Jenis-Jenis Golongan Antibiotik dan Fungsinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 24, 2019 Waktu baca: 3 menit
Jenis-Jenis Golongan Antibiotik dan Fungsinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Antibiotik umum diresepkan untuk mengobati infeksi bakteri dan beberapa parasit tertentu. Tidak untuk penyakit akibat infeksi virus.
  • Ada 2 mekanisme kerja antibiotik, yaitu membunuh bakteri (bakterisidal) dan menghambat pertumbuhannya (bakteriostatik).
  • Jenis golongan antibiotik terdiri dari penicillin, cephalosporin, aminogycoside, macrolide, carbapenem, monobactam, quinolone, dan golongan lainnya.
  • Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi, kondisi fungsi ginjal dan hati, risiko efek samping, hingag riwayat alergi.
  • Selalu ikuti dosis dan aturan minum antibiotik dari dokter untuk meminimalisir risiko efek samping dan mempercepat penyembuhan penyakit.
  • Berbagai macam antibiotik bisa didapatkan dengan mudah secara online dan pengiriman seluruh Indonesia. Cek di sini yuk!

Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang sering diresepkan untuk mengobati infeksi bakteri dan beberapa parasit tertentu. Jenis antibiotik banyak macamnya sehingga kadang dapat membingungkan. Maka itu, penting sekali mengetahui golongan antibiotik serta fungsinya masing-masing.

Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti penyakit tipes, selulitis, bisul, dan beberapa infeksi oleh parasit tertentu. Antibiotik disebut juga sebagai antibakterial. Tersedia dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, injeksi (suntik), krim atau salep dan lotion.

Fungsi antibiotik yang utama adalah membunuh bakteri, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus. Misalnya batuk pilek, DBD, cacar air, ataupun infeksi jamur, kecuali ada infeksi sekunder oleh bakteri yang menyertainya. 

Untuk mengatasi virus dan jamur sudah tersedia obat khusus yaitu anti virus dan anti jamur (anti fungi).

Jenis-jenis golongan antibiotik

Terdapat banyak jenis antibiotik dengan berbagai nama dan merek. Setiap jenis antibiotik hanya bekerja terhadap beberapa jenis bakteri atau parasit tertentu, sehingga membuat antibiotik memiliki berbagai golongan dengan fungsinya masing-masing.

Jenis golongan antibiotik yang utama meliputi:

  • Penicillin, contohnya penicillin G, ampicillin, nafcillin, oxacycline, flucloxacillin, dan amoxicillin.
  • Cephalosporin, contohnya cefaclor, cefixime, cefotetan, cefadroxil, cefalexin, cefpirome, dan cefepime.
  • Aminoglycoside, contohnya gentamicin, amikacin, kanamycin, neomycin, dan tobramycin.
  • Macrolide, contohnya erythromycin, azithromycin, clarithromycin, clindamycin, dan dirithromycin.
  • Carbapenem, contohnya ertapenem, emienem, dan meropenem.
  • Monobactam, contohnya Aztreonam.
  • Quinolones, contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin.
  • Golongan lainnya  Tetracyclines,  doxycycline, minocycline, sulfonamides, trimethoprim (co-trimoxazole), rifampin, dan metronidazole.

Umumnya antibiotik memiliki 2 nama, yaitu nama generik dan nama dagang (merek atau nama paten). Nama dagang atau merek diciptakan oleh perusahaan obat yang memproduksi obat. 

Sedangkan nama generik merupakan nama asli struktur kimia antibiotik itu sendiri. Misalnya amoxicillin (generik), memiliki banyak nama dangang seperti Yusimox, Etamox, Brodamox, dll tergantung produsen obat.

Cara kerja antibiotik dalam tubuh

Ada dua mekanisme kerja utama antibiotik, yaitu:

  1. Membunuh bakteri (bakterisidal), bekerja dengan cara merusak struktur dinding sel bakteri sehingga bakteri akan mati bersama antibiotik tersebut. 
  2. Menghambat bakteri (bakteriostatik), bekerja dengan cara menghentikan perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh sistem pertahanan tubuh manusia.

Kapan antibiotik digunakan?

Antibiotik biasanya hanya diresepkan untuk infeksi bakteri dan beberapa infeksi parasit. Jika disebabkan oleh infeksi virus, maka tidak memerlukan antibiotik. Bahkan penyakit infeksi bakteri yang ringan juga tidak perlu antibiotik karena sistem kekebalan tubuh dapat mengusirnya.

Jadi, jangan heran jika dokter tidak merekomendasikan antibiotik untuk kondisi yang disebabkan oleh virus atau infeksi non-bakteri, atau bahkan untuk infeksi bakteri yang ringan. Namun, Anda perlu antibiotik jika mengalami infeksi bakteri yang serius seperti meningitis atau pneumonia.

Baca Juga: Antibiotik yang Tepat untuk Radang Tenggorokan

Tips memilih antibiotik

Pilihan antibiotik biasanya tergantung pada infeksi bakteri penyebab. Hal ini karena setiap antibiotik hanya efektif terhadap bakteri dan parasit tertentu. 

Misalnya, jika seseorang mengalami pneumonia, dokter mengerti bakteri apa yang biasanya menyebabkan pneumonia. Penentuan antibiotik didasarkan berdasarkan peta kuman dan kultur dari bakteri penyebabnya. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut.

Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: 

  • Seberapa parah infeksi
  • Fungsi ginjal dan hati
  • Jadwal dosis
  • Obat lain yang diminum
  • Efek samping
  • Riwayat alergi terhadap jenis antibiotik tertentu
  • Sedang hamil atau menyusui

Itulah mengapa penggunaan antibiotik yang harus dikosumsi berdasarkan rekomendasi atau resep dokter. Tanyakan lebih lanjut pada dokter mengenai jenis golongan antibiotik yang sesuai dengan kondisi Anda.


23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app