Dyspareunia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 23, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa Itu Dispareunia

Dispareunia adalah suatu kelainan berupa rasa sakit yang terjadi pada kemaluan saat berhubungan seksual. Penyakit ini berhubungan dengan gangguan psikologis yang menjadi dasar dari penyebab terjadinya dispareunia. Rasa nyeri dapat menetap dan berulang sejak sebelum, selama, dan sesudah dilakukan aktivitas seksual.

Dispareunia sering dialami pada wanita dibanding pria. Terjadinya dispareunia tentu dapat menganggu hasrat seksual. Insiden ini masih belum dapat diketahui jumlah insidensinya karena Indonesia masih tabu dalam membicarakan masalah pribadi mengingat faktor adat dan agama yang menghambat keinginannya untuk mengatasi keluhan. Rasa nyeri yang muncul terjadi akibat adanya faktor resiko pada setiap orang dewasa. 

Penyebab Dispareunia

Beberapa penyebab dan faktor resiko yang sering ditemukan pada dispareunia antara lain:

  • Adanya penyakit kulit di bibir vagina pada kelamin wanita biasanya disebabkan oleh eksim dan psoriasis.
  • Infeksi jamur yang telah lama menetap menyerang daerah kulit kelamin sehingga menimbulkan peradangan
  • Alergi yang terjadi biasanya diakibatkan oleh bahan celana dalam yang tidak sesuai dan penggunaan alat kontrasepsi
  • Kekeringan pada lubang vagina menimbulkan gesekan antara penis yang menimbulkan rasa nyeri saat berhubungan seksual
  • Tindakan bedah seperti epiostomi pada wanita dapat memicu nyeri dispareunia.
  • Adanya kontraksi otot di antara vagina sebagai reflek saat berhubungan seksual
  • Adanya riwayat intersitial cystitis di panggul
  • Gangguan psikologis pada wanita seperti rasa takut saat berhubungan seksual, rasa cemas terhadap kaitan dengan adat, agama, dan keluarga, dan akibat dari riwayat pemerkosaan hingga kekerasan yang menimbulkan trauma.
  • Adanya riwayat infeksi pada alat kelamin seperti prostat, skrotum, vagina, dan gonore. Komplikasi dari penyakit pankreas.

Gejala Pada Dispareunia

Dispareunia dapat terjadi pada beberapa wanita. Banyak faktor yang berkaitan dan munculnya variasi gejala yang berbeda-beda pada setiap wanita. Gejala yang sering dikeluhkan antara lain:

  1. Rasa nyeri saat memulai hubungan seksual
  2. Rasa nyeri pada permukaan mulut vagina
  3. Rasa nyeri yang tidak dapat terlokalisir dari dalam perut bawah
  4. Vagina terasa panas
  5. Nyeri yang menetap cukup lama dan setelah berhubungan seksual
  6. Rasa nyeri semakin bertambah apabila terjadi penetrasi.
  7. Depresi karena berhubungan seksual yang tidak nyaman

Diagnosis Dispareunia

Wawancara sangat penting untuk menentukan kelainan pada penderita dispareunia. Anda perlu menyatakan keluhan yang terjadi karena beberapa kasus nyeri saat berhubungan seksual juga dapat dapat disebabkan oleh adanya infeksi atau penyakit lain di sekitar alat kelamin. Dokter harus menentukan lokasi nyeri, riwayat dan posisi berhubungan seksual, adanya bekas luka operasi, bekas melahirkan, dan penggunaan alat kontrasepsi.

Terdapat berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan atau menyingkirkan penyakit lain. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dengan tekanan pada daerah panggul untuk melihat adanya respon nyeri dari penderita. Pada wanita harus dilakukan pemeriksaan pada lubang vagina dengan menggunakan alat spekulum untuk mempermudah pandangan dokter untuk memeriksa adanya kelainan di dalam lubang vagina dan mulut serviks.

Pemeriksaan laboratorium ditujukan apabila memiliki riwayat penggunaan obat kontrasepsi minum dan riwayat penyakit lain seperti gangguan hati dan hipertiroidisme. Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi hormon testosteron, FSH, estrogen, progesteron, dan prolaktin.

Penanganan Pada Dispareunia

Prinsip utama pada penyakit ini adalah dengan mengurangi gejala dan mengobati penyakit yang menyertai. Pengobatan yang diberikan harus didasari penyebab dari munculnya keluhan. 

Pada kasus akut yang sudah tiba di rumah sakit dokter memberikan suntikan anestesi sementara dan pemberian obat kortikosteroid.

  • Obat antibiotik dapat diberikan apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya infeksi pada saluran kemih. Pemberian obat dengan minum lebih dipilih.
  • Obat jamur dipilih apabila ditemukan infeksi jamur di sekitar vagina.
  • Pemberian kontrasepsi oral estrogen dosis rendah memiliki sifat lubrikasi yang diberikan untuk mencegah kekeringan pada vagina.
  • Tindakan operasi dapat dipertimbangan apabila ditemukan kelainan lain yang mengganggu fungsi organ panggul yang menekan daerah sekitar seperti pada endometeriosis.

Pada pasangan suami istri dapat diberikan terapi konseling sehingga keduanya dapat membuka diri untuk saling menjaga kenyamanan dan kesehatan dalam hal hubungan seksual.

                


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Johnson, TC. WebMD (2018). Painful Sex in Women. (https://www.webmd.com/sexual-conditions/guide/female-pain-during-sex)
Murrell, D. Healthline (2017). What Causes Pain with Intercourse? (https://www.healthline.com/health/dyspareunia)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Painful Intercourse (Dyspareunia). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/painful-intercourse/symptoms-causes/syc-20375967)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app