Lameson Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Sep 5, 2019 Waktu baca: 7 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Lameson adalah obat yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat.
  • Dosis Lameson untuk dewasa adalah 4-48 mg/hari, sedangkan untuk anak-anak 0,8-1 mg/kg/BB.
  • Hati-hati penggunaan Lameson pada ibu hamil dan menyusui. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter kandungan.
  • Hindari penggunaan Lameson dalam jangka panjang karena dapat meningkatkan risiko katarak, glaukoma, hingga osteoporosis.
  • Klik untuk mendapatkan Lameson atau alat kontrasepsi & hormon lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Lameson adalah obat yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-30 kali lebih kuat daripada Hydrocortisone dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison. Tersedia berupa Dexamethasone 0.5 mg dan 0.75 mg, baik tablet, kaplet atau sediaan sistemik.

Obat dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).

Mengenai Lameson

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Dos isi 10 strip x 10 tablet

Kandungan

Tiap tablet mengandung methylprednisolone 10 mg

Manfaat Lameson

Karena mengandung dexamethasone, kegunaan Lameson adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut:

1. Sebagai anti inflamasi

Obat golongan kortikosteroid seperti Dexamethasone digunakan untuk berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya.

2. Menangani penyakit autoimun

Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme, dan idiopatik thrombocytopenic (penurunan jumlah trombosit darah karena masalah kekebalan tubuh).

3. Anti syok

Dexamethasone berguna untuk menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi.

4. Terapi pendukung kemoterapi kanker

Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi. Obat ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak.

Sebagai agen kemoterapi, dexamethasone digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide, bortezomidib, kombinasi dari adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid. Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, dexamethasone bisa mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.

5. Membantu proses pembentukan organ paru-paru bayi prematur

Dexamethasone sering diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan secara prematur. Pemberian obat ini bertujuan untuk mematangkan organ paru-paru janin.

Untuk tujuan tersebut, pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter karena penggunaan obat ini secara tidak tepat dapat meningkatkan resiko kecacatan janin.

6. Kegunaan lainnya

Obat kortikosteroid termasuk dexamethasone juga digunakan untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ.

Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat kortikosteroid ini.

Dexamethasone yang diberikan secara injeksi sering digunakan sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan nyawa.

Kontraindikasi

Hindari penggunaan dexamethasone untuk orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid.
  • Pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing, dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Efek samping Lameson

Berikut adalah beberapa efek samping Lameson yang mungkin terjadi:

  • Obat-obat glukokortikoid termasuk Dexamethasone meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
  • Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan Dexamethasone pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang.
  • Dexamethasone seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem. Efek samping ini sering disalahgunakan dengan cara menambahkan obat ini ke dalam produk-produk penambah berat badan ilegal. Pemakai produk ilegal ini mengira dirinya mengalami kenaikkan berat badan, padahal hal itu adalah efek samping dari Dexamethasone yang sangat berbahaya jika obat ilegal itu dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
  • Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaianDexamethasone.
  • Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai Cushing sindrom, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya.

Dosis Lameson

Obat Lameson diberikan dengan dosis sebagai berikut:

  • Dewasa: 4-48 mg/hari, kemudian diturunkan bertahap sampai dengan dosis efektif terendah untuk pemeliharaan.
  • Anak: 0,8-1 mg/kg/BB.

Interaksi Lameson

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Lameson adalah:

  • Aminoglutethimide: menurunkan kadar deksametason, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologis Dexamethasone.
  • Agen Kalium-depleting, misalnya amfoterisin B, diuretik: pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia
  • Antibiotika makrolida: menurunkan klirens obat kortikosteroid ini sehingga meningkatkan efek farmakologisnya.
  • Antidiabetik: kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
  • Isoniazid: Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun
  • Cholestyramine dan efedrin: Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan efek farmakologisnya.
  • Vaksin hidup: obat golongan kortikosteroid menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
  • Anti jamur azole seperti ketoconazole (misal merk Mycoral): mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
  • NSAID seperti aspirin atau NSAID lainnya (asam mefenamat, ibuprofen, ketoprofen: meningkatkan risiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat Lameson adalah sebagai berikut:

  • Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan Dexamethasone, karena biresiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
  • Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit cacar dan campak.
  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini.

Penggunaan obat Lameson untuk ibu hamil

FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan dexamethasone ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Dexamethasone dengan mudah dapat menembus plasenta. Jika pemberian obat-obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau diulang selama kehamilan, risiko penghambatan pertumbuhan intrauterin dapat meningkat. Namun tidak ada bukti terjadinya gangguan pertumbuhan intra uterin selama pengobatan jangka pendek (contohnya pada pengobatan profilaksis untuk neonatal respiratory distress syndrome).

Beberapa gejala supresi adrenal pada janin akibat penggunaan obat ini selama kehamilan biasanya akan hilang setelah bayi lahir dan tidak begitu bermakna klinis.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Dexamethasone

  • Beri tahukan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat-obat lainnya. Gejala alergi misalnya ruam, gatal-gatal, sesak napas, mengi, batuk, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau tanda-tanda lainnya.
  • Jangan gunakan obat ini jika Anda memiliki infeksi herpes pada mata.
  • Jangan gunakan obat ini jika Anda memiliki masalah kesehatan seperti : Infeksi jamur atau infeksi malaria di otak.
  • Saat menggunakan obat ini, Anda menjadi lebih rentan mendapatkan infeksi. Jaga selalu kebersihan, selalu mencuci tangan. Jauhi orang-orang yang sedang menderita infeksi, pilek, atau flu.
  • Obat Dexamethasone (sistemik) tidak boleh digunakan oleh penderita cacar air dan campak karena bisa menyebabkan akibat yang sangat buruk atau bahkan mematikan. Hindari berada di dekat orang yang menderita cacar air atau campak jika Anda belum pernah mengalami ini sebelumnya.
  • Obat ini dapat menurunkan jumlah steroid alami dalam tubuh. Jika Anda mengalami demam, infeksi, menjalani operasi, atau terluka, bicaralah dengan dokter Anda. Anda mungkin memerlukan steroid oral dosis tambahan.
  • Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan kemungkinan katarak atau glaukoma.
  • Jika digunakan secara jangka panjang, obat ini dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).
  • Konsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan vaksin apa pun. Penggunaan vaksin dengan Dexamethasone (sistemik) dapat meningkatkan kemungkinan infeksi atau membuat vaksin tidak berfungsi juga.
  • Buang semua sisa obat yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat ini sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Artikel terkait:


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dexycu (dexamethasone intraocular suspension) 9%, for intraocular administration. (2018). (https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/208912s000lbl.pdf)
Dexamethasone - dexamethasone tablet; Dexamethasone Intensol - dexamethasone solution, concentrate; Dexamethasone - dexamethasone solution. (2016). (http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=b15200fb-1826-472b-a907-e677a272513b)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app