Keputihan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 18, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mei 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa itu keputihan?

Keputihan adalah suatu keadaan di mana adanya lendir putih atau bening yang keluar dari organ intim kewanitaan seorang perempuan, yaitu melalui vagina tanpa bisa dikendalikan oleh tubuh. 

Keputihan juga dikenal dengan istilah fluor albus, leukorea, ataupun white discharge yang merupakan suatu kondisi gejala yang ditandai dengan adanya cairan yang keluar dari vagina, tetapi bukan berupa darah berwarna merah. Meski namanya keputihan, tetapi terkadang cairan yang keluar tidak selalu berwarna putih.

Mengenai keputihan

Penyebab dan gejala keputihan

Secara normal, keputihan terjadi pada wanita karena lendir yang dikeluarkan melalui vagina merupakan lendir hasil produksi dari kelenjar dalam vagina dan leher rahim (serviks) yang membawa bakteri dan sel-sel mati keluar dari dalam serta membantu membuat organ vagina tetap bersih. 

Lendir yang normal dan sehat ialah lendir yang berwarna bening atau putih bening di mana lendir sehat juga tidak disertai dengan adanya bau dan gatal ataupun rasa perih di area vagina. Umumnya wanita akan mengalami keputihan saat sedang mendekati masa menstruasi, masa subur, sedang hamil atau sedang menyusui yang disebabkan oleh faktor perubahan hormon. Keputihan sendiri dibagi berdasarkan jenisnya, yakni keputihan normal dan keputihan yang tidak normal.

1. Keputihan normal (leukorea fisiologis) 

Ciri-ciri keputihan normal, di antaranya:

  • Memiliki warna bening atau putih susu dengan tekstur tebal dan lengket menjelang masa menstruasi, ovulasi, atau masa subur
  • Tidak menimbulkan gatal, tidak panas, tidak berbau, tidak mewarnai pakaian dalam

Keputihan normal dapat terjadi karena kelenjar serviks menghasilkan cairan jernih dan bercampur dengan bakteri (flora normal), sel-sel vagina yang telah mati dan terlepas, serta sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu, di vagina juga terdapat flora normal yang menghasilkan sekret (cairan) dan merupakan sesuatu yang normal bahkan berfungsi sebagai pembersih, pelicin, dan pertahanan alami dari berbagai infeksi yang mungkin terjadi.

Baca juga: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Infeksi Vagina

Dalam kondisi normal, cairan yang keluar akan tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering. Sekret ini non-iritan (tidak mengiritasi), tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Leukorea fisiologis atau keputihan normal biasanya muncul mendekati waktu ovulasi, adanya rangsangan seksual, menjelang dan sesudah menstruasi, atau karena pengaruh hormon pada masa kehamilan.

2. Keputihan tidak normal (leukorea patologis) 

Ciri-ciri keputihan tak normal, antara lain: 

  • Keputihan disertai dengan lendir berewarna cokelat dan mengandung darah, biasanya dapat menjadi suatu tanda dan indikasi adanya kanker serviks atau leher rahim
  • Keputihan yang disertai oleh rasa sakit saat buang air kecil dan suka ada darah walau si wanita sedang tidak menstruasi atau bahkan setelah berhubungan seksual bisa menjadi tanda bahwa ada penyakit menular seksual sepert gonore chlamydia
  • Keputihan yang berwarna hijau ataupun kuning yang biasa disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis dan menyebabkan penyakit trikomoniasis. Umumnya bila menderita penyakit ini maka si wanita akan merasakan rasa perih saat buang air kecil, keputihan pun akan berbau amis

Penyebab keputihan patologik atau tidak normal di antaranya adanya peradangan pada rahim, leher rahim (serviks), vagina, dan vulva. Di samping itu, keputihan patologik juga dapat menandakan adanya tumor jinak atau ganas. 

Diagnosis keputihan

Untuk mengetahui diagnosis apakah terjadi keputihan yang normal atau tidak normal, maka diperlukan beberapa tahap pemeriksaan. Dalam kasus keputihan normal, kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya. Tetapi untuk keputihan tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Pemeriksaan darah, kimia darah, dan urin secara lengkap serta rutin
  • Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 %
  • Pewarnaan gram 
  • Test metilen blue
  • Pemeriksaan PH vagina
  • Kultur cairan/sekret vagina 
  • Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada saluran kencing 
  • Sitologi vagina 
  • Tes serologis untuk brucellosis dan herpes 
  • Vaginoskopi  
  • Ultrasonografi (USG) 
  • Rontgen (x-ray) bagian uterus dan pelvis 
  • Sitologi dan biopsi jaringan abnormal 
  • Pap smear

Baca juga: Kegunaan dan Prosedur Pap Smear

Pencegahan keputihan

Menjaga kebersihan organ intim kewanitaan merupakan suatu hal yang wajib dan mutlak dilakukan, terutama kebersihan diri merupakan salah satu kunci utama dalam mencegah masalah kesehatan dan menghindari risiko infeksi. Beberapa cara mencegah keputihan, di antaranya:

  • Selalu bersihkan area intim kewanitaan dengan air bersih dan sabun terutama setelah buang air kecil dan buang air besar
  • Hindari penggunaan sabun atau produk kewanitaan yang mengandung parfum karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam vagina
  • Ganti pembalut setiap 4 jam sekali ketika sedang menstruasi dan jaga kebersihan vagina agar tetap kering
  • Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang nyaman dan tidak terlalu ketat untuk menjaga kondisi area kewanitaan
  • Tidak bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual dan gunakan kondom untuk menghindari penularan penyakit menular seksual

Pengobatan keputihan

Ketika keputihan normal terjadi, maka hal tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Tetapi jika keputihan terjadi secara tidak normal (leukorea patologis)maka dibutuhkan bantuan medis melalui pemberian obat antibiotik maupun obat antijamur yang dapat membantu menghilangkan bakteri atau jamur penyebab keputihan.

Selain melakukan cara di atas, berikut ini juga merupakan salah satu cara alami dan tradisional yang juga dapat dicoba, yaitu dengan mencuci organ intim kewanitaan dengan air rebusan daun sirih beberapa waktu sekali. Jangan lupa untuk mengganti pakaian dalam setelah munculnya keputihan atau berada dalam kondisi basah, hal ini untuk menghindari keadaan lembap pada vagina.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Webmd, Vaginal Discharge (https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal), 25 February 2018.
Debra Rose Wilson, PhD, MSN, RN, IBCLC, AHN-BC, CHT, Vaginal Discharge (https://www.healthline.com/health/vaginal-discharge) 30 July 2018.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app