Ulkus Duodenum - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 25, 2019 Waktu baca: 4 menit

Ulkus Duodenum

Pernahkah Anda merasa nyeri dan rasa terbakar pada daerah ulu hati disertai dengan mual dan perut kembung? Jika hal ini sering Anda alami dan mengganggu kehidupan Anda sehari-hari, kiranya Anda perlu merasa khawatir dan waspada bisa jadi hal ini merupakan awal tanda dan gejala dari Ulkus Duodenum.

Mungkin hal ini sering dialami beberapa orang khususnya orang yang berusia lanjut, mereka yang mempunyai tingkat stress yang tinggi dan beberapa faktor lainya. Hal ini umumnya bisa terjadi pada siapa saja tergantung dari pola hidup sehari-harinya. Jika penyakit ini tidak diatasi sejak dini, maka hal yang buruk pun dapat terjadi seperti kerusakan pada organ dan lain-lain. Dari pada penasaran, berikut artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang ulkus duodenum. Selamat membaca.

Apa sih Ulkus Duodenum itu?

Ulkus duodenum atau tukak duodenum merupakan kondisi terdapatnya luka atau lubang pada mukosa atau lapisan dalam lambung dan bagian atas usus halus yang terjadi karena lapisan duodenum terkikis oleh asam lambung atau getah pencernaan. 

Biasanya orang yang mengalami ulkus duodenum akan terbangun pada malam hari akibat nyeri perut, nyeri biasanya akan menghilang setelah pemberian obat, dan rasa nyeri juga biasa muncul saat seseorang tersebut lapar.

Apa sih yang menyebabkan terjadinya Ulkus Duodenum?

Terjadinya ulkus duodenum dapat disebabkan oleh banyak hal, penyebab utama adalah infeksi bakteri H. pylori, penggunaan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat anti inflamasi jangka panjang, penggunaan obat steroids, mengalami stress yang tak terkendali, seseorang dengan usia diatas 70 tahun, konsumsi alcohol berlebihan, merokok, kafein, diet tinggi garam dan konsumsi makanan-makanan pedas. 

Faktor-faktor inilah yang menyebabkan kerusakan pada lapisan dinding dalam lambung. Akibatnya, asam lambung yang bersifat korosif tersebut akan merusak lapisan mukus pelindung serta melukai dinding lambung, sehingga terjadi peradangan dan luka terbuka pada lambung. Jadi penting untuk Anda yang memilki riwayat ulkus duodenum untuk menghindari faktor-faktor pemicunya.

Apa saja tanda dan gejala-gejala dari Ulkus Duodenum?

Gejala-gejala Ulkus biasanya sembuh sendiri tetapi dapat timbul kembali. Nyeri dapat timbul selama beberapa hari atau minggu dan kemudian berkurang atau menghilang. Gejala bervariasi tergantung lokasi ulkus dan usia penderita. Contohnya anak-anak dan orang tua biasanya tidak memiliki gejala yang sering didapat atau tidak ada gejala sama sekali. Oleh karena itu ulkus duodenum biasanya diketahui ketika komplikasi terjadi. 

Hanya setengah dari penderita ulkus duodenum mempunyai gejala yang sama seperti:

  • Gejala tukak duodenum yang paling sering adalah nyeri di daerah epigastrium. 
  • Lemas
  • Mual muntah
  • Sulit menarikgt;napas
  • Rasa nyeri dan sakit seperti terbakar
  • Nyeri perut biasanya akan hilang setelah makan. Hal ini sesuai dengan pola pain-food-relief: nyeri timbul bila lambung kosong dan menghilang setelah diberi makanan atau alkali.

Kebanyakan orang yang menderita ulkus duodenum, nyeri biasanya tidak ada ketika bangun tidur tetapi timbul menjelang siang. Minum susu dan makan atau meminum obat antasida dapat mengurangi nyeri, tapi nyeri akan mulai timbul kembali setelah 2 atau 3 jam kemudian.

Diagnosis Ulkus Duodenum

Untuk mendiagnosis ulkus duodenum, pertama-tama dokter akan menanyakan riwayat kesehatan medis serta gejala-gejala yang dialami. Selain itu, serangkaian tes penunjang juga akan dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis, termasuk:

  • Tes tinja, untuk memeriksa apabila ada pendarahan dalam saluran pencernaan.
  • Gastroskopi, untuk mengetahui penyebab luka secara lebih akurat.
  • Rontgen bagian kerongkongan , lambung dan usus 12 Jari.
  • Tes darah, untuk memeriksa antibodi yang muncul akibat infeksi pylori.
  • Urea breath test, untuk mendeteksi adanya gas karbondioksida tertentu pada hembusan napas, bila terdapat infeksi pylori.

Pengobatan apa yang baik untuk mengatasi masalah Ulkus Duodenum?

Pengobatan dan penyembuhan Ulkus Duodenum tergantung pada ukuran ulkus atau luka. Ulkus lambung yang besar dan kecil bisa sembuh dalam waktu yang relatif sama jika terapinya efektif. Namun untuk ulkus yang besar biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Pengobatan ulkus duodenum dapat dilakukan dengan penggunaan obat-obatan dan/atau tanpa obat-obatan. Pengobatan tanpa obat-obatan dapat dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut:

  • Istirahat. Stress dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung dan penyakit ulkus. Oleh karena itu pentingnya istirahat agar terhidar dari hal-hal yang dapat memicu munculnya ulkus duodenum.
  • Hindarilah makanan yang dapat memicu terjadinya ulkus duodenum. Konsumsi cabai, makanan yang mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien ulkus duodenum.
  • Hindarilah kebiasaan merokok. Jahuilah kebiasaan merokok karena hal ini dapat menghalangi penyembuhan ulkus duodenum.

Penggunaan obat-obatan dapat diberikan jika penyebab dari ulkus duodenum sudah diketahui. Bila ulkus peptikum tidak disebabkan infeksi H. pylori berikan Proton Pump Inhibitor (PPI), H2RA. Antasida. 

Namun bila pengobatan untuk ulkus duodenum yang disebabkan oleh infeksi bakteri H.pylori pengobatan dapat diberikan antibiotik, seperti amoxicillin, clarithromycin, metronidazole, tinidazole, tetracycline dan levofloxacin. PPI yang digunakan antara lain rabeprazole 20 mg, lasoprazole 30 mg, omeprazole 20 mg, pantoprazole 40 mg, esomeprazole 40 mg.

Cara terbaik agar terhindar dari ulkus duodenum yaitu dengan memperbaiki pola hidup Anda sehari-hari, dan menghindari semua faktor pemicu munculnya ulkus duodenum. Cintailah tubuh Anda dengan memulai pola hidup yang sehat.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Nall, R. Healthline (2018). What’s the Difference Between Gastric and Duodenal Ulcers? (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322849.php)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Peptic Ulcer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peptic-ulcer/symptoms-causes/syc-20354223)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app