Polio - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan gejala Polio dapat menimbulkan kelumpuhan atau lumpuh layu. Ini merupakan penyakit menular, namun untungnya dapat dicegah melalui imunisasi.

Pengertian Polio 

Poliomyelitis atau penyakit polio adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi salah satu dari tiga jenis virus polio. Virus ini menyebar melalui kontak dengan makanan, air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja) atau sekresi tenggorokan dari orang yang terinfeksi.

Pada tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah menyatakan bahwa Indonesia bebas dari penyakit polio. Hal ini karena keberhasilan program vaksinasi polio sebagai langkah pencegahan yang efektif.

Gejala polio dapat bervariasi mulai dari yang ringan, seperti flu hingga yang berat yaitu kelumpuhan yang mengancam nyawa. Dalam satu sampai dua persen dari kasus, polio mempengaruhi saraf, mengakibatkan kelumpuhan lengan, kaki atau diafragma (otot mengendalikan pernapasan). Setengah dari mereka yang bertahan hidup akan mengalami kelumpuhan permanen.

Penyebab Penyakit Polio

Virus penyebab polio adalah polio virus, Virus ini menyebar ketika makanan, air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja penderita) atau dahak dan ingus dari orang yang terinfeksi kemudian masuk ke mulut orang yang sehat.

Gejala penyakit polio akan muncul dalam waktu tiga sampai 21 hari setelah virus polio masuk dan orang ini akan bisa menularkan pada tujuh sampai 10 hari sebelum dan setelah gejala muncul. Seseorang yang terinfeksi akan tetap menular selama virus terus dibuang melalui kotorannya, yang bisa berlanjut selama beberapa minggu. Biasanya, virus tetap di tenggorokan selama satu sampai dua minggu.

Gejala Polio

Meskipun gejala yang paling parah bisa menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian, kebanyakan kasus polio memiliki gejala yang lebih ringan. Bahkan beberapa orang yang terkena polio tidak menderita gejala apapun dan tidak pernah tahu mereka terinfeksi. Gejala penyakit polio diklasifikasikan menjadi non-paralitik atau paralitik dan pasien dapat menderita sindrom pasca-polio selama bertahun-tahun setelah terkena penyakit polio.

Lebih lengkap, ciri-ciri dan gejala penyakit polio adalah sebagai berikut:

Gejala Polio non-paralitik

Gejala seperti flu yang dapat bertahan hingga 10 hari, termasuk: Sakit tenggorokan, demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, leher dan punggung nyeri atau kaku, otot lemah dan nyeri, kaku pada lengan dan kaki.

Gejala Polio paralitik

Gejala polio ini adalah kasus yang jarang terjadi, namun yang paling parah. Gejalanya dapat bervariasi  tergantung bagian tubuh mana yang terkena misalnya tulang belakang atau otak, kadang-kadang keduanya. Gejala awal akan mirip dengan polio non-paralitik, namun gejalany berkembang menjadi parah sebagai berikut:

  • Nyeri otot parah dan / atau kelemahan
  • Hilangnya refleks
  • Anggota badan jadi lunglai dan mengendur (lemah-lumpuh)

Gejala pasca-Polio Syndrome

Merupakan gejala polio yang dapat membuat seseorang lumpuh selama bertahun-tahun setelah terserang polio. Gejala-gejala ini meliputi:

  • Kelelahan setelah aktivitas ringan
  • Otot-otot mengecil (atrofi)
  • Sendi dan otot-otot secara progresif mengalami kelemahan dan nyeri
  • Sleep apnea atau henti nafas saat tidur (baca: Tidur Ngorok)
  • Depresi
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan berkonsentrasi atau gangguan
  • Tidak tahan terhadap cuaca dingin dan suhu rendah

Catatan: Penyakit polio secara aktif biasanya berlangsung sekitar dua minggu, tetapi kerusakan saraf dapat berlangsung seumur hidup dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Diagnosis

Jika seseorang curiga telah terkena polio, maka segeralah periksakan ke dokter. Dokter akan menelusuri setiap gejala yang anda alami dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa adanya kekakuan leher, ganguan refleks, atau kesulitan mengangkat kepala sambil berbaring datar. Pemeriksaan lab juga diperlukan terhadap sampel sekret tenggorokan, tinja, atau cairan serebrospinal. Cairan tulang belakang juga mungkin diperiksa untuk melihat apakah ada meningitis atau radang selaput otak.

Pengobatan Polio

Tidak ada obat untuk polio. Pengobatan bertujuan untuk mengelola efek dari penyakit. Pilihan terapi suportif meliputi:

Pencegahan Polio

Kebersihan pribadi yang baik dan sanitasi publik yang baik telah membantu mencegah penyebaran atau penularan penyakit polio, disamping itu langkah terbaik pencegahan polio adalah melakukan vaksinasi atau imunisai polio. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan jadwal imunisasi polio untuk anak-anak dan orang dewasa juga masih bisa mendapatkan vaksin polio. Baca juga: Imunisasi Polio

Selagi penyakit ini bisa dicegah, maka setiap orang, baik dewasa dan terutama anak-anak harus diimunisasi sebagai perlindungan terhadap peyakit polio.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
University of Illinois Chicago, College of Medicine , Polio (https://www.healthline.com/health/poliomyelitis), 10 October 2016.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app