Diometa: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Agu 19, 2021 Tinjau pada Sep 3, 2019 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Diometa adalah obat golongan kortikosteroiduntuk mengatasi berbagai kondisi peradangan (inflamasi) seperti radang reumatik, radang usus, hingga asma.
  • Mengandung dexamethasone yang berperan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat.
  • Dosis Diometa tablet adalah 0,5 mg-10 mg/hari dibagi dalam 2-4 kali pemberian.
  • Efek samping Diometa dapat meningkatkan kadar gula darah dan risiko pengeroposan tulang serta menurunkan fungsi limpa.
  • Tidak untuk ibu menyusui dan ibu hamil trimester 1. Penggunaan Diometa pada ibu hamil trimester 2 dan 3 harus dikonsultasikan dulu ke dokter.
  • Klik untuk mendapatkan dexamethasone atau obat lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Diometa adalah obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan (inflamasi) seperti radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, hingga radang karena asma. Obat ini memiliki kandungan utama berupa dexamethasone.

Dexamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-30 kali lebih kuat daripada hidrokortison dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison.

Dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein.

Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).

Mengenai Diometa

Pabrik

Inti Jaya

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Diometa dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • Dos 20 x 10 kaptab 0.5 mg
  • Dos 20 x 10 kaptab 0.75 mg
  • Dos 10 x 10 kaptab 0.5 mg
  • Dos 10 x 10 kaptab 0.75 mg
  • Kaleng 1000 kaptab 0.5 mg
  • Kaleng 1000 kaptab 0.75 mg

Kandungan

Tiap kemasan Diometa mengandung zat aktif sebagai berikut:

Manfaat Diometa

Kegunaan Diometa adalah untuk kondisi-kondisi berikut:

  • Mengatasi berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma, dan radang pada tempat lainnya.
  • Menangani penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme, dan idiopatik thrombocytopenic (penurunan jumlah trombosit darah karena masalah kekebalan tubuh).
  • Menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi.
  • Mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencangkokkan organ.
  • Sebagai pendukung kemoterapi pada pasien kanker, salah satunya untuk menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak. Obat ini juga dapat digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide, bortezomidib, kombinasi adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid. Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, Diometa bisa mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.
  • Sering diberikan pada ibu hamil yang berisiko melahirkan secara prematur untuk mematangkan organ paru-paru janin. Pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter karena penggunaan obat yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecacatan janin.
  • Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat ini.
  • Sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan nyawa.

Kontraindikasi

Diometa tidak boleh digunakan untuk orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid
  • Tukak lambung
  • Osteoporosis
  • Diabetes melitus
  • Infeksi jamur sistemik
  • Glaukoma
  • Psikosis
  • Psikoneurosis berat
  • TBC aktif
  • Herpes zoster
  • Herpes simplex
  • Sindroma Cushing
  • Gangguan fungsi ginjal

Efek samping Diometa

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan Diometa dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping Diometa yang mungkin terjadi antara lain:

  • Meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian Diometa pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
  • Meningkatkan risiko pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu, penggunaan Diometa pada pasien yang memiliki risiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Obat ini juga dapat menghambat pertumbuhan tulang pada anak-anak. 
  • Mempengaruhi proses metabolisme lemak, termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem. Efek samping ini sering disalahgunakan dengan cara menambahkan obat ini ke dalam produk-produk penambah berat badan ilegal. Mulanya dianggap ampuh menaikkan berat badan, padahal itu hanyalah efek samping Diometa dan ini akan berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
  • Menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Diometa.

Secara umum, kumpulan efek samping ini dikenal sebagai sindrom Cushing, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya.

Dosis Diometa

Dosis Diometa bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Secara umum, dosis Diometa adalah sebagai berikut:

  • Tablet: 0,5 mg-10 mg/hari dibagi dalam 2-4 kali pemberian.
  • Insufiensi adrenal: 0,0233 mg/kg BB/hari.

Untuk pemakaian jangka panjang, dosis harus diturunkan secara bertahap untuk menghindari terjadinya insufiensi adrenal akut.

Interaksi Diometa

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. 

Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Diometa adalah:

  • Aminoglutethimide: Menurunkan kadar dexamethasone, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
  • Agen kalium-depleting, seperti amfoterisin B atau diuretik: Berpotensi menyebabkan hipokalemia, sehingga perlu dilakukan pengamatan ketat.
  • Antibiotika makrolida: Menurunkan klirens dexamethasone sehingga meningkatkan efek farmakologisnya.
  • Antidiabetik: Kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Oleh karena itu, penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
  • Isoniazid: Berpotensi menurunkan konsentrasi serum isoniazid.
  • Cholestyramine dan efedrin: Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan efek farmakologisnya.
  • Vaksin hidup: Diometa menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. 
  • Obat anti jamur golonagn azole seperti ketoconazole: Mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
  • Obat-obatan NSAID seperti aspirin: Meningkatkan risiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Diometa adalah:

  • Orang yang sedang menggunakan obat Diometa tidak boleh mendapatkan vaksin hidup. 
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit cacar dan campak.
  • Hati-hati penggunaan Diometa pada penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulseratif, karena berisiko memicu perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Diometa diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin pada pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal, misalnya pasien usia lanjut.
  • Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, terutama pada penggunaan jangka panjang, karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.
  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Diometa karena efeknya bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya.

Toleransi terhadap kehamilan

Pada kehamilan trimester pertama, dexamethasone masuk dalam kategori D. Artinya, ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Apabila dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dexamethasone masuk dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Oleh sebab itu, obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Artikel terkait:


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dexycu (dexamethasone intraocular suspension) 9%, for intraocular administration. (2018). (https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/208912s000lbl.pdf)
Dexamethasone - dexamethasone tablet; Dexamethasone Intensol - dexamethasone solution, concentrate; Dexamethasone - dexamethasone solution. (2016). (http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=b15200fb-1826-472b-a907-e677a272513b)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app