Penyakit Servisitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 16, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Leher rahim termasuk organ penting bagi wanita yang wajib dijaga kesehatannya. Hal ini dikarenakan leher rahim juga rentan terkena penyakit yang perlu diwaspadai. Salah satu penyakit yang dapat terjadi pada leher rahim adalah servisitis.

Apa itu penyakit servisitis?

Serviks atau leher rahim merupakan lorong yang membatasi vagina dan rahim (uterus) pada alat kelamin wanita. Mulut rahim berfungsi sebagai pertahanan pertama rahim. Sedangkan serviks memiliki fungsi untuk melepaskan lendir dan membantu sperma agar dapat masuk ke dalam uterus dan membuahi sel telur.

Fungsi serviks lainnya adalah untuk melindungi rahim darigt;infeksi bakteri yang dapat masuk ke dalam rahim. Itulah sebabnya serviks harus dijaga dengan baik, terutama menjelang masa melahirkan. Serviks yang sehat dapat membantu mempermudah proses melahirkan normal dengan bayi yang sehat pula.

Penyakit servisitis adalah infeksi pada serviks atau leher rahim. Leher rahim sangat rentan terkena infeksi akibat melahirkan atau hubungan seksual dengan penderita infeksi kelamin. Infeksi ini dapat bertahan cukup lama apabila tidak diobati dan berisiko menimbulkan kerusakan serviks.

Mengenai penyakit servisitis

Penyebab

Servisitis dapat terjadi akibat berbagai penyebab, antara lain:

  • Infeksi menular seksual

Infeksi disebabkan oleh penyakit yang ditularkan secara seksual meliputi ureteritis gonore, virus herpes simpleks, HPV (Human Papilloma Virus), serta infeksi bakteri lainnya seperti trikomoniasis dan bakterial vaginosis. Wanita usia muda berisiko tinggi terkena servisitis akibat hubungan seksual yang tidak aman atau seks bebas.

  • Penggunaan kondom

Alat kontrasepsi yang tidak steril juga dapat berisiko memicu infeksi,peradangan, dan reaksi alergi pada mulut rahim. Penyebab paling sering adalah akibat penggunaan kondom wanita.

  • Pasca melahirkan

Trauma seperti pada saat melahirkan atau adanya komplikasi paska lahir dapat memudahakan infeksi bakteri masuk dan berkembang di mulut rahim atau serviks

  • Gangguan hormon

Gangguan hormon wanita seperti esterogen pada masa pubertas, kehamilan, dan menopause juga dapat memicu infeksi bakteri dalam serviks.

Gejala

Tanda dan gejala penyakit servisitis yang perlu diwaspadai di antaranya:

Pencegahan penyakit servisitis

Menjaga kebersihan alat kelamin merupakan pencegahan paling utama agar terhindar dari servisitis. Pemberian edukasi seputar seks sedini mungkin juga penting untuk mencegah pergaulan bebas, salah satu faktor risiko yang dapat memicu infeksi menular seksual dan peradangan serviks.

Terapi pasca melahirkan, seperti pemberian antibiotik dan istirahat yang cukup, dapat membantu menjaga daya tahan serviks. Jangan lupa juga untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin, terutama pada penderita diabetes, karena sangat rentan terkena penyakit jamur kandidiasis

Pengobatan penyakit servisitis

Penting bagi para wanita untuk mengetahui gejala penyakit servisitis sedini mungkin. Semakin cepat gejala servisitis diketahui, maka semakin cepat pula penyakit ini dapat diobati.

Dokter akan menanyakan keluhan serta riwayat medis yang berkaitan dengan infeksi pada alat kelamin. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang antara lain:

  • Inspeksi. Pemeriksaan dengan alat bantu bernama spekulum untuk melihat perubahan patologis pada serviks, seperti warna kemerahan atau keputihan. Pemeriksaan fisik pada area panggul juga dilakukan untuk melihat adanya peradangan.
  • Pap smear. Pemeriksaan pap smear juga dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya resiko kanker serviks. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan pada wanita usia 40 tahun ke atas.
  • Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi untuk memeriksa lebih jelas kondisi vagina dan serviks yang tidak normal.
  • Biopsi. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan serviks untuk dideteksi jenis infeksi yang menimbulkan peradangan serviks.

Pengobatan pada penyakit servisitis diberikan sesuai dengan jenis dan penyebab infeksinya. Jika penyakit servisitis disebabkan oleh infeksi, dokter akan memberikan obat antibiotik, obat antivirus, dan obat antijamur untuk membunuh dan mencegah perkembangan infeksi di serviks. Contohnya yaitu cefixime atau azitromycin pada infeksi gonore, antivirus acyclovir pada infeksi herpes simpleks, dan antijamur mikonazol pada penyebab kandidiasis serviks.

Bila servisitis tak kunjung sembuh atau bukan disebabkan oleh infeksi, maka diperlukan penanganan lebih lanjut. Salah satunya dengan bedah listrik, yaitu proses pembedahan untuk mengangkat jaringan serviks yang rusak. 

Pilihan pengobatan servisitis lainnya adalah cryosurgery, prosedur bedah dingin untuk menghancurkan jaringan yang telah rusak atau terkena infeksi kronis. Terapi laser juga bisa dilakukan guna menghancurkan jaringan servisitis dalam tubuh.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Melissa Conrad Stöppler, Cevicitis (https://www.emedicinehealth.com/cervicitis/article_em.htm), 25 October 2018.
Health Line, Cervicitis (https://www.healthline.com/health/cervicitis), 4 May 2018
WebMD, Cervicitis (https://www.webmd.com/women/guide/cervicitis#1), 2 December 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app