Polio - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 1, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Penyakit Polio Pada Anak 

Polio termasuk penyakit yang dapat menular dan disebabkan oleh virus yang ada pada saluran tenggorokan serta saluran pencernaan. Oleh karena itu anak diharuskan untuk mendapatkan imunisasi, baik berupa tetes, oral dan suntik. Dosis yang diberikan mulai pada usia 4 sampai 6 tahun.

Penyakit ini juga dibilang cukup menakutkan, karena dapat menyebabkan cacat sampai mengalami kelumpuhan permanen. Yang paling parah, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Selain itu penyakit jenis ini juga tidak menunjukkan gejala, penularannya melalui kontak cairan yang keluarnya dari mulut, hidung dan tinja dari seseorang yang sudah terinfeksi terlebih dahulu.

Penyebab Penyakit Polio Pada Anak

Penyebab Penyakit Polio

Penyakit polio yang merupakan penyakit serius biasanya disebabkan oleh virus polio. Umumnya dapat masuk melalui minuman dan makanan yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus tersebut.

Seperti penyakit cacar, polio hanya dapat menular pada manusia. Di dalam tubuh manusia, virus tersebut dapat menjangkit tubuh bagian usus dan tenggorokan. Tidak hanya melalui kotoran saja, virus juga dapat menyebar melalui tetesan cairan. Seperti saat penderita batuk dan bersin. Dalam beberapa keadaan atau kondisi, infeksi virus akan segera menyebar ke dalam aliran darah dan menyerang bagian-bagian sistem saraf.

Dengan adanya hal tersebut, pemberian imunisasi vaksin polio dapat membantu untuk meminimalisasi terjangkitnya virus. Orang-orang yang dianjurkan untuk melakukan imunisasi mulai dari anak-anak, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, dan wanita hamil.

Pada orang-orang yang belum di vaksinasi, maka dapat memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang lebih tinggi jika:

  • tinggal satu rumah dengan penderita
  • sistem imunnya menurun
  • sering bepergian ke daerah yang warganya sering terkena polio 
  • sudah pernah melakukan operasi untuk pengangkatan amandel

Gejala Penyakit Polio

Untuk gejala pada penderita polio biasanya tidak disadari. Karena pada awalnya hanya akan timbul gejala atau bahkan tidak ada gejala sama sekali. Polio sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

  • Non-paralisis termasuk tipe yang tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Biasanya gejala yang timbul cukup ringan, seperti muntah, demam, lemah otot, merasa letih, meningitis, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Penderita juga akan mengalami kaku dan sakit pada bagian tangan, kaki serta leher.
  • Untuk tipe polio paralisis termasuk tipe paling parah dan mampu menyebabkan kelumpuhan. Gejala awalnya akan ditandai dengan demam dan sakit kepala seperti tipe non-paralisis. Setelah 1 minggu penderita akan mengalami lemah atau sakit pada kaki, otot, lengan dan kehilangan refleks tubuh.
  • Sedangkan sindrom pasca-polio biasanya akan terjadi pada orang yang usianya antara 30 tahun sampai 40 tahun. Gejala yang akan terjadi mulai dari sulit untuk bernafas sulit berkonsentrasi, persendian semakin lemah, depresi, gangguan tidur, mudah lelah, masa otot menurun dan tidak kuat menahan suhu dingin.

Pencegahan Penyakit Polio

Vaksinasi termasuk hal yang sangat penting, terutama untuk mencegah adanya penyakit berbahaya pada anak dan bayi Anda. Salah satu vaksin yang sangat penting merupakan vaksin polio yang di negara kita Indonesia sudah diwajibkan.

Dengan melakukan vaksin polio, maka dapat menghindarkan anak-anak dari penyakit poliomyelitis yang dapat menyerang saraf. Virus ini termasuk penyebab dari infeksi polio yang biasanya hidup di tenggorokan serta saluran usus. Polio juga dapat menyebabkan kelumpuhan sampai kematian. Oleh karena itu pemberian vaksin polio sangat penting.

Vaksin juga harus diberikan sesuai jadwal, karena vaksin terdiri dari 2 jenis. Seperti vaksin polo oral dan vaksin polio tidak aktif. Vaksin polio oral mengandung virus polio hidup yang dilemahkan supaya tubuh memiliki daya tahan yang kuat terhadap virus polio yang kemungkinan menyerang. Sedangkan vaksin polio tidak aktif digunakan pada virus yang sudah tidak aktif.

Selain vaksin untuk anak-anak, vaksin Polio untuk orang dewasa juga ada. Untuk orang dewasa, akan mendapatkan 3 dosis vaksin yang jaraknya 1 sampai 2 bulan pada vaksin pertama. Vaksin kedua dan ketiga diberikan jarak antara 6 bulan sampai 12 bulan.

Ada juga beberapa kelompok yang membutuhkan vaksin polio dengan adanya risiko yang tinggi akan mengalami kontak virus polio.

Pengobatan Penyakit Polio

Diagnosis awal polio dapat dilakukan dengan menanyakan riwayat penderita (apabila telah menerima vaksin atau memiliki riwayat berkontak dengan penderita polio), gejala serta pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang lainnya juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis, seperti sampel cairan serebrospinal, tinja, atau lendir.

Mengenai pengobatan polion, sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio jika virus polio sudah menjangkiti seseorang. Pengobatan yang dilakukan hanya sebagai perawatan pendukung untuk mencegah komplikasi dan membuat penderita merasa lebih nyaman.

Terapi fisik dapat dilakukan untuk mencegah hilangnya fungsi otot. Selain itu, pemberian obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi, istirahat yang cukup, dan alat bantu pernapasan akan diberikan. Lamanya pengobatan tergantung dari tingkat keparahan infeksi virus yang masuk dan menyerang tubuh.


 


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Johnson, S. Healthline (2016). Polio. (https://www.healthline.com/health/poliomyelitis)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Polio. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polio/symptoms-causes/syc-20376512)
Cleveland Clinic (2014). Diseases. Polio. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15655-polio)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app