Formoterol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 16, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 15, 2019 Waktu baca: 3 menit

Formoterol merupakan salah satu jenis obat yang digunakan untuk meredakan gangguan sistem pernapasan seperti sesak napas dan mengi. Obat Formoterol sebagai bronkodilator dapat digunakan pada penyakit PPOK atau penyakit Paru Obstruktif Kronis dan penyakit asma berulang. 

Obat ini bekerja dengan merelaksasikan otot napas dan membuka jalur napas agar saluran udara dapat terbuka dan mempermudah pertukaran udara.

Mengenai Formoterol

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Kapsul inhalasi, larutan nebulisasi, bubuk inhalasi oral

Kandungan:

Obat bronkodilator

Farmakologi Formoterol

Formoterol adalah salah satu obat golongan beta 2 agonist jangka panjang, yang bekerja sebagai bronkodilator untuk merelaksasikan otot polos sehingga pertukaran udara menjadi tidak terganggu berkat pelebaran saluran udara.

Formoterol obat hisap yang memiliki reseptor agonis pada akivitas beta 2 yang lebih baik daripada reseptor beta 1. 

Meskipun reseptor beta 2 merupakan adregenik predominan di otot sekitar bronkus dan reseptor beta 1 di jantung, reseptor beta 2 juga terdapat di jantung sebanyak hampir 50% mendominasi selain reseptor beta 1.

Peningkatan siklus levl AMP yang diubah melalui adenosine trophosphate atau ATP memberikan efek dalam merelaksasikan otot bronkus dan menghambat pengeluaran mediator sel mast pro-inflmatori seperti histamin dan leukotrin. Folmeterol juga menghambat histamin yang memicu peningkatan plasma albumin.

Manfaat obat Formoterol

Obat folmeterol merupakan obat hirup yang digunakan pada beberapa penyakit gangguan napas seperti asma atau PPOK.

Asma
Asma adalah suatu penyakit gangguan pernapasan yang dapat terjadi baik pada anak-anak atau orang dewasa. Penyakit ini bersifat jangka panjang akibat penyempitan saluran napas yang semakin kronis hingga menimbulkan gejala. Gejala yang dapat terjadi pada penderita asma antara lain:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Batuk
  • Suara mengi saat menarik napas

Asma paling banyak terjadi akibat pemicu seperti asap rokok, bau limbah, debu binatang, zat kimia udara dingin, hingga infeksi yang masuk ke tubuh dan merusak tuba di paru-paru. 

Otot di paru menjadi kaku dan pernapasan semakin sulit dilakukan, serta suara mengi muncul akibat penyempitan saluran napas. Dahak dan batuk juga timbul akibat timbunan infeksi yang melekat pada permukaan tuba bronkial di paru-paru.

PPOK

PPOK atau penyakit paru obstuksi kronis merupakan infeksi atau peradangan jangka panjang dimana terjadi hambatan pada paru-paru akibat terhalangnya aliran udara karena penumpukan lendir. Merokok menjadi pemicu utama terjadinya PPOK. 

Resiko paling berat yang dapat terjadi adalah kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan lainnya. Gejala yang dapat terjadi pada penderita PPOK antara lain:

  • Batuk berdahak
  • Mengi
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Kebiruan pada bibir dan jari-jari
  • Berat badan menurun

Dosis dan cara pemberian obat Formoterol

Obat formoterol terdiri dari sediaan bubuk inhalasi 12 mcg serta kapsul inhalasi 12 mcg. Obat diberikan melalui alat hirup yang tersedia di rumah sakit selama kurang lebih 15 menit setiap 12 jam sekali.  Obat formoterol juga tersedia dalam bentuk larutan nebulasi inhalasi berupa fumarat dehidrasi dengan sediaan 20 mcg/2ml. 

Berikut adalah dosis formoterol yang sering direkomendasikan oleh para ahli kesehatan:

Dosis Dewasa Biasa untuk Profilaksis Bronkospasme

  • Untuk mencegah latihan yang menimbulkan bronkospasme: 12 mcg bubuk (1 inhalasi) setidaknya 15 menit sebelum latihan yang diperlukan. 
  • Dosis tambahan tidak boleh diambil selama 12 jam.

Dosis Dewasa Biasa untuk Asma 

  • 12 mcg bubuk (1 inhalasi) setiap 12 jam. Total dosis harian tidak boleh melebihi 24 mcg.

Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Paru-paru Obstruktif Kronik 

  • Formoterol 12 mcg kapsul inhalasi: 12 mcg bubuk (1 inhalasi) setiap 12 jam. Total dosis harian tidak boleh melebihi 24 mcg.
  • Formoterol 20 mcg/2 mL larutan inhalasi: satu 20 mikrogram/2 mL vial melalui jet nebulizer dengan penutup muka atau saluran untuk mulut setiap 12 jam.

Untuk anak-anak, obat dapar diberikan sama seperti dewasa dengan dosis tidak melebihi 24 mcq setiap set inhalasi. 

Efek samping obat Formoterol

Obat formoterol memiliki beberapa efek samping yang tidak dialami oleh beberapa penderita yang mengonsumsinya. Efek samping tersebur antara lain:

Interaksi obat Formoterol

Beberapa jenis obat yang memilii interaksi dengan obat formoterol antara lain:

  • Obat kortikosteroid seperti prednisolone
  • Obat antihipertensi golongan beta bloker
  • Obat golongan MAO inhibitoe
  • Obat antidepresan seperti amitryptiline

Perhatian khusus terkait pemberian obat Formoterol

Informasi penting yang perlu diketahui sebelum mengonsumsi obat formoterol antara lain:

  • Obat ini tidak boleh diberikan pada awal serangan asma
  • Obat ini tidak boleh dberikan pada awal serangan PPOK ringan dan berat
  • Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita angina
  • Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita diabetes melitus

Kondisi kesehatan lain yang perlu diperhatikan antara lain:


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Formoterol Oral Inhalation. MedlinePlus. (https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a602023.html)
Formoterol - C19H24N2O4. U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Formoterol)
Formoterol Fumarate Inhalation: Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing. WebMD. (https://www.webmd.com/drugs/2/drug-20787-5304/formoterol-fumarate-inhalation/formoterol-powder-in-capsule-oral-inhalation/details)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app