Abses Otak - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 8, 2019 Waktu baca: 4 menit

Pengertian

Apa itu abses otak?

Abses otak adalah sekumpulan nanah yang terbentuk di otak akibat proses infeksi. Infeksi terjadi akibat bakteri atau jamur yang berhasil masuk ke jaringan otak dan berkembang biak menggerogoti jaringan otak normal dan berubah menjadi nanah dan jaringan mati.

Penderitanya akan mengalami sakit kepala hebat, gangguan fungsi saraf seperti kelumpuhan, kelemahan otot, kejang, leher kaku, hingga terganggunya keadaan mental. Meskipun risiko terjadinya abses otak sangat rendah namun hal kasus ini harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin karena dapat mengancam jiwa.

Berapa angka kejadian abses otak di Indonesia?

Angka kejadian abses otak yang sebenarnya tidak diketahui secara pasti namun laki – laki disebutkan lebih sering mengalami abses otak dibandingkan wanita dengan angka perbandingan 2:1. Secara global, kejadian abses otak diperkirakan sekitar 1,3 per 100 ribu orang per tahun.

Ringkasan Penyakit Abses Otak

Organ terlibat otak
Penyebab infeksi bakteri atau jamur
Penularan tidak menular
Gejala sakit kepala, demam, mual, muntah, kejang, kelemahan dan kelumpuhan, perubahaan keadaan mental, dan lain-lain.
Pengobatan obat (antibiotik/antijamur), operasi, atau kombinasi keduanya.

Tanda dan Gejala

Apa saja ciri-ciri dan gejala abses otak?

Gejala-gejala abses otak dapat berkembang dengan cepat atau lambat antara lain berupa:

  • Sakit kepala yang terasa berat, terletak di satu bagian kepala dan tidak bisa disembuhkan dengan obat penghilang rasa sakit.
  • Perubahan keadaan mental seperti kebingungan atau iritabilitas.
  • Masalah dengan fungsi saraf seperti kelemahan otot, bicara cadel atau kelumpuhan di satu sisi tubuh.
  • Suhu tinggi (demam) 38 derajat celsius atau lebih.
  • Kejang.
  • Mual dan muntah.
  • Leher kaku.
  • Perubahan penglihatan seperti pandangan kabur atau penglihatan ganda (karena abses menekan saraf optik).

Kapan harus periksa ke dokter?

Setiap gejala yang menunjukkan masalah dengan otak dan sistem saraf harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis. Gejala tersebut termasuk:

  • bicara cadel
  • kelemahan otot atau kelumpuhan
  • kejang yang terjadi pada seseorang tanpa riwayat kejang sebelumnya.

Jika anda atau seseorang yang anda kenal mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter.

Setiap gejala yang menunjukkan infeksi yang memburuk, seperti demam dan muntah, juga harus segera dilaporkan ke dokter.

Penyebab dan Faktor Risiko

Apa penyebab abses otak?

Ada tiga penyebab utama abses otak, yakni:

  • Infeksi di bagian lain dari tengkorak; seperti infeksi telinga, sinusitis atau abses gigi, yang dapat menyebar langsung ke otak.
  • Infeksi di bagian lain dari tubuh; misalnya, infeksi yang menyebabkan pneumonia menyebar ke otak melalui darah.
  • Trauma; seperti cedera kepala yang parah yang membuka tengkorak sehingga memungkinkan bakteri atau jamur masuk ke otak.

Namun dalam beberapa kasus, sumber infeksi masih belum diketahui.

Siapa yang lebih berisiko terjangkit abses otak?

Abses otak biasanya jarang terjadi namun insiden terjadinya abses otak akan meningkat pada penderita yang mengalami gangguan kekebalan sistem imun tubuh misalnya pasien HIV positif atau pasien yang mendapatkan transplantasi organ.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Bagaimana memastikan diagnosis abses otak?

Untuk memastikan diagnosis abses otak maka dokter perlu melakukan penilaian awal dengan melakukan anamnesis (tanya jawab) secara detail terkait gejala yang dialami pasien, riwayat medis dan menggali informasi apakah pasien baru saja mengalami infeksi atau sistem kekebalan yang melemah.

Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala klinis yang dialami pasien. Dokter juga perlu melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis berupa tes darah, CT scan ataupun pemeriksaan MRI.

Jika ditemukan abses, prosedur yang dikenal sebagai aspirasi terpandu CT dapat digunakan untuk mengangkat sampel nanah untuk dilakukan pengujian. Prosedur ini menggunakan CT scan untuk memandu jarum ke situs abses.

Obat dan Pengobatan

Bagaimana cara mengobati abses otak di rumah?

( ! ) Abses otak dianggap sebagai keadaan darurat medis. Oleh karena itu penanganan tidak dilakukan di rumah melainkan harus mendapatkan penanganan intensif di rumah sakit.

Apa saja penanganan dan obat abses otak di layanan kesehatan?

Abses otak biasanya diobati menggunakan kombinasi:

  • Obat, baik antibiotik atau antijamur
  • Operasi, baik pengeringan nanah melalui lubang di tengkorak (aspirasi sederhana) atau membuka tengkorak dan menghilangkan abses seluruhnya (kraniotomi)

Pengobatan dengan antibiotik dapat dimulai bahkan sebelum diagnosisnya ditegakkan, tujuannya untuk mengurangi risiko komplikasi.

Komplikasi

Apa bahaya komplikasi abses otak yang mungkin timbul?

Bengkak yang disebabkan oleh abses dapat mengganggu suplai darah dan oksigen ke otak. Ada juga risiko pecahnya abses (ruptur). Jika tidak ditangani dengan baik, abses otak dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan bisa berakibat fatal.

Komplikasi abses otak dapat meliputi:

  • Abses yang berulang. Cari pertolongan medis segera jika ada kemungkinan bahwa abses yang dialami telah terjadi kembali. Keadaan ini lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau penyakit jantung sianotik.
  • Kerusakan otak. Kerusakan otak ringan hingga sedang sering membaik seiring waktu, tetapi kerusakan otak yang parah cenderung permanen. Kerusakan otak lebih berisiko jika diagnosis dan pengobatan ditunda.
  • Epilepsi dimana seseorang mengalami kejang berulang.
  • Meningitis yakni infeksi yang mengancam jiwa pada selaput pelindung di sekitar otak. Keadaan ini memerlukan perawatan segera. Meningitis lebih sering terjadi pada anak-anak.

Pencegahan

Bagaimana mencegah abses otak?

Beberapa kasus abses otak berkaitan dengan kebersihan gigi yang buruk atau infeksi sinus yang kompleks. Oleh karena itu agar terhindar dari penyakit ini, maka kita dituntut untuk rajin-rajin membersihkan gigi setiap hari, menyikat gigi dengan benar dan mengunjungi dokter gigi secara teratur.

Apabila memiliki infeksi sinus, maka obat dekongestan dapat membantu. Jika gejala sinus atau infeksi gigi menetap, maka kemungkinan perlu diberikan antibiotik yang tepat sesuai petunjuk dokter.

Orang dengan HIV yang tidak diobati akan berisiko tinggi mengalami abses otak. Cegah HIV dengan mempraktekkan seks sehat dan aman. Untuk mengurangi risikonya, maka sangat dianjurkan untuk mengonsumsi obat anti-viral secara teratur.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Brook, I. Medscape (2017). Brain Abscess (https://reference.medscape.com/article/212946-overview)
Wint, et al. Healthline (2017). Brain Abscess. (https://www.healthline.com/health/brain-abscess)
NIH (2017). MedlinePlus. Brain Abscess. (https://medlineplus.gov/ency/article/000783.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app