Dexaton Injection: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Sep 3, 2019 Waktu baca: 6 menit

Dexaton injection adalah obat yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Dexaton injection mengandung Dexamethasone natrium phosphate, obat yang termasuk golongan kortikosteroid. Berikut ini adalah informasi lengkap Dexaton injection yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Cendo

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

Dexaton injection dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Ampul 1 ml

Tersedia juga cendo dexaton tetes mata, kombinasi antara dexamethasone na phosphate dengan neomycin sulphate.

kandungan

tiap kemasan Dexaton injection mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Dexamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-30 kali lebih kuat daripada hidrokortison dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison. Dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).

Indikasi

Kegunaan Dexaton injection (dexamethasone) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Obat golongan kortikosteroid seperti Dexaton injection (dexamethasone) digunakan untuk berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya.
  • Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme, dan idiopatik thrombocytopenic (penurunan jumlah trombosit darah karena masalah kekebalan tubuh).
  • Obat ini berguna untuk menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi.
  • Obat kortikosteroid termasuk Dexaton injection (dexamethasone) juga digunakan untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ.
  • Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi. Obat ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak. Sebagai agen kemoterapi, obat ini digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide, bortezomidib, kombinasi dari adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid. Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, Dexaton injection (dexamethasone) bisa mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.
  • Sering diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan secara prematur. Pemberian obat ini bertujuan untuk mematangkan organ paru-paru janin. Untuk tujuan ini, pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter karena penggunaan obat ini secara tidak tepat dapat meningkatkan resiko kecacatan janin.
  • Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat ini.
  • Biasa digunakan sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan nyawa.

Kontra indikasi

  • jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid.
  • Dexaton injection (dexamethasone), sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Efek samping

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan Dexaton injection (dexamethasone) :

  • Obat-obat glukokortikoid termasuk Dexaton injection (dexamethasone), meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
  • Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang.
  • Dexaton injection (dexamethasone) seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem. Efek samping ini, sering disalahgunakan dengan cara menambahkan obat ini ke dalam produk-produk penambah berat badan ilegal. Pemakai produk ilegal ini mengira dirinya mengalami kenaikkan berat badan, padahal hal itu adalah efek samping dari Dexaton injection (dexamethasone), yang sangat berbahaya jika obat ilegal itu dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
  • Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Dexaton injection (dexamethasone).
  • Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai Cushing sindrom, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :

  • Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan Dexaton injection (dexamethasone), karena beresiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, Dexaton injection (dexamethasone) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
  • Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit cacar dan campak.
  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Dexaton injection (dexamethasone).

Toleransi terhadap kehamilan

Pada kehamilan trimester pertama obat ini masuk dalam kategori D, yakni ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Apabila dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dexamethasone masuk dalam kategori C, yakni studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Oleh sebab itu, obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi Dexaton injection (dexamethasone) dengan obat-obat lain :

  • Aminoglutethimide : menurunkan kadar dexamethasone, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
  • Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia
  • Antibiotika makrolida : menurunkan klirens dexamethasone sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
  • Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
  • Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan bersamaan dengan Dexaton injection (dexamethasone).
  • Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
  • Vaksin hidup : Dexaton injection (dexamethasone) menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan Dexaton injection (dexamethasone) sebaiknya dihindari.
  • Anti jamur azole seperti ketoconazole : mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
  • NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.

Dosis Dexaton injection

Dexaton injection (dexamethasone) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Intravena, intramuskular 0.5-10 mg
  • Jaringan lunak 0.5-6 mg
  • Pemakaian jangka lama, dosis harus diturunkan secara bertahap untuk menghindari terjadinya insufiensi adrenal akut.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif dexamethasone
  • merk-merk obat yang termasuk kortikosteroid

14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Shirani, Mohammadjavad & Hasanzade, Mahya & Moadabi, Amirhosein & Attar, Bijan. (2016). Comparison of the Effectiveness of Dexamethasone Injection into Two Different Sites in Preventing the Postoperative Complications after Mandibular Third Molar Surgery: A Randomized Clinical Trial. British Journal of Medicine and Medical Research. 13. 1-11. 10.9734/BJMMR/2016/23638.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/295246013_Comparison_of_the_Effectiveness_of_Dexamethasone_Injection_into_Two_Different_Sites_in_Preventing_the_Postoperative_Complications_after_Mandibular_Third_Molar_Surgery_A_Randomized_Clinical_Trial)
Toledo, Alexander & Amato, Christopher & Clarke, Nigel & Reitz, Richard & Salo, David. (2015). Injectable Dexamethasone Sodium Phosphate Administered Orally? A Pharmacokinetic Analysis of a Common Emergency Department Practice. The journal of pediatric pharmacology and therapeutics : JPPT : the official journal of PPAG. 20. 105-11. 10.5863/1551-6776-20.2.105.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/276209134_Injectable_Dexamethasone_Sodium_Phosphate_Administered_Orally_A_Pharmacokinetic_Analysis_of_a_Common_Emergency_Department_Practice)
Dexamethasone Injection (Baycadron, Dexamethasone Intensol). MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/dexamethasone-injectable/article.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app