Apakah Perlu Pemberian Antibiotik Pada Pasien Asma?

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apakah Perlu Pemberian Antibiotik Pada Pasien Asma?

Asma adalah kondisi pernapasan jangka panjang yang umumnya menyerang orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia. Seorang penderita asma dapat mengalami perburukan gejala jangka pendek, yang sering dikenal sebagai eksaserbasi (atau serangan asma). 

Eksaserbasi biasanya diobati dengan meningkatkan dosis obat seseorang (misalnya memberikan tablet steroid selama beberapa hari). 

Terkadang eksaserbasi dapat dipicu oleh infeksi seperti virus. Kadang-kadang, infeksi bakteri di paru-paru atau saluran udara dapat menyebabkan eksaserbasi.

Studi pada tahun 2018 yang diterbitkan dalam cochrane.com menemukan sejumlah kecil bukti yang menunjukkan bahwa antibiotik dapat meningkatkan gejala dan hasil tes pernapasan dibandingkan tanpa pemberian antibiotik.

Penelitian tersebut juga menemukan bukti yang sangat terbatas bahwa antibiotik dapat membantu orang yang mengalami serangan asma. 

Hingga saat ini, belum ada informasi yang cukup untuk dapat menyimpulkan bahwa penggunaan antibiotik dapat berpengaruh pada penanganan asma baik dalam segi negatif maupun dalam segi positif. 

Bahaya menggunakan Antibiotik tanpa indikasi yang jelas

Dokter meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri. Walaupun sebagian besar efek samping yang terkait dengan penggunaan antibiotik tidak mengancam jiwa. 

Dalam beberapa kasus, antibiotik dapat menyebabkan efek samping yang cukup parah, seperti reaksi anafilaksis.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC), efek samping terhadap penggunaan antibiotik bertanggung jawab atas 1 dari 5 kasus di Unit Gawat Darurat yang berkaitan dengan pengobatan. 

Oleh karena itu disarankan bagi Anda untuk menghindari penggunaan antibiotik tanpa saran dari dokter.

Efek samping umum dari penggunaan Antibiotik

Sesuai dengan namanya, obat antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi akibat biota (organisme). 

Oleh karena itu, karena sebagian besar kasus asma disebabkan oleh peradangan saluran pernafasan akibat reaksi alergi, penggunaan obat antibiotik pada kasus asma biasanya tidak diberikan kecuali dengan pertimbangan dokter.

Pemberian antibiotik secara terus menerus akan menyebabkan resistensi terhadap obat antibiotik. Selain itu, pemberian antibiotik tanpa indikasi yang jelas dapat menyebabkan efek samping yang merugikan pada beberapa orang.  Efek samping yang paling sering muncul akibat penggunaan antibiotik meliputi :

Masalah Pencernaan

Masalah pada sistem pencernaan adalah salah satu efek samping yang paling sering dilaporkan dari penggunaan antibiotik. Gejala masalah pencernaan meliputi:

Sebagian besar masalah pencernaan hilang begitu seseorang berhenti minum antibiotik. Siapa pun yang mengalami gejala parah atau persisten harus segera berhenti minum antibiotik dan berkonsultasi dengan dokter.

Infeksi Jamur

Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri berbahaya. Namun, mereka terkadang membunuh bakteri baik yang melindungi tubuh dari infeksi jamur. Akibatnya, banyak orang yang minum antibiotik mengalami infeksi jamur pada:

  • vagina
  • mulut
  • tenggorokan

Gejala infeksi jamur umumnya meliputi:

  • Gatal pada daerah vagina
  • Rasa sakit dan sensasi terbakar saat berhubungan intim dan saat kencing
  • Munculnya keputihan yang abnormal, biasanya berwarna putih ke abu-abuan dan kental
  • Demam dan menggigil
  • Munculnya lapisan putih tebal di mulut dan tenggorokan
  • Rasa sakit saat makan atau menelan
  • Bercak putih di tenggorokan, pipi, atap mulut, atau lidah
  • Kehilangan selera makan
  • Perasaan adanya kapas di dalam mulut

Interaksi obat

Beberapa obat umumnya dapat berinteraksi dengan antibiotik tertentu. Misalnya :

Jika Anda sedang perawatan dengan mengkonsumsi obat-obatan lain, Anda harus memberi tahu dokter atau apoteker mengenai semua obat yang Anda gunakan untuk membantu menghindari terjadinya interaksi. 

Fotosensitivitas

Kebanyakan jenis antibiotik membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari (fotosensitif).

Perubahan Warna Pada Gigi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 3 hingga 6 persen orang yang menggunakan tetrasiklin akan memiliki noda pada lapisan email gigi mereka. 

Perubahan warna gigi tidak dapat dikembalikan seperti semula pada orang dewasa karena gigi mereka tidak dapat tumbuh kembali. 


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Antibiotics in asthma exacerbation: lack of value, increased costs. PharmacoEcon Outcomes News 821, 6 (2019). https://doi.org/10.1007/s40274-019-5623-1. Springer Link. (Accessed via: https://link.springer.com/article/10.1007/s40274-019-5623-1)
Camargo, C., Rachelefsky, G., & Schatz, M. (2009). Managing Asthma Exacerbations in the Emergency Department: Summary of the National Asthma Education and Prevention Program Expert Panel Report 3 Guidelines for the Management of Asthma Exacerbations. Proceedings Of The American Thoracic Society, 6(4), 357-366. https://doi.org/10.1513/pats.p09st2. ATS Journals. (Accessed via: https://www.atsjournals.org/doi/full/10.1513/pats.P09ST2)
Acute exacerbations of asthma in adults: Home and office management. UpToDate. (Accessed via: https://www.uptodate.com/contents/acute-exacerbations-of-asthma-in-adults-home-and-office-management)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app