Toksoplasma: Gejala, Penyebab, & Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Toksoplasma: Gejala, Penyebab, & Pengobatan

Toksoplasma adalah sebutan dari parasit yang memiliki nama lengkap Toxoplasma gondii yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan penyakit infeksi. Organ-organ yang dapat diserang oleh parasit ini meliputi otak, otot, jantung, dan gangguan pada kehamilan.

Parasit toksoplasma gondii merupakan parasit yang paling sering menyebabkan penyakit di seluruh dunia. Tanpa terkecuali, semua orang dapat terinfeksi toksoplasma. Terlebih parasit yang satu ini kerap dibawa oleh hewan-hewan piaraan seperti kucing, namun dapat ditemukan juga pada burung dan mencit.

Ketika parasit toksoplasma sudah masuk ke dalam tubuh seseorang, maka parasit itu akan membentuk kista dan beredar ke seluruh tubuh. Organ yang paling sering terinfeksi toksoplasma adalah otak, otot, dan jantung. Selama daya tahan tubuh seseorang itu baik, maka kista parasit tersebut akan tetap tidak aktif dan tidak akan menimbulkan gejala.

Bahkan tubuh akan membentuk antibodi agar tidak terjadi infeksi toksoplasma berikutnya. Akan tetapi, apabila daya tahan tubuh menurun, maka kista tersebut akan aktif dan menimbulkan komplikasi serius.

Siapa yang paling beresiko terkena penyakit infeksi toksoplasma?

Seseorang beresiko terinfeksi toksoplasma di dalam tubuhnya karena disebabkan oleh berbagai hal, seperti :

  • Terdapat kontak langsung dengan feses dari kucing yang mengandung parasit toksoplasma. Kucing liar yang menangkap tikus atau sering mengkonsumsi daging mentah beresiko tinggi mengandung parasit toksoplasma di dalam tubuhnya.
  • Makan dan minum dari makanan dan minuman yang terkontaminasi parasit. Daging domba, daging babi, dan daging rusa mudah terkontaminasi parasit. Oleh sebab itu harus dimasak dengan optimal untuk menghindarinya.
  • Perabot rumah tangga yang terkontaminasi, seperti pisau dapar, papan potong, dan alat-alat masak yang bersentuhan langsung dengan daging yang terkontaminasi.
  • Mencuci buah-buahan dan sayur-sayuran tidak bersih.
  • Melakukann transplantasi organ atau transfuse darah yang mengandung parasit toxoplasmosis.

Apa Saja Gejala Infeksi Toksoplasma?

Gejala umum dari toksoplasmosis dapat menyerupai gejala flu, atau dapat juga tidak ada gejala sama sekali.

Gejala toksoplasma yang mungkin timbul antara lain:

Pada anak-anak, infeksi toksoplasma yang ringan sering kali juga tidak menimbulkan gejala. Namun infeksi toksoplasma yang berat walaupun jarang terjadi, dapat menimbulkan gejala seperti gangguan pendengaran, gangguan mental atau infeksi mata yang berat. Bahkan keluhan ini dapat berlanjut sampai dewasa.

Pada wanita hamil atau dalam kondisi yang daya tahan tubuhnya menurun, toksoplasmosis dapat menimbulkan komplikasi yang serius apabila tidak diterapi dengan tepat.

Pada pasien penderita HIV/AIDS, pasien kanker dalam kemoterapi, atau pasien post-transplantasi organ yang menggunakan obat-obat steroid; parasit toksoplasma yang sudah pernah menginfeksi dan berdiam di dalam tubuh dapat kembali aktif. Infeksi toksoplasma yang kembali muncul ini biasanya dapat menimbulkan gejala yang lebih berat.

Keluhan toksoplasmosis berat meliputi : nyeri kepala hebat, tidak fokus, tidak mampu berkoordinasi, dan kejang. Toksoplasmosis juga dapat menyerang retina menyebabkan penglihatan menjadi kabur disebut ocular toxoplasmosis.

Apa yang terjadi pada ibu hamil dengan infeksi toksoplasma?

Pada wanit hamil yang terinfeksi toksoplasma, maka bayi yang dilahirkannya dapat tertular juga, disebut sebagai congenital toxoplasmosis. Toksoplasmosis pada bayi dapat menimbulkan komplikasi yang serius; meskipun pada ibu, toksoplasmosis bisa saja tidak menimbulkan gejala apapun.

Apabila infeksi toksoplasma terjadi pada trimester pertama kehamilan, maka resiko terjadi penularan pada bayi berkurang. Akan tetapi apabila infeksi toksoplasma terjadi pada trimester ketiga kehamilan, maka resiko bayi tertular toksoplasma semakin besar.

Kebanyakan bayi yang tertular toksoplasmosis akan lahir mati atau ibu mengalami keguguran. Apabila bayi yang dilahirkan tetap dapat bertahan hidup, maka akan mengalami permasalahan klinis yang serius, seperti : kejang-kejang, pembesaran hati dan limpa, jaundice atau penyakit kuning, dan infeksi mata yang berat.

Komplikasi yang disebabkan oleh toksoplasmosis jarang terjadi, apabila seseorang memiliki daya tahan tubuh yang sehat. toksoplasma yang menyerang retina mata dapat menyebabkan kebutaan apabila tidak ditangani dengan tepat. Pada pasien HIV/AIDS, toxoplasmosis biasanya bersifat fatal. Parasit toksoplasma dapat masuk ke otak dan menimbulkan peradangan otak, yang disebut encephalitis.

Langkan Pencegahan dan Pengobatan

Langkah yang tepat agar terhindar dari toksoplasma adalah tindakan pencegahan atau preventif. Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi parasit toksoplasma atau tidak, maka dapat dilakukan screening. Screening yang dilakukan berupa pemeriksaan laboratorium untu mengetahui ada tidaknya antibodi terhadap parasit toksoplasma.

Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan hasil positif adanya antibodi terhadap parasit menunjukkan bahwa infeksi parasit sedang aktif atau sudah pernah terinfeksi sebelumnya dan sekarang tidak menimbulkan gejala apapun.

Apabila pasien sudah mengeluhkan gejala-gejala awal dan mencurigai terinfeksi toksoplasma, dapat saja pemeriksaan laboratorium terhadap antibodi parasit memberikan hasil negatif. Hal ini disebabkan karena tubuh belum sempat memproduksi antibodi terhadap parasite tersebut. Dokter akan menganjurkan agar pemeriksaan antibodi diulang beberapa minggu kemudian, jika keluhan masih berlanjut.

Pada wanita hamil dan dicurigai terinfeksi toksoplasma, maka dapat dilakukan pemeriksaan amniocentesis dan USG untuk mengurangi resiko penularan infeksi terhadap bayi. Pemeriksaan amniocentesis dilakukan pada usia kehamilan diatas 15 minggu, dimana cairan ketuban diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya parasit toksoplasma. Pemeriksaan USG dilakukan bukan untuk menegakkan diagnosis toxoplasmosis, melainkan untuk mengetahui kondisi janin.

Pada orang yang sehat, toksoplasmosis seringkali tidak membutuhkan terapi apapun dan dapat sembuh sendiri. Pemberian terapi pada toxoplasmosis berbeda-beda tergantung kondisi pasien, apakah pasien dalam kondisi hamil atau tidak, apakah janin sudah terinfeksi atau tidak; jika diperlukan dokter akan memberikan obat anti-parasit dan antibiotik. Jika daya tahan tubuh seseorang masih baik, obat-obat yang diberikan hanya simptomatis, untuk mengurangi gejala.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Toxoplasmosis: Causes, symptoms, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/308568.php)
Toxoplasmosis: Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/toxoplasmosis-overview-1958780)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app