Cara Mengobati Anemia Defisiensi Besi

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Karena penyebab utama anemia defisiensi besi adalah akibat kekurangan zat besi, maka cara mengobatinya tentunya dengan meningkatkan kadar mineral tersebut. 

Secara umum, kebutuhan zat besi harian pria adalah 8 mg. Sedangkan perempuan usia 50 tahun ke bawah sebaiknya memperoleh asupan zat besi rutin sebanyak 18 mg setiap harinya. 

Kadar ini berkurang menjadi 8 mg setelah usianya melebihi 50 tahun. Lain dengan ibu hamil yang per harinya membutuhkan 27 mg zat besi. 

Ada beragam cara mengatasi anemia defisiensi besi. Selain melalui konsumsi makanan atau suplemen penambah zat besi, dokter mungkin perlu menangani kondisi tertentu penyebab anemianya.

1.Sumber zat besi

Cara mengobati anemia defisiensi besi yang pertama tentunya dengan meningkatkan asupan makanan yang sarat kandungan mineral besi. Contoh makanan yang dimaksud antara lain:

  • Daging merah
  • Telur (selama tidak dikonsumsi bersamaan dengan teh panas atau kopi)
  • Ayam
  • Ati ayam
  • Kambing 
  • Kalkun
  • Bebek 
  • Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, kacang merah, kedelai, mede, atau pistachio
  • Biji-bijian, contohnya biji bunga matahari, biji labu (pumpkin seeds)
  • Tofu 
  • Susu mentah, yogurt, keju
  • Seafood seperti udang, kerang, dan tiram
  • Ikan, contohnya salmon, tuna, sarden, atau makarel 
  • Sayuran berdaun hijau, misalnya bayam, brokoli, atau kale
  • Makanan yang sudah difortifikasi zat besi, seperti sereal, roti, jus jeruk, beras, hingga pasta
  • Buah kering, contohnya aprikot, kurma, persik, prem, atau kismis
  • Buah segar seperti semangka 
  • Coklat hitam

2.Makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi

Jenis makanan berikut mungkin tidak mengandung zat besi secara langsung. Namun mengonsumsinya dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. 

Contoh makanan yang efektif membantu penyerapan zat besi adalah sumber vitamin C, seperti buah jeruk, sayuran berdaun hijau, paprika merah dan kuning, brokoli, dan lain sebagainya.

3.Makanan yang justru menghalangi penyerapan zat besi

Berkebalikan dengan poin sebelumnya, deretan makanan berikut sebaiknya dihindari/ dikurangi penderita anemia defisiensi besi. 

Alasannya karena makanan di bawah ini justru menghalangi penyerapan zat besi dalam tubuh. Apa sajakah itu?

  • Kopi 
  • Susu dan produk turunannya
  • Teh
  • Yang mengandung tanin, contohnya anggur atau jagung
  • Sumber gluten, misalnya pasta, atau produk yang terbuat dari terigu atau oat
  • Makanan yang kaya kandungan asam fitat, seperti sereal wholegrain, beras coklat
  • Sumber asam oksalat, misalnya beberapa jenis sayuran berdaun hijau, kacang tanah, peterseli, serta coklat

4.Suplemen penambah zat besi

Selain melalui deretan makanan yang disebutkan tadi, masih ada alternatif cara mengobati anemia defisiensi besi yang lebih cepat, yakni melalui suplemen. 

Meski mudah diperoleh di apotik, namun suplemen penambah zat besi sebaiknya diminum atas petunjuk dokter. 

Alasannya karena kelebihan zat besi bisa menimbulkan efek samping seperti konstipasi, menghitamnya warna feses, hingga risiko kerusakan organ hati. 

Biasanya dokter meresepkan penderita anemia defisiensi besi untuk mengonsumsi suplemen zat besi dengan dosis 150-200 mg per harinya. 

Suplemen penambah zat besi biasanya disarankan diminum ketika perut masih kosong. Kondisi ini memungkinkan tubuh menyerap zat besinya dengan lebih maksimal.

Tapi kalau hal tersebut berdampak buruk bagi lambung, maka pasien boleh mengonsumsinya bersamaan dengan makanan, khususnya yang kaya vitamin C.

Dalam hitungan hari, pasien biasanya sudah bisa merasakan hasil metode pengobatan ini. Dokter juga akan memantau naiknya kadar zat besi dalam tubuh melalui tes darah

Pengobatan menggunakan suplemen tersebut rata-rata dilakukan selama beberapa bulan sampai kadar zat besi dalam tubuh naik. 

Namun bila usus ternyata gagal menyerap zat besinya dengan maksimal, maka pemberian mineral mungkin harus diberikan melalui infus. 

5.Transfusi darah

Jika terapi pemberian suplemen zat besi dinilai kurang berhasil, dokter akan memberikan transfusi darah pada pasien anemia parah, khususnya yang kadar Hb dalam tubuhnya terlalu rendah. 

6.Metode lainnya

Lain halnya kalau penyebab anemia defisiensi besinya adalah perdarahan atau masalah absorpsi zat besi. Dalam hal ini dokter akan memberikan obat tertentu, misalnya seperti:

  • Pil KB untuk wanita yang mengalami pendarahan berlebihan saat haid.
  • Antibiotik - kalau ada infeksi dalam usus
  • Prosedur bedah/ operasi - bila penyebabnya meliputi perdarahan akibat polip, tumor, atau miom.

Selanjutnya, kami bagikan pula beberapa tips untuk memaksimalkan asupan zat besi dari makanan, yakni:

  • Hindari minum teh atau kopi saat makan.
  • Hindari mengonsumsi sumber kalsium bersamaan dengan makanan yang tinggi kadar zat besinya.
  • Konsumsilah sumber zat besi bersamaan dengan makanan yang kaya vitamin C.
  • Masak makanan menggunakan wajan cast iron
  • Terakhir, jangan memasak makanan terlalu lama.

24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBC with differential, blood. Mayo Medical Laboratories. http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/9109.
Iron: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/#h3.
Mahoney DH, et al. Iron deficiency in infants and young children: Treatment. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app