Vitamin C: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 9 menit

Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, yang berarti bahwa tubuh tidak menyimpannya. Oleh sebab itu, kita harus mendapatkannya melalui makanan, termasuk buah jeruk, brokoli, dan tomat. Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi kelebihan, maka akan cepat dibuang oleh tubuh melalui air seni dan lainnya.

Kita membutuhkan vitamin C untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan di seluruh bagian tubuh. Vitamin C akan membantu tubuh membuat kolagen, protein penting yang digunakan untuk membuat kulit, tulang rawan, tendon, ligamen, dan pembuluh darah. Vitamin C juga diperlukan untuk penyembuhan luka, dan untuk memperbaiki dan menjaga tulang dan gigi. Vitamin ini juga membantu tubuh menyerap zat besi dari sumber non-heme.

Manfaat Vitamin C

Vitamin C adalah antioksidan, bersama dengan vitamin E, beta-karoten, dan banyak nutrisi nabati lainnya. Tahukah Anda bahwa antioksidan berperan dalam memblokir beberapa kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, zat yang merusak DNA. Terbentuknya radikal bebas dari waktu ke waktu dapat menyebabkan proses penuaan dan perkembangan penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan arthritis.

Manfaat Vitamin C lainnya yaitu berperan dalam melindungi tubuh terhadap kondisi-kondisi sebagai berikut:

Penyakit jantung

Hasil penelitian ilmiah tentang apakah vitamin C dapat membantu mencegah serangan jantung atau stroke adalah beragam. Vitamin C tidak menurunkan kadar kolesterol atau mengurangi risiko serangan jantung, tetapi bukti menunjukkan vitamin C dapat membantu melindungi arteri terhadap kerusakan.

Beberapa penelitian - meskipun tidak semua - menunjukkan bahwa vitamin C dapat memperlambat perkembangan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Ini membantu mencegah kerusakan pemuluh darah arteri akibat LDL ( kolesterol "jahat"). Studi lain menunjukkan bahwa vitamin C dapat membantu menjaga arteri agar tetap fleksibel atau elastis.

Selain itu, orang yang memiliki kadar vitamin C rendah, akan lebih cenderung memiliki serangan jantung, stroke, atau penyakit arteri perifer, dan semua hasil yang bisa diakibatkan oleh aterosklerosis.

Penyakit arteri perifer adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aterosklerosis pembuluh darah pada tepi tubuh contohnya di kaki. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit saat berjalan, yang dikenal sebagai klaudikasio intermiten. Tetapi tidak ada bukti bahwa mengambil suplemen vitamin C akan membantu keluhan ini.

Sebagai kesimpulan, Hal terbaik untuk bisa kita terapkan adalah selalu mencukupi kebutuhan vitamin C harian melalui makanan. Dengan cara ini, tetntu kita juga mendapatkan manfaat antioksidan dan nutrisi lain yang terkandung dalam makanan selain vitamin C yang kita harapkan.

Jika dirasa tidak cukup mendapatkan dari makanan, tanyakan kepada dokter apakah perlu untuk mengambil suplemen.

Tekanan darah tinggi

Studi berbasis populasi (yang melibatkan mengamati kelompok besar orang dari waktu ke waktu) menunjukkan bahwa orang yang makan makanan yang kaya antioksidan, termasuk vitamin C, memiliki risiko lebih rendah terkena tekanan darah tinggi daripada orang yang memiliki pola makan yang lebih buruk.

Mengonsumsi makanan kaya vitamin C penting untuk kesehatan secara keseluruhan, terutama jika Anda berada pada risiko tekanan darah tinggi. Para dokter sering merekomendasikan menu tertentu untuk pengobatan dan pencegahan tekanan darah tinggi, yang dikenal sebagai DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), dalam menu ersebut termasuk banyak buah-buahan dan sayuran, yang sarat dengan kandungan antioksidan tinggi.

Common Cold

Meskipun kepercayaan populer bahwa vitamin C dapat menyembuhkan flu biasa, bukti ilmiah tidak mendukung teori itu. Mengambil suplemen vitamin C secara teratur hanya akan mengurangi watu sakit flu sekitar 1 hari.

Satu-satunya bagian lain dari bukti pendukung vitamin C untuk mencegah flu berasal dari penelitian yang meneliti orang berolahraga di lingkungan yang ekstrim (atlet, seperti pemain ski dan pelari maraton, dan tentara di Arktik). Dalam studi ini, vitamin C  tampaknya mengurangi risiko terkena flu.

Mencegah Kanker

Banyak penelitian berbasis populasi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C dapat menurunkan resiko terkena kanker, termasuk kanker kulit, dysplasia serviks (perubahan pada leher rahim yang bisa menjadi kanker atau prakanker, dilihat melalui pemeriksaan pap smear), dan , mungkin, kanker payudara.

Tapi makanan yang dikonsmsi juga mengandung banyak nutrisi bermanfaat dan antioksidan, tidak hanya vitamin C, sehingga tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti bahwa hanya vitamin C yang melindungi terhadap kanker. Di sisi lain hanya mengambil suplemen vitamin C, belum terbukti memiliki efek bermanfaat.

Selain itu, tidak ada bukti bahwa mengambil dosis besar vitamin C setelah didiagnosa dengan kanker akan membantu menyembuhkan. Bahkan, beberapa dokter khawatir bahwa dosis besar antioksidan dari suplemen dapat mengganggu obat kemoterapi.

Oleh sebab itu diperlukan penelitian lebih lanjut. Jika Anda sedang menjalani kemoterapi, berbicaralah dengan dokter sebelum mengambil vitamin C atau suplemen apapun.

Meringankan Osteoarthritis

Vitamin C sangat penting bagi tubuh untuk membuat kolagen, yang merupakan bagian dari tulang rawan normal. Pada penyakit  osteoarthritis (OA) atau pengapuran tulang rawan menjadi hancur, tekanan pada tulang dan sendi meningkat.

Beberapa peneliti berpikir bahwa radikal bebas - molekul yang diproduksi oleh tubuh yang dapat merusak sel dan DNA - juga mungkin terlibat dalam kerusakan tulang rawan tersebut.

Antioksidan seperti vitamin C muncul untuk membatasi kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Namun, tidak ada bukti menunjukkan bahwa mengambil suplemen vitamin C akan membantu mengobati atau mencegah OA.

Mengambil obat anti-inflamasi nonsteroid dapat menurunkan kadar vitamin C darah. Oleh sebab itu, jika Anda mengambil obat ini secara teratur untuk mengatasi OA, maka mungkin Anda perlu mengambil suplemen vitamin C.

Mencegah Pre-eklampsia

Beberapa studi menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin C bersama dengan vitamin E dapat membantu mencegah pre-eklampsia pada wanita yang beresiko tinggi.

Preeklampsia, ditandai dengan tekanan darah tinggi dan terlalu banyak protein dalam urin, merupakan penyebab umum dari kelahiran prematur.

Meringankan Asma

Beberapa bukti menunjukkan bahwa rendahnya kadar vitamin C lebih sering terjadi pada penderita asma, mengakibatkan beberapa peneliti berpikir bahwa rendahnya kadar vitamin C dalam tubuh dapat meningkatkan risiko untuk kondisi ini.

Studi lain tampaknya menunjukkan bahwa vitamin ini dapat membantu mengurangi gejala asma akibat olahraga.

Manfaat Vitamin C Lainnya

Meskipun informasi yang jelas masih terbatas, studi menunjukkan bahwa vitamin C juga dapat membantu untuk:

  • Meningkatkan kekebalan tubuh
  • Mempertahankan gusi sehat
  • Meningkatkan penglihatan bagi mereka dengan uveitis (peradangan bagian tengah mata)
  • Mengobati kondisi yang berhubungan dengan alergi, seperti asma, eksim, dan alergi (disebut alergi rhinitis)
  • efek mengurangi paparan sinar matahari, seperti kulit terbakar atau kemerahan (disebut eritema)
  • Mengurangi mulut kering, terutama sebagai akibat efek samping obat antidepresan
  • Penyembuhan luka bakar dan luka
  • Penurunan gula darah pada penderita diabetes
  • Beberapa penyakit virus, termasuk mononukleosis - Meskipun bukti ilmiah masih kurang, beberapa dokter mungkin menyarankan dosis tinggi vitamin C untuk mengobati beberapa infeksi virus.

Makanan Sumber Vitamin C

Sumber makanan yang mengandung vitamin C tinggi antara lain jambu biji, jeruk, paprika hijau, semangka, pepaya, lemon, melon, stroberi, kiwi, mangga, brokoli, tomat, kubis brussel, kembang kol, kubis, dan jus jeruk atau jus yang diperkaya dengan vitamin C.

Bahan-bahan yang sering dimasak berdaun hijau (lobak, bayam), paprika merah dan hijau, tomat kaleng dan segar, kentang, labu, raspberry, blueberry, cranberry, dan nanas juga merupakan sumber yang kaya vitamin C.

Vitamin C sensitif terhadap cahaya, udara, dan panas , sehingga Anda akan mendapatkan  vitamin C paling baik jika Anda makan buah-buahan dan sayuran mentah atau dimasak sebentar. Lebih lanjut: Buah Pilihan yang Mengandung Vitamin C Terbanyak

Kebutuhan Vitamin C

Kita bisa mendapatkan vitamin C dalam bentuk alami melalui buah dan sayur atay sintetesis, disebut juga dengan asam askorbat, yang tersedia dalam berbagai bentuk. Tablet, kapsul, dan tablet kunyah, kristal bubuk, effervescent, dan bentuk cair dengan kadar vitamin C bervariasi mulai dari 25 - 1.000 mg.

Bentuk esterifikasi vitamin C juga tersedia, yang mungkin lebih mudah diterima bagi mereka yang memiliki masalah pada lambung atau penyakit maag.

Cara terbaik untuk mengonsumsi suplemen vitamin C adalah 2-3 kali per hari, dengan makanan, tergantung pada dosis. Beberapa studi menunjukkan bahwa orang dewasa harus mengambil 250-500 mg dua kali sehari.

Bicarakan dengan dokter sebelum mengambil lebih dari 1.000 mg vitamin C setiap hari dan sebelum memberikan vitamin C untuk anak. Kebutuhan harian vitamin C (menurut National Academy of Sciences) tercantum di bawah ini.

Anak-anak

  • Lahir - 6 bulan: 40 mg
  • Bayi 6 - 12 bulan: 50 mg
  • Anak-anak 1 - 3 tahun: 15 mg
  • Anak-anak 4 - 8 tahun: 25 mg
  • Anak-anak 9-13 tahun: 45 mg
  • Gadis remaja 14-18 tahun: 65 mg
  • Remaja laki-laki 14-18 tahun: 75 mg

Dewasa

  • Pria di atas 18 tahun: 90 mg
  • Perempuan di atas 18 tahun: 75 mg
  • wanita hamil 14-18 tahun: 80 mg
  • wanita hamil di atas 18 tahun: 85 mg
  • wanita menyusui 14-18 tahun: 115 mg
  • Wanita menyusui lebih dari 18 tahun: 120 mg

Karena merokok bisa menghabiskannya vitamin C, maka orang yang merokok akan membutuhkan tambahan 35 mg vitamin C per hari. Adapun dosis yang dianjurkan untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit kebanyakan menggunakan dosisi vitamin C sebanyak 500 - 1.000 mg per hari.

Efek Kekurangan Vitamin C

Memang tidak banyak kasus serius akibat kekurangan vitamin C, meskipun bukti menunjukkan bahwa banyak orang mungkin memiliki kadar vitamin C yang rendah dalam darahnya.

Salah satu fakta yang belum banya diketahui adalah merokok dapat menurunkan jumlah vitamin C dalam tubuh, sehingga perokok berada pada risiko kekurangan vitamin C.

Tanda-tanda kekurangan vitamin C termasuk rambut kering dan membelah; gingivitis (radang gusi) dan gusi berdarah; kulit kasar, kering, bersisik; penurunan tingkat penyembuhan luka, mudah memar; mimisan; dan kemampuan untuk menangkal infeksi menurun. Suatu bentuk parah dari kekurangan vitamin C dikenal sebagai penyakit scurvy.

Rendahnya kadar vitamin C dalam tubuh telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, stroke, beberapa jenis kanker, dan aterosklerosis, penumpukan plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Mendapatkan cukup vitamin C dari makanan - dengan makan banyak buah dan sayuran - dapat membantu mengurangi risiko pengembangan beberapa kondisi ini. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa hanya mengonsumsi suplemen vitamin C akan membantu atau mencegah kondisi ini.

Peringatan

Karena potensi efek samping dan interaksi dengan obat, maka Anda harus mengambil suplemen hanya di bawah pengawasan dari petugas kesehatan yang kompeten.
  • Suplemen vitamin C memiliki efek diuretik, yang berarti membantu tubuh menyingkirkan kelebihan cairan. Pastikan untuk minum banyak cairan ketika mengonsusmi suplemen vitamin C.
  • Sebagian besar vitamin C komersial terbuat dari jagung. Orang yang sensitif terhadap jagung harus mencari sumber alternatif, seperti sagu.
  • Vitamin C meningkatkan jumlah zat besi yang diserap dari makanan. Orang dengan hemochromatosis, kondisi warisan di mana terlalu banyak zat besi menumpuk di dalam tubuh, tidak harus mengambil suplemen vit. C.
  • Vitamin C umumnya dianggap aman karena tubuh akan membuangnya ketika berlebihan. Tetapi pada dosis tinggi (lebih dari 2.000 mg per hari) dapat menyebabkan diare, perut kembung, atau sakit perut. Jika Anda mengalami efek samping, kurangi dosis vitamin C.
  • Orang dengan masalah ginjal harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengambil vitamin C.
  • Orang yang merokok atau menggunakan nikotin mungkin membutuhkan lebih banyak vitamin C karena nikotin membuat vitamin C kurang efektif dalam tubuh.
  • Orang dengan anemia sel sabit, serta orang-orang dengan gangguan metabolisme yang disebut G6PD, berpotensi dapat memiliki efek samping yang serius ketika mengambil vitamin C dosis tinggi.
  • Thalassemia dan pasien hemochromatosis bisa terpengaruh secara negatif oleh peningkatan penyerapan zat besi, yang mungkin terjadi akibat suplementasi vitamin C.
  • Vitamin ini dapat meningkatkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Pada wanita yang lebih tua dengan diabetes, dosis vitamin C di atas 300 mg per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung.
  • Jika Anda sedang dirawat untuk kanker, berbicara dengan onkologi Anda sebelum mengambil suplemen vitamin C. Karena dapat berpotensi berinteraksi dengan beberapa obat kemoterapi.

Kemungkinan Interaksi

Jika Anda sedang dirawat dengan salah satu obat berikut, Anda tidak boleh menggunakan suplemen vitamin C tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter:
  • Aspirin dan obat anti-inflammatory drugs (NSAID) - Aspirin dan NSAID dapat menurunkan kadar vitamin C dalam tubuh, begitu pula sebaliknya, dosis tinggi vitamin C dapat menurunkan kadar obat ini dalam tubuh.
  • Acetaminophen (Tylenol) - dosis tinggi vitamin C dapat mengurangi jumlah acetaminophen yang terlarut dalam urin, sehingga dapat menyebabkan kadar obat ini meningkat dalam darah.
  • Antasida yang mengandung aluminium - Vitamin C dapat meningkatkan jumlah aluminium yang diserap oleh tubuh, yang dapat menyebabkan efek samping obat ini lebih buruk.
  • Barbiturat - barbiturat dapat mengurangi efek dari vitamin C. Obat ini termasuk fenobarbital (Luminal), pentobarbital (Nembutal), dan seconobarbital (Seconal).
  • Obat kemoterapi - Sebagai antioksidan, vitamin C dapat mengganggu efek dari beberapa obat kemoterapi. Namun, beberapa peneliti berspekulasi bahwa vitamin C dapat membantu membuat kemoterapi lebih efektif. Jika Anda sedang menjalani kemoterapi, janganmengambil vitamin C atau suplemen lainnya tanpa berbicara dengan dokter.
  • Kontrasepsi oral (pil KB) dan terapi penggantian hormon (HRT) - Vitamin C dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen ketika diambil dengan obat ini. Estrogen oral juga dapat mengurangi efek dari vitamin C dalam tubuh.
  • Tetracycline - Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin C dengan antibiotik tetrasiklin dapat meningkatkan kadar obat ini. Hal ini juga dapat mengurangi efek dari vitamin C dalam tubuh.
Jika memungkinkan, lebih baik mengonsumsi vitamin C dalam bentuk alami melalui buah dan sayur daripada menggunaka suplemen.

16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app