Penyakit Autoimun - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengalami gangguan sehingga menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.

Dari segi bahasa auto artinya diri sendiri, dan imun artinya sistem pertahanan tubuh, jadi pengertian autoimun adalah sistem pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.

Sistem kekebalan tubuh adalah kumpulan sel-sel khusus dan zat kimia yang berfungsi melawan agen penyebabgt;infeksi seperti bakteri dan virus serta membersihkan sel-sel tubuh yang menyimpang (non-self) misalnya pada kanker.

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Gangguan autoimun dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu organ spesifik dan non-organ spesifik. Organ-spesifik berarti satu organ tertentu yang terkena, sedangkan non-organ spesifik artinya sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas.

Ada sekitar 80 gangguan autoimun yang berbeda mulai dari yang ringan sampai yang berat, tergantung pada sistem tubuh mana yang diserang dan seberapa besar fungsinya bagi tubuh.  Belum diketahui secara pasti, kenapa perempuan lebih rentan daripada laki-laki, terutama selama usia reproduktif. Diperkirakan bahwa hormon seks memiliki pengaruh yang kuat.

Gejala dan Jenis-Jenis Penyakit Autoimun

Gangguan autoimun dapat mempengaruhi hampir setiap organ dan sistem tubuh. Beberapa gangguan autoimun meliputi:

  • Diabetes Melitus (Tipe I) - mempengaruhi pankreas. Gejala termasuk haus, sering buang air kecil, berat badan turun dan lebih rentan terhadap infeksi.
  • Penyakit Graves - mempengaruhi kelenjar tiroid. Gejala termasuk penurunan berat badan, detak jantung meningkat, kecemasan dan diare.
  • Penyakit radang usus - termasuk ulcerative colitis dan mungkin, penyakit Crohn. Gejalanya meliputi diare dan sakit perut.
  • Multiple sclerosis - mempengaruhi sistem saraf. Tergantung pada bagian mana dari sistem saraf yang dipengaruhi, gejala dapat termasuk mati rasa, kelumpuhan dan gangguan penglihatan.
  • Psoriasis - mempengaruhi kulit. Fitur termasuk pengembangan, sisik kulit memerah tebal.
  • Rheumatoid arthritis atau Rematik - mempengaruhi sendi. Gejala termasuk sendi bengkak dan sakit. Mata, paru-paru dan jantung juga dapat terlibat.
  • Scleroderma - mempengaruhi kulit dan struktur lainnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Fitur termasuk penebalan kulit, borok kulit dan sendi kaku.
  • Sistemik lupus eritematosus atau SLE (Penyakit Lupus)  - mempengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang sistem organ tubuh. Gejala termasuk peradangan sendi, demam, penurunan berat badan dan ruam wajah yang khas.

Faktor risiko dan Penyebab Autoimun

Penyebab pasti gangguan autoimun tidak diketahui, namun ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena:

  • Genetika - kecenderungan penyakit autoimun terjadi dalam keluarga atau faktor keturunan. Namun genetik saja tidak cukup karena ada faktor lingkungan juga yang mempengaruhi.
  • Faktor-faktor lingkungan - termasuk gaya hidup yang tidak sehat.
  • Jenis kelamin perempuan lebih rentan dibandingkan laki-laki
  • Hormon seks - seperti estrogen dan progesteron terbukti gangguan autoimun cenderung menyerang selama usia reproduktif.
  • Infeksi - beberapa penyakit autoimun tampaknya dipicu atau diperburuk oleh infeksi tertentu.

Pengobatan Penyakit Autoimun

Gangguan autoimun pada umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi gejala yang menimbulkan penderitaan sebagian besar dapat dikendalikan dengan perawatan sebagai berikut:

Dengan menekan sistem imun atau pertahanan tubuh, maka gejala penyakit autoimun dapat ditekan sehingga memberikan kenyamanan, namun sayangnya belum ditemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan gangguan imun ini.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stiemsma L, et al. (2015). The hygiene hypothesis: Current perspectives and future therapies. DOI: (https://www.dovepress.com/the-hygiene-hypothesis-current-perspectives-and-future-therapies-peer-reviewed-article-ITT)
Ritchlin CT, et al. (2017). Psoriatic arthritis. DOI: (https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1505557)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app