HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Exfoliative Dermatitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 24, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Dermatitis eksfoliatif adalah kondisi kulit yang kemerahan dan mengelupas pada area tubuh yang luas. Istilah "eksfoliatif" mengacu pada pengelupasan kulit dan dermatitis sendiri berarti peradangan kulit. 

Pada beberapa orang, pengelupasan kulit dapat terjadi akibat kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau sebagai akibat dari konsumsi obat-obatan tertentu. Dalam beberapa kasus penyebab terjadinya dermatitis eksfoliatif tidak diketahui.

Dermatitis eksfoliatif kadang-kadang disebut eritroderma yang merupakan kondisi serius tetapi cukup jarang terjadi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang mencakup infeksi, kekurangan nutrisi, dehidrasi, dan gagal jantung, hingga kematian.

Mengenai Dermatitis Eksfoliatif

Penyebab Dermatitis Eksfoliatif

Akar penyebab dermatitis eksfoliatif adalah kelainan sel-sel kulit. Sel-sel mati dan luruh terlalu cepat pada proses regenerasi kulit atau proses pergantian kulit. Pergantian sel-sel kulit yang cepat menyebabkan pengelupasan kulit yang signifikan.

Dermatitis eksfoliatif biasanya disebabkan oleh kondisi kulit kronis, seperti penyakit autoimun, psoriasis, dermatitis seboroik, dan eksim. Jenis kanker tertentu, termasuk leukemia dan limfoma juga dapat mempercepat laju pergantian sel kulit.

Menurut Merck Manuals, hingga 25 persen kasus dermatitis eksfoliatif adalah idiopatik. Idiopatik adalah ketika suatu penyakit atau kondisi tidak diketahui penyebabnya. Reaksi efek samping dari berbagai penggunaan obat-obatan juga dapat berkontribusi pada pengelupasan kulit secara masif. Obat-obatan yang dapat menyebabkan kondisi ini termasuk:

  • obat golongan sulfa
  • penisilin
  • barbiturat
  • fenitoin (Dilantin) dan obat kejang lainnya
  • isoniazid
  • obat tekanan darah
  • blocker saluran kalsium
  • obat topikal (obat yang diaplikasikan langsung di kulit)

Namun tergantung dari respon tubuh, hampir semua obat-obatan dapat menyebabkan dermatitis eksfoliatif.

Gejala Dermatitis Eksfoliatif

Berikut ini adalah tanda dan gejala paling umum dari dermatitis eksfoliatif secara menyeluruh. Namun, setiap individu mungkin mengalami gejala yang berbeda, beberapa di antaranya:

  • Kemerahan kulit yang ekstrem
  • Kulit bersisik
  • Kulit menebal
  • Gatal
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Demam
  • Infeksi sekunder (virus atau bakteri)

Gejala parah dari dermatitis eksfoliatif dapat mengancam jiwa. Komplikasi serius seperti infeksi, gangguan cairan dan elektrolit, dan gagal jantung adalah dapat menyebabkan kematian. Gejala-gejala dermatitis eksfoliatif juga dapat menyerupai kondisi kulit lainnya dan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius, segera dapatkan penanganan medis terkait dengan kelainan kulit yang muncul.

Pencegahan Dermatitis Eksfoliatif

Dermatitis eksfoliatif dapat disebabkan oleh berbagai kelainan kulit dan penggunaan obat-obatan. Untuk mencegah terjadinya dermatitis eksfoliatif Anda dapat melakukan penanganan yang sesuai dengan kondisi medis yang diderita seperti kanker atau penyakit autoimun lainnya.

Pada kondisi tertentu, mungkin Anda tidak dapat mengontrol perkembangan penyakit yang dapat memicu terjadinya dermatitis eksfoliatif. Sehingga jika Anda memiliki gejala yang menunjukkan tanda-tanda dermatitis eksfoliatif, segera pergi berkunjung dan memeriksakan diri ke dokter atau UGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis agar komplikasi dapat dihindari.

Pengobatan Dermatitis Eksfoliatif

Diagnosa

Dokter dapat mempersiapkan diagnosis dermatitis eksfoliatif berdasarkan riwayat kesehatan dan hasil pemeriksaan fisik orang tersebut. Jika gejala dermatitis eksfoliatif mirip dengan limfoma kulit (mikosis fungoides), dokter akan melakukan pemeriksaan biopsi kulit yang dilakukan dengan mengambil sampel kulit, yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk memastikan kelainan kulit yang dialami orang tersebut.

Pengobatan

Kasus-kasus dermatitis eksfoliatif yang parah memerlukan perawatan di rumah sakit. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, cairan intravena (IV), dan suplemen nutrisi.

Selain itu perawatan akan bervariasi tergantung pada penyebabnya:

  • Jika obat-obatan tertentu diduga menyebabkan dermatitis eksfoliatif, maka pengobatan dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan obat tersebut
  • Jika kondisi kulit lain memicu terjadinya dermatitis eksfoliatif, mengobati kondisi kulit yang mendasarinya dapat mengatasi dermatitis eksfoliatif secara menyeluruh
  • Jika kanker memicu terjadinya dermatitis eksfoliatif, mengobati kanker biasanya dapat mengatasi dermatitis eksfoliatif secara menyeluruh sekaligus

Perawatan tambahan lain yang dapat dilakukan termasuk:

  • Menggunakan selimut agar tetap hangat
  • Mandi menggunakan air dingin
  • Menggunakan petroleum jelly pada kulit yang kemudian ditutup dengan kain kasa
  • Penggunaan kortikosteroid sistemik (untuk kasus yang parah)
  • Rehydration (mencukupi kebutuhan cairan tubuh)
  • Perawatan luka komprehensif untuk mencegah infeksi

Kondisi ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan di rumah sakit segera dan prospek (prognosis) sendiri tergantung pada penyebabnya. Dalam kasus reaksi obat, kondisi biasanya berlangsung 2-6 minggu setelah obat dihentikan.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vanessa Ngan, Exfoliative Dermatitis (https://dermnetnz.org/topics/erythroderma/).
Cynthia Cobb, DNP, APRN, Exfoliative Dermatitis (https://www.healthline.com/health/exfoliative-dermatitis), 24 April 2018.
David Vearrier, Exfoliative Dermatitis (https://emedicine.medscape.com/article/762236-overview).

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app