HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Stiffness - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jul 18, 2019 Waktu baca: 4 menit

Anda mungkin terkadang berpikir jika diri Anda ceroboh jika sering menabrak furniture atau menjatuhkan benda. Kekakuan didefisnisikan sebagai kirangnya koordinasi, gerakan atau tindakan. Pada orang yang sehat, hal ini bisa jadi merupakan masalah kecil. Namun pada waktu yag sama hal ini dapat meningkatkan resiko kecelaksaan atau cedera serius seperti gegar otak.

Pada penelitian tahun 2007 menilai ingatan visual dan verbal, kecepatan memroses dan waktu bereaksi dari 1500 atlit. Atlit dengan banyak cedera memiliki reaksi dan kecepatan proses yang lebih lambat secara signifikan. Mereka juga tidak menunjukkan tes ingatan yang baik. Hal ini menyarankan fungsi otak dari bagaimana informasi diproses untuk mengatakan pada tubuh Anda bagaimana bergerak, bermain peran dalam koordinasi.

Hampir semua orang memiliki saat-saat melakukan kecerobohan dan hal ini biasanya bukan hal yang perlu untuk dikhawatirkan. Anda meningkatkan koordinasi dengan terapi perilaku kognitif, seperti membangun kebiasaan untuk meningkatkan proses otak, menurut Psichology Today. Hal ini berarti melakukan sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan. 

Namun jika Anda memiliki masalah dengan koordinasi yang tiba-tiba muncul dan sedang terjadi, atau jika hal tersebut mengganggi kesehatan Anda, hal ini dapat menjadi gejala dari kondisi utama.

Penyebab Kekakuan

Serangan tiba-tiba kekakuan dapat terjadi jika Anda terganggu atau tidak waspada terhadap sekitar Anda. Namun sering, masalah tiba-tiba dengan koordinasi dikaitkan dengan gejala lain dan dapat menimbulkan kondisi kesehatan dasar yang serius.

Stroke

Hal ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di otak dan mengganggu aliran darah. Hal ini menghilangkan oksigen dari otak Anda  sehingga mengakibatkan kematian sel otak. Selama stroke, beberapa orang mengalami paralisis atau kelemahan otot, yang mana dapat mengakibatkan lemahnya koordinasi dan tersandung. Namun kekakuan tiba-tiba tidak selalu berarti stroke. 

Melalui stroke, Anda mungkin memiliki gejala lain juga yaitu bicara cadel, sensasi tertusuk jarum di lengan dan kaki (parastesia), lemah otot atau mati rasa, sakit kepala dan vertigo. 

Anda mungkin menemukan gejala yang sama selama serangan transient iskemik attack (TIA) atau stroke ringan. Serangan ini juga mengurangi aliran darah ke otak. Serangan ini biasanya hanya berakhir dalam beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan otak permanen.  Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala stroke.

Kejang

Beberapa kejang dapat juga menyebabkan gejala yang mirip kekakuan tiba-tiba. Hal ini sering jenis kejang parsial kompleks (kejang pada salah satu bagian anggota tubuh) , myoklonik (Gerakan otot tidak disadari)  dan kejang atonik atau serangan jatuh. Myoklonik dan kejang atonik menyebabkan seseorang tiba-tiba jatuh seolah-olah mereka sedang tersandung. Kondisi ini dianggap sebagai kekakuan.

Pada kejang kompleks parsial, terdapat pola dari aksi dan gejala. Seseorang akan memandang kosong ketika di tengah aktivitas. Kemudian mereka akan mulai melakukan aktivitas random seperti bergumam, meraba atau menyentuh pakaian mereka dan mengambil benda.

Kejang kompleks parsial hanya bertahan selama beberapa menit dan penderita tidak akan ingat apa yang terjadi. Lain waktu ketika kejang kambuh, hal yang sama biasanya akan berulang. 

Panik dan stress

Sistem saraf Anda, yang mengatur pergerakan otot, mungkin berfungsi secara abnormal jika Anda tiba-tiba merasa panic atau stress. Hal ini dapat mengakibatkan tangan Anda gemetar atau merusak bagaimana Anda melihat sekeliling dan melakukan pekerjaan. 

Sebagai akibatnya, Anda mungkin lebih sering menabrak benda atau seseorang. Jika Anda memiliki kepanikan, melatih strategi penyembuhan dapat membantu Anda lebih tenang dan memperbaiki masalah koordinasi.

Alkohol dan Obat-obatan

Jika Anda minum terlalu banyak alcohol atau menggunakan obat-obatan terlarang, Anda mungkin juga mengalami kekakuan karena mabuk. Mabuk yang merusak fungsi otak, biasanya terdiri dari satu atau dua gejala, yang mana tidak selalu terdiri dari gerakan tidak terkoordinasi. Beberapa gejala mabuk yaitu mata berdarah, perubahan perilaku, bau alkohol yang kuat, bicara cadel dan muntah. 

Anda mungkin kesulitan menjaga keseimbangan atat mengkoordinasikan langkah ketika berusaha untuk berjalan saat mabuk. Hal ini dapat mengakibatkan cedera pada diri Anda atau resiko gegar tak jika Anda terjatuh. Penarikan juga mengakibatkan kekakuan.

Kekakuan Selama Kehamilan

Ketika sedang hamil, perubahan tubuh dapat mengganggu pusat grafitasi dan mempengaruhi keseimbangan Anda. Terdapat juga resiko lebih besar dari menabrak benda jika Anda tidak dapat melihat kaki Anda. 

Faktor lain yang dapat mempengaruhi koordinasi adalah perubahan hormone, pusing dan mudah lupa. Memperlambat gerakan adan meminta bantuan jika Anda menjatuhkan benda merupakan cara yng tepat untuk menghindari kecelakaan atau cedera selama kehamilan.

Pengobatan

Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat menjadi  pengobatan efektif jika Anda memiliki masalah kecil dengan koordinasi atau gangguan mental. Misalnya kebiasaan tidur. Namun jika Anda mengalami gejala lain. Buat janji dengan dokter. Pasti terdapat kondisi yang mendasarinya.

Mendiagnosis penyebab pasti dari masalah koordinasi cukup susah. Misalnya gerakan tidak  terkoordinasi dan mudah lupa dapat menjadi tanda kondisi berikut yaitu gegar otak, kejang dan penyakit Alzheimer.

Dokter Anda akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan gejala lain. Mereka mungkin juga mengusulkan untuk menjalani beberapa tes untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Memperbaiki koordinasi melibatkan perawatan pada kondisi utama. 

Dokter Anda mungkin merekomendasikan obat-obatan seperti anti radang untuk arthritis atau olahraga lebih sering untuk mengurangi nyeri sendi dan kaku. Anda juga merasa terbantu dengan memperlambat dan melihat sekeliling sebelum melakukan kegiatan tertentu. 

 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app