Waspada Gejala HIV

Dipublish tanggal: Feb 25, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 18, 2019 Waktu baca: 3 menit
Waspada Gejala HIV

Virus HIV (Human Immunodeviciency Virus ) merupakan penyebab penyakit AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome dimana terjadi penurunan kekebalan tubuh akibat daya tahan tubuh yang rusak akibat infeksi. 

Penyakit AIDS menganggu imun. Meningkatnya infeksi HIV mengakibatkan tubuh menjadi rentan terkena infeksi yang berkembang menjadi AIDS. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi virus HIV akan terlihat dalam rentang waktu 8 hingga 10 tahun yang dibagi menjadi stadium infeksi.

Menurut informasi dari kementerian kesehatan, sudah tercatat bahwa telahgt;dapat hampir 150.000 penderita HIV yang menyerang masyarakat Indonesia. DKI Jakarta memiliki kasus HIV tebesar dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. 

Sedangkan kasus penyakit AIDS terbesar diduduki oleh Papua.  Jenis kelamin terbanyak terserang kasus HIV adalah pada laki-laki. Sumber penularan HIV adalah dari kontak seksual, darah, cairan tubuh, dan infeksi menurun ke janin dari ibu dengan HIV.

Apakah Infeksi HIV Itu?

Infeksi HIV merupakan virus Ribonucleic Acid (RNA) yang menyebabkan menurunnya sel CD4 tempat fungsi imunologik. Virus HIV menginfeksi sel antibodi seperti limfosit T4 dengan mengikat CD4 sehingga virus berhasil masuk ke dalam sel target dan bergabung dengan DNA. 

Sel HIV akan berkembang biak dan menimbulkan infeksi HIV secara menahun dan seumur hidup.  Sel yang telah hidup akan akan mereplikasi sehingga merusak sel limfosit T4 secara perlahan. Infeksi virus tidak langsung menimbulkan gejala, bahkan tidak terdeteksi di laboratorium selama 3 bulan. 

Gejala minimal yang berlangsung setelah 6 minggu terpapar infeksi seperti demam, diare, dan batuk. Gejala dapat menghilang sementara sebelum akan kembali aktif selama 8 tahun kedepan. Tetapi ini tidak menutup kemungkinan terjadi gejala infeksi HIV yang lebih cepat.  

Apa saja yang timbul pada gejala HIV?

Kewaspadaan akan mulai timbul saat infeksi virus HIV mulai aktif, maka akan timbul gejala klinis yang digolongkan menjadi 4 stadium yaitu:

  1. Stadium 1 (Asimtomatik)
  2. Stadium 2 (Ringan)
  3. Stadium 3 (Lanjut)
  4. Stadium 4 (Berat)

Stadium ini hanya menimbulkan gejala minimal seperti pembesaran getah bening, diare, demam, dan sakit saat menelan.

Pada gejala stadium 2 akan timbul kelainan kulit dan mulut yang dapat terlihat seperti prurigo, ulkus mulut, dan infeksi herpes zoster dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Terdapat juga gangguan saluran pernapasan seperti sinusitis, faringitis, tonsilitis, dan otitis. Berat badan menurun sekitar kurang dari 10%.

Pada stadium ini mulai memenuhi kriteria memberatnya gejala AIDS. Gejala-gejala khas mulai timbul seperti penurunan berat badan lebih dari 10%, diare kronis, kandidiasis oral, stomatitis, oral hairy leukoplakia, dan anemia berat tanpa sebab. Infeksi bakteri pada pernapasan juga mengikuti gejala stadium 3 seperti tuberkulosis milier paru

Stadium 4 dikenal sebagai wasting syndrome. Stadium ini merupakan akhir dari kronisnya penyakit AIDS yang terdiri dari pneumonia pneumocystis, infeksi tumor-otak akibat bakteri toksoplasma  infeksi Cytomegalovirus pada organ-organ vitals seperti mata, limpa, hati, dan getah bening, tuberkulosis ekstrapulmonal, ensefalopati HIV, meningitis

Stadium akhir juga dapat ditemukan manifestasi tumor seperti Sarkoma Kaposi yang merupakan kanker kulit dan organ tubuh, dan limfoma kronis yang menyerang persarafan. Jika kondisi tumor telah muncul, peluang untuk hidup akan menipis. Pada wanita dapat timbul karsinoma serviks.

Harapan hidup penderita HIV

Batas harapan hidup penderita HIV ditentukan oleh beberapa faktor. Secara garis besar harapan hidup penderita HIV yaitu rata-rata 5 tahun bergantung dengan kondisi kesehatan dan lingkungan prevalensi.

Beberapa faktor yang menentukan harapan hidup penderita HIV antara lain:

  1. Usia
  2. Jenis Kelamin
  3. Ras
  4. Kepatuhan Terapi

Usia menjadi faktor utama penentu harapan hidup penderita HIV. Semakin tua usia penderita HIV maka semakin tinggi perkembangan virus HIV menjadi AIDS. Menurunnya limfosit T dan jumlah T sel CD8 disebabkan oleh stamina yang menurun secara progresif.

Secara garis besar tidak ada perbedaan besar pada jenis kelamin dengan harapan hidup. Tetapi awal perjalanan infeksi HIV mulai meningkat lebih drastis pada pria.

Berbicara tentang perbedaan warna kulit dan ras, ras orang asia lebih rentan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dibanding ras kulit putih.

Kepatuhan terapi obat ARV (antiretroviral) khusus penderita HIV menjadi komponen penting pada harapan hidup. 


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wong N, et al. (2017). Hypogonadism in the HIV-infected man. DOI: (https://doi.org/10.1007/s40506-017-0110-3)
What can I expect when I go in for an HIV test? (2017). (https://www.hiv.gov/hiv-basics/hiv-testing/learn-about-hiv-testing/hiv-testing-overview)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app