Faktor Penyebab Penyakit Jantung Berdasarkan Jenisnya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 7 menit
Faktor Penyebab Penyakit Jantung Berdasarkan Jenisnya

Segala penyakit pasti ada penyebabnya, termasuk penyakit jantung yang paling mematikan ini. Pola hidup yang tidak sehat seperti jarang olahraga, mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan, merokok, dan sebagainya merupakan beberapa faktor penyebab penyakit jantung yang perlu Anda perhatikan.

Tahukah Anda? Bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia bahkan dunia. Menurut World Health Organization (WHO), Pada tahun 2012 sekitar 17.5 juta orang di dunia meninggal dunia akibat penyakit jantung dan sebanyak 325 ribu kasus di antaranya meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Sangat mengerikan ya? Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab penyakit jantung sebagai landasan upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit mematikan tersebut.

Namun, sebelum kita membahas tentang penyebab penyakit jantung, yuk, kita simak sistem kerja jantung di bawah ini!

Bagaimanakah Jantung Bekerja?

Jantung merupakan organ tubuh yang terpenting dalam sistem peredaran darah. Jantung terletak di sebelah kiri rongga dada. Organ ini berfungsi memompa darah melalui pembuluh darah arteri dan vena untuk memudahkan sirkulasi darah Anda.

Jantung terdiri atas dua atrium dan dua ventrikel, yaitu atrium kiri (serambi kiri) dan atrium kanan (serambi kanan) serta ventrikel (bilik) kanan dan kiri. Pada Bagian inilah darah yang kaya oksigen terlindungi dari pencampuran dengan darah yang kehabisan oksigen atau kaya karbondiosida. Darah yang kehabisan oksigen dikembalikan ke jantung setelah melakukan sirkulasi ke seluruh tubuh. Agar lebih jelas tentang sirkulasi darah dalam tubuh, perhatikan di bawah ini:

  • Jantung bagian kanan, terdiri atas atrium kanan dan ventrikel kanan, fungsinya adalah mengumpulkan darah dari tubuh dan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis (pembuluh darah).
  • Paru-paru berfungsi menyuplai oksigen baru ke dalam darah.
  • Darah yang kaya oksigen kemudian memasuki sisi jantung bagian kiri yang terdiri dari atas atrium kiri dan ventrikel kiri.
  • Jantung bagian kiri ini berfungsi memompa darah melewati aorta (pembuluh darah besar) untuk disalurkan ke seluruh tubuh guna memasok oksigen dan nutrisi.

Jantung memiliki beberapa bagian di dalamnya, seperti katup jantung, detak jantung, dan sistem kelistrikan jantung yang membantu fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Berikut ini, kami jelaskan beberapa bagian dari jantung tersebut.

1. Katup jantung

Jantung memiliki empat katup yang memastikan darah mengalir hanya dari satu arah. Katup-katup tersebut dapat membuka dan menutup secara bersamaan sesuai dengan ritme detak jantung serta menyesuaikan dengan waktu yang tepat agar darah dapat berpindah dengan sesuai dan tidak terjadi backup (aliran balik darah dari arteri ke ventrikel). Keempat katup tersebut, yaitu:

2. Detak jantung

Kantung jantung berdetak, berkontraksi, dan rileks sesuai polanya dan tidak pernah berhenti.

  • Selama kontraksi (sistol): ventrikel berkontraksi dan mendorong darah masuk ke pembuluh darah untuk menuju paru-paru dan tubuh Anda.
  • Selama relaksasi (diastole): ventrikel diisi dengan darah yang berasal dari bilik atas (atrium kiri dan kanan).

3. Sistem Kelistrikan Jantung

Sistem kelistrikan jantung membuat jantung terus berdetak. Hal tersebut yang mengendalikan pertukaran darah yang kaya oksigen dengan darah yang kehabisan oksigen secara terus menerus. Proses ini lah yang membuat Anda tetap hidup.

  • Impuls listrik mulai tinggi di atrium kanan dan dilakukan melalui jalur khusus ke ventrikel serta memberikan sinyal agar jantung dipompa.
  • Sistem konduksi membuat jantung Anda berdetak sesuai dengan ritme dan normal, sehingga membuat sirkulasi darah tetap lancar.

Sekarang Anda sudah paham kan? bahwa kerja jantung di dalam tubuh sangat banyak dan berat. Apabila darah tidak dipompa oleh jantung dan sirkulasi darah tidak berjalan dengan lancar, maka dapat menyebabkan serangan jantung dan kematian. Nah, agar terhindar dari serangan jantung, perhatikan beberapa penyebab penyakit jantung berikut ini.

Berbagai Penyebab Penyakit Jantung

Mungkin Anda sudah sering mendengar bahwa ada seseorang terkena penyakit jantung. Penyakit jantung memiliki banyak jenis. Oleh karena itu, penyebab penyakit jantung pun bervariasi sesuai dengan jenisnya. Kenali jenis-jenisnya disini: Ciri-ciri dan Gejala Penyakit Jantung Sesuai Jenisnya

1. Penyebab Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular dapat disebabkan oleh masalah jantung atau pembuluh darah yang berbeda. Penyakit tersebut terjadi akibat adanya penumpukan plak mengental (lemak) dan menegang di dinding arteri, sehingga dapat menghambat aliran darah melalui arteri ke organ dan jaringan tubuh Anda.

Atherosclerosis juga merupakan penyebab paling umum penyakit kardiovaskular. Hal tersebut disebabkan oleh gaya hidup, seperti pola makan yang tidak sehat, kurang olahraga, kelebihan berat badan, dan merokok. (Baca: 16 Penyakit Paling Berbahaya Akibat Merokok)

2. Penyebab Sakit Jantung Aritmia

Penyebab umum atau kondisi yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal (aritmia), yaitu:

  • Cacat jantung dari lahir (cacat jantung bawaan)
  • Penyakit arteri koroner
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Merokok
  • Mengonsumsi alkohol atau kafein secara berlebihan
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Stres
  • Konsumsi obat berlebih, seperti suplemen diet dan obat herbal
  • Penyakit jantung valvular

Seseorang yang memiliki jantung sehat dan normal, tidak mungkin mengalamai penyakit aritmia yang fatal tanpa adanya faktor dari luar, seperti sengatan listrik atau penggunaan obat-obatan terlarang.

Hal tersebut dikarenakan, jantung  orang yang sehat dan berdenyut normal tidak akan mengalami aritmia. Namun, apabila seseorang memiliki cacat jantung, impuls listrik jantung juga tidak dapat berjalan dengan benar, sehingga dapat menyebabkan munculnya penyakit aritmia.

3. Penyebab Penyakit Jantung Kongenital

Cacat jantung bawaan bisa terjadi sejak bayi berada dalam kandungan. Cacat jantung dapat berkembang seiring dengan perkembangan jantung bayi. Hal tersebut dapat terjadi sekitar sebulan setelah pembuahan, sehingga mengubah aliran darah ke dalam jantung. Hal lain yang dapat menyebabkan cacat jantung kongenital, seperti kondisi medis, obat-obatan, dan gen.

Tak hanya pada bayi dalam kandungan, cacat jantung tersebut juga dapat terjadi pada orang dewasa. Dengan seiring bertambahnya usia, maka struktur jantung pun bisa berubah, sehingga menyebabkan cacat jantung.

Pelajari lebih lanjut, disini: Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada Bayi

4. Penyebab Sakit Jantung Kardiomiopati

Kardiomiopati terjadi karena adanya penebalan atau pembesaran otot jantung. Penyebab kardiomiopati bergantung pada jenisnya sebagai berikut:

  • Kardiomiopati dilatasi: Penyebab umum dari kardiomiopati dilatasi masih belum dapat diketahui. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jantung (penyakit jantung iskemik), infeksi, racun, dan obat-obatan tertentu. Penyebab lain penyakit ini mungkin diwariskan dari orang tua, pada kondisi ini biasanya ventrikel kiri membesar atau melebar.
  • Kardiomiopati hipertrofik: Kardiomiopati jenis ini biasanya menyebabkan kondisi otot jantung menjadi tidak normal dan biasanya diwariskan dari orang tua. Selain itu, penyakit ini juga dapat berkembang seiring berjalannya waktu karena faktor usia tua atau tekanan darah tinggi.
  • Kardiomiopati restriktif. Jenis kardiomiopati yang satu ini dapat menyebabkan otot jantung menjadi kaku dan tidak elastis. Hal tersebut biasanya terjadi tanpa alasan atau gejala sebelumnya. Selain itu, beberapa penyakit juga dapat menyebabkan kardiomiopati  jenis ini, seperti gangguan jaringan ikat atau penumpukan besi yang berlebihan dalam tubuh (hemochromatosis), atau bisa juga dikarenakan oleh beberapa pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi.

5. Penyebab Infeksi Jantung

Infeksi jantung, seperti perikarditis, endokarditis dan miokarditis dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau zat kimia yang sampai ke otot jantung Anda. Penyebab paling umum dari infeksi jantung, antara lain:

  • Bakteri
  • Virus
  • Parasit

6. Penyebab Penyakit Katup Jantung

Ada banyak yang dapat menyebabkan penyakit katup jantung. Diantaranya adalah mungkin terlahir dengan penyakit valvular, atau bisa juga dikarenakan katup mengalami kerusakan, seperti:

  • Demam rematik.
  • Infeksi (endokarditis menular).
  • Gangguan jaringan ikat.

Selain beberapa penyebab tersebut, beberapa faktor risiko juga dapat mengakibatkan seseorang mudah terkena penyakit jantung. Adapun faktor risikonya sebagai berikut.

Faktor Risiko Timbulnya Penyakit Jantung

Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung, antara lain:

  1. Usia. Faktor usia yang telah tua dapat meningkatkan risiko arteri mengalami kerusakan dan penyempitan, serta otot jantung yang melemah atau menebal.
  2. Jenis Kelamin. Pria biasanya memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung dari pada wanita. Namun, risiko wanita dapat meningkat setelah wanita tersebut menopause.
  3. Riwayat keluarga. Jika Anda memiliki keluarga yang punya riwayat penyakit jantung, maka risiko anda terkena penyakit arteri koroner semakin tinggi, terutama jika orang tua terkena penyakit jantung pada usia dini (sebelum usia 55 untuk saudara laki-laki, seperti ayah atau kakak, dan 65 untuk kerabat perempuan, seperti Ibu atau saudara perempuan).
  4. Merokok. Nikotin dapat membuat pembuluh darah menjadi sempit dan karbon monoksida dapat merusak dan membuat pembuluh darah lebih rentan terhadap aterosklerosis. Serangan jantung lebih sering terjadi pada perokok daripada bukan perokok.
  5. Pola makan yang buruk. Banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, garam, gula, dan kolesterol dapat juga menyebabkan penyakit jantung.
  6. Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri, sehingga mempersempit pembuluh darah.
  7. Kadar kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak dan aterosklerosis pada pembuluh darah.
  8. Diabetes. Diabetes meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Kedua kondisi medis tersebut memiliki faktor risiko yang sama, seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
  9. Kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan biasanya juga dapat meningkatkan faktor risiko timbulnya penyakit jantung.
  10. Kurang bergerak. Kurangnya aktivitas tubuh atau olahraga juga dikaitkan dengan berbagai faktor risiko terkena penyakit jantung.
  11. Stres. Stres yang berkepanjangan dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung lainnya.
  12. Tidak menjaga kebersihan. Tidak mencuci tangan secara teratur dan tidak menjaga kebersihan dari infeksi virus atau bakteri dapat membuat Anda berisiko terkena infeksi jantung, terutama jika Anda sudah memiliki gejala penyakit jantung. Kurangnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi juga juga dapat menyebabkan penyakit jantung.

Setelah tahu penyebabnya, maka berikut cara mencegah sakit jantung: 7 Cara Mudah Mencegah Penyakit Jantung

Menghindari risiko terkenanya penyakit jantung sedini mungkin merupakan cara pencegahan yang baik. Mulailah dengan merubah kebiasaan dan pola hidup yang kurang sehat menjadi lebih sehat dan higienis. Jaga dan Sayangilah jantung Anda.


38 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What are the risk factors for heart disease? (2017). (http://www.nhlbi.nih.gov/educational/hearttruth/lower-risk/risk-factors.htm)
Pozuelo L. (2013). Depression and heart disease. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16917-depression--heart-disease)
Miller GE, et al. (2002). Clinical depression and inflammatory risk markers for coronary heart disease. DOI: (https://doi.org/10.1016/S0002-9149(02)02863-1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app