Pheochromocytoma - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 27, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jul 26, 2019 Waktu baca: 3 menit

Berbicara tentang Tumor, mungkin istilah ini sangat asing bagi telinga anda. Tumor jenis ini merupakan tumor langka yang dapat ditemukan di kelenjar adrenal. Sel kromaffin yang merupakan inti dari pembentukan sel tumor langka tersebut.

Tumor jinak ini dibentuk oleh Sel Kromaffin dan berkembang di kelenjar adrenal sebagai tempat pembentukan hormon Epinefrin dan Norepinefrin. Pheochromocytoma banyak ditemukan pada usia antara 25 hingga 55 tahun. Perkembangan Pheochromocytoma di dalam tubuh menyebabkan produksi hormon Katekolamin yang meningkat.

Apa yang menyebabkan munculnya penyakit Pheochromocytoma

Kasus Pheochromocytoma paling banyak dilibatkan oleh faktor genetik. Adanya sel tumor yang tidak bersifat kanker ini meningkatkan produksi adrenalin dan noradrenalin.

Kedua hormon tersebut bekerja di saat tubuh kita dalam keadaan energetik dengan memompa tekanan daarah kita. Alhasil pada penderita Pheochromocytoma selalu ditemukan tekanan darah yang tinggi dan nadi yang cepat saat dilakukan pemeriksaan. 

Dasar dari timbulnya penyakit pheochromocytoma terkait dengan riwayat genetika. Adapun beberapa kasus yang identik dengan adanya Pheochromocytoma yang menyerang tubuh kita seperti pada penyakit Von Hippel-Lindau, Sindrom Paraganglioma, Neurofibromatosis tipe 1, dan Sindrom Neoplasia multiple tipe 2.

Keempat kelainan ini menganggu kelenjar penting yang ada di dalam tubuh seperti kelenjar endokrin, kelenjar tiroid dan melibatkan organ seperti ginjal dan pankreas.

Selain dikembangkan dari sifat genetik, munculnya penyakit Pheochromocytoma juga terjadi akibat faktor kehidupan sehari-hari. Beberapa aktivitas yang mencetuskan timbulnya penyakit Pheochromocytoma antara lain:

  • Stres, emosional, depresi
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Operasi
  • Aktivitas berlebih

Gejala yang ditemukan pada penyakit Pheochromocytoma

Gejala yang ditemukan pada beberapa orang akibat penyakit ini sangat bervariasi. Penyakit ini secara perlahan semakin parah seiring berjalannya waktu. Gejala yang timbul tidak hanya satu melainkan banyak gejala yang sekaligus dapat timbul dalam waktu yang bersamaan.

Episode gejala dapat berlangsung mulai hitungan detik hingga jam. Semakin besar tumor yang diderita maka semakin kronis gejala itu akan muncul. Gejala yang dapat ditimbulkan antara lain:

  • Nyeri kepala
  • Rasa mual
  • Muncul keringat yang  berlebihan
  • Sakit perut
  • Konstipasi
  • Kejang otot
  • Berat badan menurun
  • Tekanan darah tinggi
  • Napas cepat
  • Nadi meningkat
  • Sering merasa cemas
  • Berat badan menurun
  • Gangguan mood

Apa Saja Pemeriksaan Yang Dilakukan

Untuk mendiagnosis penyakit Pheochromocytoma dibutuhkan ketelitian pada pemeriksaan fisik dan melihat hasil dari pemeriksaan diagnosis. Pemeriksaan diagnosis yang dilakukan antara lain:

  • Tes darah lengkap
  • Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk melihat adanya peningkatan beberapa hormon penting seperti kadar Katekolamin, Metanefrin, Adrenalin, Noradrenalin dan adanya kelainan pada angka gula darah.
  • Tes urin
  • Sampel urin juga diambil sebegai pemeriksaan diagnostik untuk melihat adanya peningkatan kadar hormon Katekolamin.
  • Pemindaian
  • Pemeriksaan pencitraan seperti CT-scan dan MRI terutama di kelenjar adrenal dilakukan untuk mencari dugaan sel tumor yang berkembang. Pemeriksaan dengan hasil gambaran lebih detil dapat dilakukan Pet Scan
  • Pemeriksaan genetik
  • Diagnosis penyakit melalui pemeriksaan genetik dilakukan untuk melihat adanya indikasi genetik yang memungkinkan terjadinya penyakit. Pemeriksaan genetik digolongkan oleh usia, lokasi tumor, tingkat kadar katekolamin, dan riwayat keluarga.

Terdapat beberapa obat yang mungkin memberikan hasil yang keliru pada pemeriksan diagnosis. Terutama pada pasien yang mengonsumsi obat-obatan seperti

  • Beta bloker, labelatol (obat anti hipertensi)
  • Metildopa (obat anti hipertensi pada ibu hamil)
  • Trisiklik antidepresan
  • Levadopa (obat parkinson)
  • Ampetamin 
  • Klorpromazin (obat anti muntah) 

Apa saja pengobatan untuk penyakit Pheochromocytoma

Salah satu cara yang dilakukan untuk mengobai penyakit ini adalah dnegan mengangkat sel tumor. Operasi pengangkatan tumor dilakukan dengan metode laparoskopi karena durasi waktu operasi yang lebih cepat dibanding bedah terbuka.

Namun kondisi berbeda apabila ditemukan sel tumor menjadi ganas. Pada kondisi ini diperlukan terapi kemoterapi dan terapi radionuklir untuk mencegah penyebaran kanker. 

Dalam serangan gejala tekanan darah tinggi dapat diberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah seperti obat Beta Bloker, Alfa Bloker, dan Calcium Channel Blocker.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Martin, L. WebMd (2018). What Is Pheochromocytoma? (https://www.webmd.com/cancer/what_is_pheochromocytoma)
Blake, M. Medscape (2018). Pheochromocytoma. (https://emedicine.medscape.com/article/124059-overview)
Stöppler, M. MedicineNet. Pheochromocytoma. (https://www.medicinenet.com/pheochromocytoma/article.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app