Ondansetron: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mar 7, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ondansetron termasuk dalam obat golongan antiemetik. Obat ini hanya dapat diperoleh melalui resep dokter dan tersedia dalam berbagai bentuk sediaan seperti tablet dan cairan baik dengan merk dagang ataupun generik. 

Dalam penggunaannya, dokter dapat meresepkan ondansetron sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan obat lain untuk mengatasi mual dan muntah.

Indikasi penggunaan obat Ondansetron 

Ondansetron adalah obat yang diresepkan untuk mengatasi mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker, terapi radiasi, dan paska operasi.

Cara kerja obat Ondansetron 

Ondansetron termasuk antiemetik golongan serotonin 5-HT3 antagonis reseptor yang bekerja dengan cara menghambat reseptor serotonin di saluran cerna dan sistem persarafan pusat, senyawa kimia alami yang merangsang timbulnya mual dan muntah.

Cara menggunakan obat Ondansetron 

Ondansetron tersedia dalam bentuk sediaan tablet, tablet mudah larut (tablet terdisintegrasi cepat), dan larutan/cairan yang diberikan secara oral (melalui mulut). 

Dosis ondansetron diberikan pertama kali biasanya 30 menit sebelum proses kemoterapi, 1 hingga 2 jam sebelum terapi radiasi, atau 1 jam sebelum prosedur operasi. 

Apabila diperlukan, dokter akan meresepkan tambahan dosis untuk diberikan 1 hingga 3 kali sehari selama kemoterapi atau radiasi dan selama 1 sampai 2 hari setelah terapi.

Apabila Anda mendapat sediaan ondansetron tablet mudah larut (tablet terdisintegrasi cepat), perhatikan cara membuka kemasan dengan benar agar tablet tidak hancur sebelum diminum. 

Saat membuka kemasan, jangan mendorong tablet agar keluar dari lapisan aluminium. Cara yang benar adalah dengan menggunakan tangan yang kering untuk menarik lapisan aluminium yang membungkus tablet. 

Kemudian ambil tablet perlahan-lahan dan letakkan tablet di lidah. Tablet akan larut dalam beberapa detik dan dapat langsung ditelan dengan bantuan air liur.

Efek samping obat Ondansetron 

Beberapa efek samping yang umumnya muncul setelah pemberian ondansetron, yaitu:

  • Sakit kepala
  • Diare
  • Konstipasi
  • Pusing
  • Mengantuk

Ondansetron dapat memberikan reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang dapat mengalami efek samping serius setelah pemberian ondansetron, atau yang dikenal dengan istilah sindrom serotonin. 

Sindrom serotonin merupakan kasus kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan tenaga medis segera. Gejala yang muncul yaitu:

  • Agitasi
  • Halusinasi
  • Detak jantung menjadi cepat
  • Berkeringat yang berlebihan
  • Rasa panas
  • Kaku otot
  • Kejang
  • Tremor
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Koma

Interaksi dengan obat lain

Pemberian ondansetron yang bersamaan dengan obat lain, dapat menyebabkan terjadinya interaksi. Akibat dari interaksi obat adalah adanya perubahan senyawa yang dapat mempengaruhi atau mengganggu cara kerja obat. 

Interaksi obat dapat membahayakan pasien atau dapat mencegah obat bekerja sesuai dengan indikasi/kegunaannya.

Untuk menghindari adanya interaksi obat lain dengan ondansetron, Anda harus menyatakan pada dokter atau apoteker mengenai obat-obatan, vitamin, atau herbal yang sedang dikonsumsi. Beberapa contoh obat yang dapat berinteraksi dengan ondansetron antara lain:

  • Apomorfin
    Konsumsi apomorfin yang bersamaan dengan ondansetron dapat menurunkan tekanan darah secara drastis hingga level yang membahayakan. Hal ini dapat menyebabkan Anda kehilangan kesadaran. Apomorfin tidak boleh diberikan bersamaan dengan ondansetron.
  • Fluoksetin
    Pemberian obat ini bersamaan dengan ondansetron dapat meningkatkan risiko efek samping dari ondansetron. Hal ini karena fluoksetin dapat meningkatkan kadar ondansetron dalam darah.
  • Obat anti kejang (seperti fenitoin atau karbamazepin) dan obat TBC (seperti rifampin, rifabutin, atau rifapentin)
    Apabila obat-obat tersebut diberikan bersamaan dengan ondansetron, akan dapat menurunkan efektifitas ondansetron dalam tubuh sehingga tidak memberikan efek terapi yang maksimal.

Perhatian terhadat obat Ondansetron 

Ondansetron sebaiknya tidak diberikan kepada:

  • Orang yang memiliki riwayat alergi terhadap ondansetron. Gejala reaksi alergi ondansetron antara lain wajah kemerahan, kesulitan bernapas, bengkak pada tenggorokan atau lidah, kepala pusing, dan batuk. Apabila Anda baru pertama kali mendapatkan ondansetron dan mengalami gejala alergi seperti disebutkan sebelumnya, segera menghubungi dokter
  • Penderita aritmia
  • Penderita fenilketouria
  • Ibu hamil
  • Ibu menyusui
  • Orang berusia lanjut
  • Anak-anak dibawah usia 4 tahun

Apabila lupa meminum obat

Apabila Anda lupa meminum ondansetron, segera minum ondansetron setelah Anda ingat. Tetapi apabila telah mendekati waktu minum obat berikutnya, Anda tidak perlu meminum dua tablet (untuk waktu minum obat yang tertinggal dan untuk waktu minum obat sekarang) sekaligus.

Penyimpanan obat Ondansetron 

Simpan ondansetron dalam kemasan aluminium foil yang telah tersedia (sesuai kemasan pabrik) dan buka kemasan saat waktu minum obat tiba. Obat ini harus disimpan pada suhu ruangan, terhindar dari panas, kelembaban, dan cahaya langsung. 

Tidak dibenarkan menyimpan ondansetron dalam lemari pendingin. Hindarkan dari jangkauan anak-anak.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app