Cara Penularan HIV dengan Cara yang Tidak Terduga

Tahukah kamu siapa saja bisa terkena HIV bahkan ibu-ibu rumah tangga juga bisa terkena HIV. Berikut ini merupakan penularan HIV dengan cara yang tidak terduga
Dipublish tanggal: Jul 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Cara Penularan HIV dengan Cara yang Tidak Terduga

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah salah satu penyakit menular yang mematikan di dunia. HIV merupakan virus menyerang sel-sel pada sistem imun dan mengganggu fungsi daya tahan tubuh

Biasanya penularan HIV sering dikaitkan dengan cara berhubungan seks atau pemakaian narkoba dan yang bisa terkena hanya PSK atau pengguna PSK serta pecandu narkotika. 

Tahukah kamu siapa saja bisa terkena HIV bahkan ibu-ibu rumah tangga juga bisa terkena HIV. 

Berikut ini merupakan penularan HIV dengan cara yang tidak terduga

1. Bekerja di rumah sakit

Beberapa orang mungkin berfikir bahwa orang yang bekerja di rumah sakit seperti dokter dan perawat merupakan orang yang paling sehat karena pengetahuan mereka yang tidak perlu diragukan lagi soal kesehatan. 

Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Orang yang bekerja di rumah sakit justru merupakan orang yang palin rentan terkena penyakit karena selalu berinteraksi dengan pasien.

Para petugas kesehatan dapat terkena virus HIV karena melakukan kontak langsung dengan luka atau darah penderita HIV. 

Seorang perawat bisa mengalami needle-stick injury atau tertancapnya jarum suntik bekas menyuntik pasien ke tubuh perawat. 

Hal tersebut dapat menjadi media penularan virus HIV misalnya setelah perawat mengambil darah penderita HIV, tiba-tiba jarum suntik yang digunakan untuk mengambil darah tadi tertusuk ke kulit perawat. 

Penularan HIV dapat terjadi jika darah yang terkontaminasi virus HIV mengenai luka terbuka seseorang dan membran mukosa seperti misalnya mata, hidung, dan mulut.

Meskipun begitu, risiko petugas kesehatan tertular virus HIV saat bekerja sangat kecil namun tidak boleh diremehkan. 

Oleh sebab itu saat bekerja, sebaiknya petugas kesehatan menjalankan pekerjaan sesuai prosedur dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku. 

Petugas kesehatan wajib menggunakan peralatan kesehatan seperti jubah, masker, sarung tangan, dan kaca mata saat bekerja. 

Petugas kesehatan juga tidak boleh ceroboh saat bekerja sehingga berhati-hati terhadap benda tajam yang dapat menimbulkan luka

2. Mainan seks

Sebagian besar orang mengira bahwa penularan HIV hanya lewat kegiatan intim seperti  lewat vaginal (penis ke vagina), oral (alat kelamin dan mulut), atau anal (penis ke dubur).

Tahukah Anda jika mainan seks juga bisa menjadi media penyebaran virus HIV?

 Virus HIV memang tidak mampu bertahan lama di lingkungan luar akan tetapi mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina dapat menjadi media perantara penularan virus HIV. 

Oleh sebab itu jangan menggunakan mainan seks secara bergantian dengan pasangan atau teman Anda.

Sebaiknya Anda juga wajib melakukan tes penyakit seksual ke rumah sakit setiap tahun. Bahkan meskipun Anda sudah menjadi pasangan yang sah secara hukum, sebaiknya Anda tetap rutin melakukan pemeriksaan. 

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena virus HIV. Hal tersebut dikarenakan virus HIV sulit didiagnosis dan baru terlihat setelah bertahun-tahun mengalami infeksi pertama.

3. Sulam alis, tato alis dan sulam bibir

Saat ini sulam alis, tato alis dan sulam bibir sedang naik daun karena teknik ini membuat wanita terlihat cantik tanpa repot-repot mengaplikasikan lipstik atau membuat alis dengan pensil alis. 

Penularan virus HIV ini dapat terjadi jika pekerja tidak berpengalaman atau tidak memiliki izin resmi untuk melakukan sulam alis, tato alis atau sulam bibir. 

Penularan HIV juga dapat terjadi bila peralatan yang digunakan tidak steril. Oleh sebab itu pastikan jika mata pisau atau jarum yang digunakan sekali pakai.

4. Donor darah atau cangkok organ

Penularan virus HIV dapat terjadi jika pendonor menderita HIV. Oleh sebab itu sebelum mendonor darah atau organ dilakukan tes kesehatan terlebih dahulu.

 Jika Anda akan menerima donoran darah atau organ dan masih ragu sebaiknya Anda bertanya kepada petugas kesehatan


39 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app