Rematof: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Waktu baca: 6 menit

Rematof adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati nyeri arthritis, sakit kepala, sakit telinga, nyeri dan radang pada penyakit reumatik yang ringan dan gangguan otot skelet lainnya. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati sakit gigi yang parah yang mengakibatkan radang gusi. Obat Rematof mengandung Ketoprofen yang termasuk  golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) derivat asam propionat.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Rematof yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Pabrik

Bernofarm

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Rematof dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 5 x 10 tablet 100 mg
  • 5 ampul 100 mg / 2 ml injeksi

Kandungan

tiap kemasan obat Rematof mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Ketoprofen 100 mg / tablet
  • Ketoprofen 100 mg / 2 ml injeksi

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Ketoprofen adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati nyeri arthritis atau sakit gigi yang parah yang mengakibatkan radang gusi. Obat ini adalah nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) derivat asam propionat yang mempunyai aktivitas antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik. Aktivitas anti inflamasi ketoprofen setara dengan ibuprofen tetapi efek sampingnya lebih banyak. Tetapi ketoprofen oral terbukti lebih baik dalam mengurangi nyeri sedang sampai berat, meningkatkan status fungsional dan kondisi umum dibandingkan dengan ibuprofen atau diclofenac.

Indikasi

Kegunaan Rematof (ketoprofen) adalah untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang pada sakit gigi dan setelah cabut gigi, sakit kepala, sakit telinga, nyeri dan radang pada penyakit reumatik yang ringan dan gangguan otot skelet lainnya, nyeri sendi, demam, nyeri setelah operasi terutama pembedahan ortopedik, gout akut dan nyeri haid (dismenorea).

Kondisi dan Penyakit terkait :

Kontraindikasi

  • jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap ketoprofen.
  • pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan menggunakan Rematof (ketoprofen) atau NSAID lainnya.
  • Tidak boleh diberikan kepada pasien yang menderita asma, urtikaria, atau reaksi alergi lain terhadap aspirin atau NSAID lainnya.
  • Tidak boleh dikombinasikan dengan NSAID lain atau obat-obat kortikosteroid, karena bisa meningkatkan resiko perdarahan saluran pencernaan.
  • Seperti NSAID lainnya, hindari menggunakan obat ini pada trimester akhir kehamilan karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus.

Efek Samping Rematof

Berikut adalah beberapa efek samping Rematof (ketoprofen) yang mungkin terjadi :

  • efek samping Rematof (ketoprofen) yang paling umum adalah timbulnya rasa tidak nyaman pada saluran cerna seperti mual, diare, dan kadang-kadang perdarahan dan tukak serta perforasi lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. jika pemakaian dalam dosis tinggi dan waktu yang lama, merokok, atau minum alkohol, meski Rematof (ketoprofen) digunakan bersama makanan tidak akan banyak membantu mengurangi efek samping ini. Untuk mencegah hal ini omeprazol, sucralfate, dan cimetidine biasanya digunakan untuk membantu melindungi saluran pencernaan.
  • Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis (muntah darah), hematuria (darah dalam urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit tenggorokan dan demam.
  • NSAID termasuk Rematof (ketoprofen) dapat menyebabkan peningkatan resiko infark miokardial dan stroke yang bisa berakibat fatal. Resiko ini dapat meningkatkan jika obat digunakan dalam jangka waktu lama.
  • Gangguan berat pada organ hati seperti penyakit kuning dan hepatitis, juga dilaporkan terjadi akibat pemakaian NSAID. Jika tes hati yang abnormal menetap atau memburuk, jika tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya : eosinofilia, ruam, dan lain - lain), pemakaian obat ini harus dihentikan.
  • Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan NSAID. Pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia.
  • Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda - tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.
  • Efek samping lain yang jarang terjadi yaitu nekrosis papilar atau fibrosis interstisial yang bisa mengarah kepada gagal ginjal.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan obat Rematof (ketoprofen) adalah sebagai berikut :

  • Rematof (ketoprofen) sebaiknya digunakan setelah makan atau bersama makanan atau susu.
  • Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung.
  • Jika pasien menderita hipertensi tekanan darah harus dipantau selama pengobatan.
  • Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
  • Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Rematof (ketoprofen).
  • Obat ini dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, yang akan lebih buruk jika pasien juga mengkonsumsi alkohol. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama pemakaian obat.
  • Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati - hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
  • Jumlahnya dalam air susu ibu (ASI) terlalu kecil untuk menimbulkan efek yang membahayakan, namun lebih baik dihindari kecuali sangat dibutuhkan.

Penggunaan obat Rematof  untuk ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan ketoprofen kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Pada trimester akhir dikategorikan ke dalam kategori D :

Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia . namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.

Adanya bukti empiris obat ini memberikan efek buruk pada janin manusia pada trimester akhir masa kehamilan menyebabkan obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh ibu hamil. Pada trimester lain, obat ini juga sebaiknya dihindari kecuali jika obat ini memang sangat dibutuhkan dan keuntungan dari penggunaannya sudah dapat dipastikan.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi Rematof (ketoprofen) dengan obat-obat lain :

  • Rematof (ketoprofen) tidak boleh dikombinasikan dengan NSAID lain atau kortikosteroid, karena hal ini meningkatkan resiko perdarahan saluran pencernaan.
  • Resiko yang sama juga terjadi pada penggunaan bersamaan dengan antikoagulan (misalnya warfarin).
  • NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi ACE-inhibitor seperti captopril dan enalapril.
  • Sama dengan NSAID lainnya, pemberian bersamaan dengan aspirin umumnya tidak dianjurkan karena potensi efek samping meningkat.
  • NSAID dapat mengurangi efek natriuretik furosemide dan tiazid.
  • hidroklorotiazid, saat diberikan bersamaan dengan Rematof (ketoprofen), menghasilkan penurunan kalium urin dan ekskresi klorida lebih tinggi dibandingkan dengan hidroklorotiazid saja. Oleh karena itu pasien yang memakai diuretik dan Rematof (ketoprofen) memiliki resiko lebih besar terkena gagal ginjal sekunder.
  • NSAID menyebabkan meningkatkan kadar plasma lithium dan mengurangi klirens lithium. Jika obat-obat golongan NSAID dan lithium diberikan bersamaan, harus diamati secara seksama terhadap adanya tanda-tanda toksisitas lithium.
  • Rematof (ketoprofen), seperti NSAID lainnya, dapat menyebabkan penurunan klirens methotrexate yang menyebabkan kadar serum meningkat sehingga terjadi peningkatan toksisitas.
  • Probenesid meningkatkan kadar plasma Rematof (ketoprofen) sehingga meningkatkan efek sampingnya.

Dosis Rematof

Obat Rematof (ketoprofen) diberikan dengan dosis :

Oral : 75 mg 3 x sehari atau 50 mg 4 x sehari.Dosis maksimum : 300 mg / hari.

  • Dosis lazim dewasa untuk asam urat (gout) akut

Oral : 100 mg, dilanjutkan dengan 50 mg setiap 6 jam sampai serangan nyeri akibat gout akut telah teratasi, biasanya 2 - 3 hari.

  • Dosis lazim dewasa sebagai pereda nyeri

Oral : 25 - 50 mg setiap 6 - 8 jam. Dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 75 mg.

  • Dosis lazim dewasa untuk demam

Oral : 12.5 mg setiap 4 - 6 jam. Dosis tambahan dapat diberikan jika demam tidak membaik dalam waktu 1 jam.Dosis maksimum : 75 mg/hari.

  • Dosis lazim dewasa untuk dismenore

Oral : 25 - 50 mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan sebagai pereda rasa sakit. Dosis harus dititrasi tergantung respon pasien.Dosis maksimal : 300 mg / hari.

 Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan ketoprofen
  • obat yang termasuk analgetic
  • obat yang termasuk antipyretic
  • obat yang termasuk NSAID
  • obat yang termasuk depresan syaraf pusat

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Rematof harus sesuai dengan yang dianjurkan.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rematof Dosage & Drug Information. MIMS.com. (http://www.mims.com/indonesia/drug/info/rematof)
Rematof Dosage & Drug Information. MIMS.com. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rematof?lang=id)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app