benda yang sering disentuh termasuk mainan anak.
  • Menghindari kontak dekat seperti mencium, memeluk, atau berbagi peralatan makan atau cangkir dengan orang-orang yang lagi sakit flu singapura.

Apa yang harus diwaspadai jika anak anda menunjukkan gejala flu singapura

Flu singapura sebenarnya bukanlah suatu penyakit yang berat. Demam biasanya hanya berlangsung beberapa hari, sedangkan luka dan lepuhan biasanya hilang dalam seminggu atau lebih. Bahkan dalam beberapa kasus penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun.

Meskipun termasuk penyakit yang ringan, sebagai orang tua anda tetap harus waspada jika anak anda menunjukan ciri-ciri flu singapura. Adanya luka di dalam mulut, lidah, dan atau tenggorokan anak anda membuatnya merasakan sakit saat minum atau menelan makanan. Hal ini akan membuatnya malas makan dan minum sehingga rentan mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Jika terjadi dehidrasi, sebaiknya anda segera membawanya ke fasilitas kesehatan. Jika dehidrasinya parah, dokter akan memberikan asupan cairan melalui infus intravena (IV).

Seperti dijelaskan di atas, flu singapura kadang-kadang bisa sangat berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Bahaya virus singapura ini adalah bisa menyebabkan komplikasi ke bagian otak penderita. Sejauh ini komplikasi yang diketahui adalah viral meningitis dan radang otak.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Nervi, et al. Medscape (2017). Hand-Foot-and-Mouth Disease (HFMD) (https://emedicine.medscape.com/article/218402-overview)
Marissa, et al. Healthline (2016). Hand, Foot, and, Mouth Disease. (https://www.healthline.com/health/hand-foot-mouth-disease)
Benaroch, R. WebMD (2016). Facts About Hand-Foot-and-Mouth Disease. (https://www.webmd.com/children/guide/hand-foot-mouth-disease)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app